Jatiarjo, Prigen, Pasuruan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jatiarjo
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenPasuruan
KecamatanPrigen
Kode pos
67157
Kode Kemendagri35.14.10.2001
Luas-
Kepadatan-

Jatiarjo adalah desa di kecamatan Prigen, Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia.

Desa Jatiarjo . Desa ini terdiri dari tiga dusun, yaitu dusun Tonggowa, dusun Tegal Kidul, dan dusun Cowek. Desa Jatiarjo merupakan desa yang berada di kaki gunung Arjuno. Desa ini terkenal akan keindahan panorama alamnya yang sangat asri dan berhawa sejuk. Karena keindahan dan keasrian alamnya, di desa ini terdapat sebuah tempat wisata yang sangat terkenal yaitu Taman Safari Indonesia Prigen. Setiap akhir pekan jalan didesa ini sangat dipenuhi oleh kendaraan para pelancong yang ingin menikmati liburan di Taman Safari Indonesia. Di sepanjang jalan menuju Taman Safari Indonesia banyak dijumpai restoran, rumah makan, pusat oleh-oleh, serta penjual buah-buahan yang berjajar di kanan kiri jalan.

  • Sejarah

Menurut tetua dan tokoh masyarakat setempat, nama Jatiarjo berasal dari "Jati" dan "Rejo" yang diambil dari nama pohon jati dan rejo (bahasa Jawa) yang berarti pohon jati yang membuat sejahtera.

Sejarah desa Jatiarjo di mulai pada awal-awal masa penjajahan Belanda. Saat itu desa Jatiarjo masih berupa hutan jati, dimana belum ada satupun orang yang mendiami tempat itu.

Sekitar tahun 1800-an, para pemberontak asal pulau Madura yang kalah perang melawan penjajah Belanda banyak yang melarikan diri keberbagai tempat di Jawa Timur. Di Jawa Timur mereka berpencar, ada yang ke Problolingo, Jember, serta Pasuruan. Di Pasuruan, mereka lari bersembunyi di hutan-hutan dan gunung. Menurut cerita dari ImronTaneh, warga setempat, ada salah satu pemberontak yang bernama Mak Bujuk dan Bok Bujuk yang berasal dari Tanah Merah Bangkalan Madura melarikan diri ke hutan jati di kaki gunung Arjuno. Sejak saat itu Mak Bujuk dan Bok Bujuk tinggal di hutan itu. Pelan-pelan mereka berdua mulai membabat hutan, membuat tempat tinggal dan bercocok tanam. Tempat yang tadinya hutan belantara kini berubah menjadi pemukiman. Lambat laun banyak orang dari luar desa mendengar tentang keberadaan tempat itu, sehingga mereka mulai berdatangan untuk menetap di desa tersebut. Maka sejak saat itu orang-orang mulai menamakan tempat itu sebagai Jatiarjo.

  • Potensi

Dengan panorama alamnya yang sangat indah yang berada dikaki gunung Arjuno, desa ini sangat cocok untuk di jadikan sebagai desa wisata. Belum lagi dengan keberadaan Taman Safari Indonesia II semakin mengukuhkan desa ini sebagai tujuan wisata yang layak untuk dikunjungi.

Selain Pariwasata, desa ini juga memiliki tanah yang subur yang cocok untuk pertanian. Berbagai macam species tanaman dapat tumbuh dengan baik di desa ini, seperti berbagai jenis palawija, umbi-umbian, kacang-kacangan, segala jenis sayuran, serta tumbuhan keras semacam mahoni dan albasia.

  • Agama dan Kepercayaan

Sebelum agama Islam datang, masyarakat desa Jatiarjo memeluk agama dan kepercayaan para Leluhurnya yaitu Hindu dan Animisme. Ini di buktikan dengan keberadaan situs-situs pemujaan dan arca di sekitar gunung Arjuna. Sampai saat ini situs-situs dan tempat pemujaan itu masih sering dikunjungi para peziarah dan pelancong. Kini situs dan tempat pemujaan itu telah di tetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah kabupaten Pasuruan.

Sekitar tahun '60-an, dua ulama besar dan tokoh masyarakat setempat, Kyai Kholil beserta Kyai Musallam, mendirikan sebuah langgar atau Mushola di Dusun Tonggowa. Langgar atau Mushola tersebut didirikan bertujuan untuk dijadikan sebagai tempat ibadah sekaligus tempat belajar agama Islam. Pada saat itu langgar masih sepi dari aktivitas baik pengajian dan ibadah, tapi dengan kegigihan dua ulama tersebut lambat laun banyak masyarakat Tonggowa yang datang untuk belajar agama dan beribadah. Sejak saat itu masyarat Tonggowa yang dulunya menganut animisme beralih memeluk agama Islam. Setelah masyarakat dusun Tonggowa memeluk Islam, Kyai Kholil dan Kyai Musallam lalu menyebarkan Islam ke dusun Cowek dan Tegal kidul. Akhirnya dengan kegigihan dan kearifan kedua ulama tersebut, seluruh dusun di desa Jatiarjo memeluk agama Islam.


  • Mata Pencaharian

Karena tanahnya yang sangat subur, mayoritas warga Desa Jatiarjo bekerja sebagai Petani. Mereka menanami tanah mereka dengan berbagai macam jenis tanaman. Saat panen tiba, mereka pun menjual hasil panen ke pasar. Uang hasil penjualan dari ladang tersebut di gunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Selain bertani, warga desa Jatiarjo ada yang berprofesi sebagai guru, buruh pabrik, buruh bangunan, pegawai negeri, dll.

Penulis[sunting | sunting sumber]

ImronTani