Jaringan adiposa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jaringan adiposa
Jaringan adiposa adalah salah satu jenis utama jaringan ikat
Pelafalan/ˈædɪˌps/ simak
Pengidentifikasi
MeSHD000273
FMA20110
Daftar istilah anatomi

Jaringan adiposa (atau yang juga dikenal sebagai lemak tubuh), adalah sejenis jaringan ikat longgar yang sebagian besar terdiri dari adiposit.[1][2] Jaringan ini juga mengandung pecahan vaskuler stroma (stromal vascular fraction, SVF) sel-sel, seperti preadiposit, fibroblas, sel endotelial vaskuler, dan beragam jenis sel kekebalan tubuh seperti makrofag jaringan adiposa. Peran utama jaringan ini adalah untuk menyimpan energi dalam bentuk lipid, namun jaringan ini juga dapat menginsulasi tubuh dan berperan sebagai bantalan.

Sebelumnya jaringan ini dianggap lembam secara hormon. Namun tahun-tahun belakangan telah mengenali jarinagn ini sebagai sebuah organ endokrin besar,[3] karena mereka dapat memproduksi hormon seperti leptin, estrogen, resistin dan sitokin (terkhususnya TNF-alfa).[2] Pada obesitas, jaringan adiposa terlibat dalam pelepasan penanda pro-inflamasi kronis yang dikenal dengan nama adipokin, yang bertanggungjawab pada perkembangan sindrom metabolik, yaitu beragam jenis penyakit seperti diabetes melitus tipe 2, penyakit kardiovaskular dan aterosklerosis.[4]

Jaringan adiposa berasal dari (derivat dari) preadiposit, dan formasinya tampaknya sebagian dikontrol oleh gen adiposa. Dua jenis jaringan adiposa adalah jaringan adiposa putih yang menyimpan energi, dan jaringan adiposa cokelat, yang menghasilkan panas tubuh. Jaringan adiposa (lebih tepatnya yang cokelat) pertamakali diidentifikasi oleh naturalis Swiss Conrad Gessner pada 1551.[5]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Birbrair A, Zhang T, Wang ZM, Messi ML, Enikolopov GN, Mintz A, Delbono O (August 2013). "Role of pericytes in skeletal muscle regeneration and fat accumulation". Stem Cells and Development. 22 (16): 2298–2314. doi:10.1089/scd.2012.0647. PMC 3730538alt=Dapat diakses gratis. PMID 23517218. 
  2. ^ a b Ye RZ, Richard G, Gévry N, Tchernof A, Carpentier AC (January 2022). "Fat Cell Size: Measurement Methods, Pathophysiological Origins, and Relationships With Metabolic Dysregulations". Endocrine Reviews. 43 (1): 35–60. doi:10.1210/endrev/bnab018. PMC 8755996alt=Dapat diakses gratis Periksa nilai |pmc= (bantuan). PMID 34100954 Periksa nilai |pmid= (bantuan). 
  3. ^ Kershaw EE, Flier JS (June 2004). "Adipose tissue as an endocrine organ". The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism. 89 (6): 2548–2556. doi:10.1210/jc.2004-0395alt=Dapat diakses gratis. PMID 15181022. 
  4. ^ Mancuso P (May 2016). "The role of adipokines in chronic inflammation". ImmunoTargets and Therapy. 5 (2016): 47–56. doi:10.2147/ITT.S73223alt=Dapat diakses gratis. PMC 4970637alt=Dapat diakses gratis. PMID 27529061. 
  5. ^ Cannon B, Nedergaard J (August 2008). "Developmental biology: Neither fat nor flesh". Nature. 454 (7207): 947–948. Bibcode:2008Natur.454..947C. doi:10.1038/454947aalt=Dapat diakses gratis. PMID 18719573.