Jambu, Mlonggo, Jepara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jambu
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenJepara
KecamatanMlonggo
Kode pos
59452
Kode Kemendagri33.20.07.2011
Luas585.685 Ha
Jumlah penduduk10.790 jiwa
Kepadatan500 jiwa / km2


Jambu adalah sebuah desa di kecamatan Mlonggo, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Dahulu di sebuah dukuh yang bernama Sentono, hiduplah seorang ulama yang bernama Ki Agung Alim. Dia mempunyai dua orang istri yaitu Nyi Ronggo Winih dan Nyi Kayu Wayang. Dia juga mempunyai teman seekor harimau besar yang diberi nama Ki Celeng atau Ki Loreng. Cerita ini berawal ketika Ki Agung Alim bertemu dengan Ki Honggo Pati atau Ki Halonggo Pati, yang seorang kesatria atau prajurit dari kerajaan Mataram pada masa Sultan Agung. Ki Honggo Pati adalah orang yang gigih dalam memerangi penjajahan Belanda. Ia juga anak buah dari Pangeran Kajoran, seorang senopati Mataram yang ditugaskan untuk memerangi kompeni yang ada di pulau Jawa bagian utara, salah satunya Jepara.

Pada waktu itu Ki Honggo Pati baru saja berhasil mengalahkan pasukan kompeni Belanda di Jepara bagian utara dengan dibantu oleh masyarakat di daerah itu. Dalam pertemuan Ki Ageng Alim dan Ki Honggo Pati itu, Ki Agung Alim menyarankan kepada Ki Honggo Pati untuk bersyukur kepada yang Maha Kuasa. Kemudian Ki Honggo Pati meminta kepada Ki Agung Alim supaya dibuatkan tumpeng yang besar, maka Ki Agung Alim segera pulang dengan menaiki Ki Loreng, menuju rumahnya.

Sesampai di rumah, Ki Agung Alim segera mempersiapkan segala kebutuhan syukuran dengan memerintahkan para santrinya. Dalam waktu satu malam persiapan itupun selesai, sehingga salah satu santrinya segera menghadap Ki Agung Alim. "Assalaamu'alaikum Ki...", sapa santri. Ki Agung Alim pun menjawab, " Wassalaamu'alaikum, bagaimana santri, sudah siap semua?". Sampun Ki, tapi maaf Ki, ikannnya belum ada Ki..", jawab santri sambil membungkukkan badan. " Lho, terus bagaimana?", kata Ki Agung Alim sambil berfikir. Sudah, cepat kamu ke pinggir laut menunggu orang mancing!", lanjut Ki Agung Alim. Begitu tahu maksud Ki Agung Alim maka santri segera menjawab, "Injih Ki", sambil bergegas pergi meninggalkan Ki Agung Alim. Sesampai di pinggir laut santri tersebut menunggu pemancing yang pulang membawa ikan. Namun seharian penuh menunggu, tidak satupun pemancing yang lewat, sampai santri itupun merasa kelaparan dan kehausan atau ngelak (jawa). Maka di kemudian hari tempat tersebut dikenal dengan nama dukuh Ngelak.

Dalam keadaan yang hampir putus asa dan hampir kembali ke Sentono, tiba-tiba lewatlah seorang pemancing yang membawa kepis besar berisi penuh ikan. Santri itupun segera menghampiri sambil bertanya, "Pak..pak, dapat ikan banyak ya...?". Karena santri itu menggunakan pakaian yang jelek, pemancing itupun khawatirkalau yang bertemu dengannya adalah orang jahat dan akan merampas ikannya, maka ia pun berbohong. "Tidak, Tidak dapat ikan!" jawab pemancing. Santri bertanya lagi, "Lha di kepis itu apa pak?". Ini bukan ikan, tapi gathel (buah putri ayu)", jawab pemancing. "Ah masak, bapak bohong ya?" tanya santri lagi semakin penasaran. "Tidak nak, saya tidak bohong. Di dalam kepis ini benar-benar gathel kok!" jawab pemancing sambil cepat-cepat berlalu. Dan santri membalas, "Ya sudah pak, terima kasih..."

Hingga hari gelap tidak ada juga pemancing yang lewat. Santri itupun pulang dan menghadap Ki Agung Alim. "Bagaimana santri? sudah dapat ikannya? kok sampai hampir gelap baru pulang..", tanya Ki Agung Alim pada santrinya. Santri menjawab, "belum Ki". "Lho apa tidak ada pemancing?" tanya Ki Agung Alim lagi. "Ada satu Ki, walaupun kepisnya kelihatan berat, tetapi katanya tidak dapat ikan malah dapat gathel", jawab santri sambil menunduk. "Apa, gathel?", tanya Ki Agung Alim tidak percaya.

Karena merasa dibohongi, Ki Agung Alim pun sangat kecewa dan marah. Seketika itu, tiba-tiba datanglah angin yang sangat besar sehingga semua peralatan dapur yang digunakan memasak kebutuhan tumpengpun kocar-kacir. Hanya tersisa tiga batu tumangnya saja yaitu watu tumang yang saat ini berada di tengah persawahan di desa Sinanggul Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara.

Peralatan dapur yang lainnya tersebar di mana-mana. Dandangnya jatuh di daerah yang sekarang dikenal dengan nama Jambu Sedandang. Piringnya jatuh di daerah yang sekarang menjadi Jambu Ujung Piring. Kekepnya jatuh di daerah yang sekarang bernama Jambu Sekekep. Lampingnya jatuh di daerah yang sekarang bernama Jambu Kedung Lamping dan pasonya jatuh di daerah yang sekarang bernama Jambu Kedung Paso. Nasi tumpengnyapun berubah menjadi gunung yang sekarang di kenal dengan gunung tumpeng. Sedangkan tempat di mana Ki Honggo Pati membuat syukuran, dikemudian hari dikenal dengan nama Sekuro.

Sedangkan pemancing yang tadi berbohong kepada santri, sesampainya di rumah semua ikannya berubah menjadi buah gathel. Pemancing itupun terkejut serta takut, kemudian segera menemui Ki Agung Alim untuk minta maaf.

Walapun tumpeng gagal dibuat, Ki Agung Alim tetap menemui Ki Honggo Pati di rumahnya untuk minta maaf dengan ditemani Ki Loreng. Sesampai di halaman rumah Ki Honggo Pati, ternyata sudah ada banyak orang yang menunggu dengan membawa makanan dan buah-buahan untuk mengikuti acara syukuran. Hingga sekarang halaman rumah Ki Honggo Pati tetap ramai karena menjadi sebuah pasar yang diberi nama Pasar Honggo Sari atau Longgo Sari atau Mlonggo Sari. Pada masa Bapak Sukahar menjabat Bupati Jepara, pasar itu diubah menjadi pasar Mlonggo, Jepara .

Setelah Ki Agung Alim bertemu Ki Honggo Pati dan meminta maaf, acara syukuran tetap dilaksanakan dengan ala kadarnya walaupun tanpa tumpengan. Untuk menjaga serangan dari kompeni Belanda maka Ki Agung Alim menugaskan Ki Loreng untuk mengawasi di penyeberangan yaitu di sungai di daerah yang sekarang bernama Sinanggul Mlonggo. Entah apa yang dikatakan Ki Agung Alim pada Ki Loreng, hingga sekarang Harimau tersebut masih patuh dan berubah menjadi batu besar yang bentuknya mirip sekali dengan Harimau. Batu tersebut dikenal dengan nama Watu Celeng. Wallahu a'lamu bisshowaab.[1]

Kondisi Geografis[sunting | sunting sumber]

Berdasar letak geografis wilayah, desa Jambu berada di sebelah utara Ibu kota Kabupaten Jepara.[2] Desa Jambu merupakan salah satu desa di Kecamatan Mlonggo, Jepara,[3] dengan jarak tempuh ke Ibu kota Kecamatan 0,5 Km, dan ke Ibu Kota Kabupaten 10 Km, dan dapat ditempuh dengan kendaraan ± 30 menit. Desa ini berbatasan dengan Laut jawa di sebelah barat, disebelah utara berbatasan dengan desa Srobyong, sebelah selatan dengan Sinanggul dan di sebelah timur dengan Sekuro Luas wilayah daratan Desa Jambu adalah 568.685 Ha dengan panjang pantai 1,0 Km. Luas lahan yang ada terbagi dalam beberapa peruntukan, dapat dikelompokan seperti untuk fasilitas umum, pemukiman, pertanian, kegiatan ekonomi dan lain-lain.

Secara Administratif wilayah Desa Jambu terdiri dari 44 RT, dan 8 RW, meliputi 8 dukuh

Secara Topografi, Desa Jambu dapat dibagi dalam 2 wilayah, yaitu wilayah pantai di bagian barat, wilayah daratan rendah di bagian Timur. Dengan kondisi topografi demikian, Desa Jambu memiliki variasi ketinggian antara 0,0 m sampai dengan 75 m dari permukaan laut. Daerah terendah adalah di wilayah RT 30/06, 18/04, 28/06, 05/06 dan daerah yang tertinggi adalah di wilayah RT 31-37 RW 08 yang merupakan daerah daratan

Demografi[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan Data Administrasi Pemerintahan Desa, jumlah penduduk yang tercatat secara administrasi, berjumlah 10.014 jiwa tahun 2007 meningkat menjadi 10.350 pada tahun 2008 dan pada tahun 2009 .naik menjadi 10.788. Dengan rincian penduduk berjenis kelamin Laki-laki, berjumlah 4987 jiwa meningkat pada tahun 2007 menjadi 5408 pada tahun 2009, sedangkan berjenis kelamin perempuan berjumlah 5027 jiwa pada tahun 2007 meningkat menjadi 5386 pada tahun 2009 secara rinci dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini

Tabel 1 Perkembangan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Jambu Tahun 2006 - 2009[4]

No Jenis Kelamin Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
1 laki-laki 4.795 4.987 5.188 5.408 5.587
2 Perempuan 4.862 5.027 5.167 5.386 5.570
3 Jumlah 9.657 10.014 10.355 10.788 11.157

Seperti terlihat dalam tabel di atas, menunjukan adanya peningkatan jumlah penduduk tahun 2011 naik 3,29 % tahun 2012 naik 4 %, sedangkan dilihat proporsi penduduk tercatat jumlah total penduduk Desa Jambu, sebanyak 10.788 jiwa, terdiri dari laki-laki 5.408 jiwa atau 50,12 % dari total jumlah penduduk yang tercatat. Sementara perempuan 5386 jiwa atau 49,8 % dari total jumlah penduduk yang tercatat. Agar dapat mendiskripsikan lebih lengkap tentang informasi keadaan kependudukan di Desa Jambu dilakukan identifikasi jumlah penduduk dengan menitik beratkan pada klasifikasi usia dan jenis kelamin. Sehingga akan diperoleh gambaran tentang kependudukan Desa Jambu yang lebih komprehensif. Untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan deskripsi tentang jumlah penduduk di Desa Jambu berdasarkan pada usia dan jenis kelamin secara detail dapat dilihat dalam lampiran tabel berikut ini:

Tabel 2: Jumlah Penduduk Berdasarkan Stuktur Usia Tahun 2013.(Desember)

No Kelompok Usia L P Jumlah Prosentase (%)
1 0-4 678 680 1358 13%
2 5-9 635 638 1273 13%
3 10-14 617 616 1233 12%
4 15-19 592 593 1185 12%
5 20-24 541 552 1093 11%
6 25-29 514 552 1066 11%
7 30-39 479 483 962 10%
8 40-49 453 441 894 9%
9 50-59 302 284 586 6%
10 > 60 254 203 457 5%
JUMLAH 5065 5042 10107 100%

Dari total jumlah penduduk Desa Jambu., yang dapat dikategorikan kelompok rentan dari sisi kesehatan mengingat usia yaitu penduduk yang berusia >60 tahun, jumlahnya mencapai 5 %. usia 0- 4 tahun ada 13 %, sedangkan 5-9 tahun, ada 13 %.

Perekonomian Desa[sunting | sunting sumber]

Secara umum kondisi perekonomian desa Jambu di topang oleh beberapa mata pencaharian warga masyarakat dan dapat teridentifikasi kedalam beberapa bidang mata pencaharian, seperti: petani, buruh, petani,PNS/TNI/Polri, karyawan swasta, pedagang, wirausaha, pensiunan, buruh bangunan/tukang, petemak. jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3: Perkembangan Jumlah Penduduk Desa Jambu Menurut Mata Pencaharian Tahun 2008 – 2009

No PEKERJAAN Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
1 Petani 241 247 255 ....
2 Buruh tani 35 32 27 ....
3 Petemakan 14 15 23 ....
4 Pedagang 1314 1354 1431 ....
5 Wirausaha 714 758 804 ....
6 Karyawan Swasta 478 497 536 ....
7 PNS/POLRI dan TNI 189 201 218 ....
8 Pensiunan 68 71 78 ....
9 Tukang Bangunan 237 241 250 ....
10 Tukang kayu/ukir 97 114 125 ....
11 Nelayan 1038 1047 1052 ....
12 Angkutan 67 71 80 ....
13 Lain-lain 31 41 50 ..
JUMLAH 4532 4689 4930 ..

Gambaran Perkembangan Perekonomia desa Jambu Tahun 2007-2009

No Uraian Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
1 Angkutan Pedesaan 3 4 5 ....
2 Kendaraan Roda 4 40 45 50 ....
3 Kedaraan Roda 2 1241 1274 1250 ..
4 KUD/Koperasi 5 5 5 ....
5 Luas tegalan 50 Ha 50 Ha 50 Ha
6 Produksi Padi 3400 Ton/Th 3450 Ton/Th 3500 Ton/Th
7 Produksi Jagung 8 Ton/Th 9 Ton/Th 10 Ton/Th
8 Produksi Kacang 5 Ton/Th 5 Ton/Th 5 Ton/Th
9 Produksi Ketela 3 Ton/Th 3 Ton/Th 3 Ton/Th
10 Produksi Pertanian Lainnya - - -
11 Produksi Perikanan darat/Laut 400Ton/Th 450 Ton/Th 500 Ton/Th
12 Ternak Besar/kerbau/sapi 40 ekor 45 ekor 50 ekor
13 Ternak kambing 300 ekor 325 ekor 350 ekor
14 Ternak Ayam 25.000 ekor 27000 ekor 30.000 ekor
15 Luas Pertambangan - - -
16 keluarga yang teraliri listrik 2701 KK 2741 KK 2780 KK
17 Jumlah Industri 10 10 10
18 Lain 2 - - -

Tabel 5 Pola Tata Guna Lahan desa Jambu

No Lahan Luas (ha) Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
2. Tegalan / Kebun 50 Ha 65 Ha
3. Sawah 265 Ha 265 Ha
4. Tambak 10 Ha 5 Ha
5. Hutan - -
6. Perkebunan 40 Ha 45 Ha
7. Industri 5 Ha 4 Ha
8 Bendung 1 1
9 Irigasi Tersier 25 Ha 25 Ha
10 Irigasi Sekunder 15 Ha 15 Ha

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat kesadaranan masyarakat pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya, Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan. Tingkat kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan. Dan pada gilirannya mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru. Dengan sendirinya akan membantu program pemerintah untuk pembukaan lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran. Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam sistematika pikir atau pola pikir individu, selain itu mudah menerima informasi yang lebih maju. Dalam rangka memajukan pendidikan, Desa Jambu akan secara bertahap merencanakan dan mengganggarkan bidang pendidikan baik melalui ADD, swadaya masyarakat dan sumber-sumber dana yang sah lainnya, guna mendukung program pemerintah yang termuat dalam RPJM Daerah Kabupaten Jepara. Untuk melihat taraf/tingkat pendidikan penduduk Desa Jambu, jumlah angka putus sekolah serta jumlah sekolah dan siswa menurut jenjang pendidikan, dapat dilihat di tabel di bawah ini

Tabel: Perkembangan Penduduk Desa Jambu Menurut Pendidikan Terakhir Tahun 2007– 2009

No Pendidikan Jumlah Tahun 2011 Jumlah Tahun 2012 Jumlah Tahun 2013
1. Tamatan Sekolah non formal dan Belum Sekolah 3251 3284 1774
2 Tamat Sekolah SD 997 1084 3508
3 Tamat Sekolah SLTP 1087 1145 1201
4 Tamat SMU 187 190 1251
5 Akademi/DI/DII/DIII 41 45 203
6 Strata I 21 25 316
7 Strata II 7 9 22
8 Strata III 0 0 0
Jumlah 5591 5782 11567

Tabel: Angka Putus Sekolah

No Tahun SD/MI SMP/MTs SMA/MA
1. 2010 0 Siswa 12 Siswa 40 Siswa
2 2011 0 Siswa 8 Siswa 30 Siswa
3 2012 0 Siswa 5 Siswa 25 Siswa
4 2013 o Siswa 2 Siswa 0 Siswa


Tabel: Jumlah sekolah dan siswa menurut jenjang pendidikan Tahun 2011- 2013 Jenjang Pendidikan Tahun 2011 Tahun2012. Tahun 2013 s/d November

No TINGKATAN SEKOLAH JUMLAH SEKOLAH NEGERI JUMLAH SISWA NEGERI JUMLAH SEKOLAH SWASTA JUMLAH SISWA SWASTA
1. Taman Kanak-Kanak 0 0 Siswa 3 100 Siswa
2 Sekolah Dasar / MI 4 800 SISWA 4 800 Siswa
3 SMP / MTs 0 0 Siswa 2 700 Siswa
4 SMU / SMK / MA 0 0 Siswa 1 1500 Siswa

Permasalahan pendidikan secara umum antara lain masih rendahnya kualitas pendidikan, rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam pendidikan, terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan, rendahnya kualitas tenaga pengajar dan tingginya angka putus sekolah.

Kesehatan[sunting | sunting sumber]

Sarana dan prasarana Kesehatan yang ada di desa Jambu dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 9 Perkembangan Sarana Dan Prasarana Kesehatan

No Uraian Tahun 2010 Tahub 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
1. Puskesmas - - - -
2 Puskesmas Pembantu - - - -
3 Tenaga Medis di Puskesmas 2 2 3 3
4 Tenaga non medis di Puskesmas 2 3 3 3
5 Toko obat - - - -
6 Apotek 2 2 2 2
7 Dokter umum 1 1 1 1
8 Dokter gigi - - - -
9 Dokter Spesialis - - - -
10 Mantri Kesehatan 2 2 2 2
11 Bidan 1 1 1 2
12 Dukun Bayi Berijazah 3 3 3 4
13 Posyandu 5 5 5 5

Adapun jarak tempuh terjauh warga desa Jambu ke puskesmas/Puskesmas pembantu terdekat adalah 0,5 km atau 5 menit apabila ditempuh dengan berjalan kaki. Dan apabila menuju rumah sakit terdekat dapat ditempuh selama 15 menit.

Agama[sunting | sunting sumber]

Dilihat dari penduduknya, Desa Jambu mempunyai penduduk yang heterogen dilihat dari agama dan keyakinan mereka. Perkembangan pembangunan di bidang spiritual dapat dilihat dari banyaknya sarana peribadatan masing-masing agama. Dari hasil pendataan penduduk yang beragama islam, Kristen, Katholik, Budha, Hindu, Konghucu sebagaimana terlihat pada tabel sbb:

Tabel 10 Jumlah Pemeluk Agama dan Tempat Ibadah Tahun 2007-2013

No Agama Pemeluk Tempat ibadah Pemeluk Tempat ibadah Pemeluk Tempat ibadah Pemeluk Tempat ibadah
1. Islam 10510 40 10641 43 10761 45 11149
2. Kristen 48 1 50 1 54 1 53
3. Protestan 2 - 2 - 2 - -
4. Budha 3 - 3 - 3 - -
5. Hindu - - - - - - -
6. Konghucu - - - - - - -


 Masjid-Masjid yang ada di Desa Jambu
No Nama Masjid Lokasi Ketua Takmir Status Tanah Berdiri Tahun Keterangan
1 AL IHKLAS RT. 03/01 H. KASMURI Wakaf Tahun 2001 Sedang melaksanakan pembangunan Gapura Pintu masuk
2 BAITUL MUTTAQIN RT. 23/05 H. SULKHAN Wakaf - sertifikat 1981 Proses finishing pembangunan
3 ASY SUBAKIR RT.29/05 H. SOELBI Wakaf sertifikat 1997
4 BAITUR ROHMAN II RT. 32/07 A. MUTHOHAR
5 AT TAQWA RT. 36/07 DRS. NGADISO
6 BAITUR RAHMAN I RT. 39/08 H. SUGIWANTO
7 AL FALAQ RT.17/04 HASAN MUNDLOFAR Wakaf 2005


 Mushola-mushola yang ada di Desa Jambu
No Nama Mushola Lokasi Ketua Takmir Status Tanah Berdiri Tahun Keterangan
1 Al Rosyidin RT. 12/03 Ali Suahmad Wakaf Tahun
2 An Nur RT. 01/01 H. Nur Rochim
3 An Najah RT.02/01 H. Ali Shohib Hs.
4 At Taubah RT. 06/02 H. Muhadi, HS.
5 Asy Syuhada' RT. 07/02 Solechan
6 Nurul Hadi RT. 08/02 Jasin
7 Roudlotul Jannah RT.09/02 A. Noor Rofiq
8 Ar Ridlo RT. 11/03 Busiri
9 Darul Iksan RT.15/04 H. Ali Sokib
10 Darul Taufik RT.15/04 Mastur
11 Nurul Falah RT.16/04 Awaluddin
12 Nurul Fattah RT. 17/04 H. Mudakir
13 Sabilul Huda RT. 18/04 Sutrimo
14 Miftakhul Choir RT.20/04 A. Tas'an
15 Darul Iman RT. 20/04 Akmad Jadi
16 Darussalam RT. 21/05 Surono
17 Baitul Mukminin RT.22/05 H. Ali Judi
18 Assiddiqin RT.24/05 Matlekan
19 Al Amin RT. 25/05 Abdul Wakid
20 Baitul Ridwan RT. 26/06 Darwin
21 Nur Rohman RT. 27/06 Ali Ridho
22 Darussalam RT. 27/06 Dul Kalim
23 Al Muttaqin RT.27/06 Lakik
24 Al Ikhlas RT. 28/06 Hadi Tiyoso
25 Miftakul Jannah RT. 05/06 Midun
26 Darrul Jannah RT. 44/06 Dul Kamid
27 Darus Surur RT. 30/06 H. Sulaiman
28 Muttaqin RT. 31/07 H. Shulkhan
29 Nurul Hidayah RT. 34/07 Sukahar
30 Al Ikhlas RT. 35/07 Khumaidi
31 Al Hidayah RT. 36/07 Mustaqim
32 Al Muttaqin RT. 37/08 Tri Wijatmiko
33 Al Magfur RT. 38/08 Nur Kholis
34 Nurul Huda RT. 41/08 Khoirur Rozi
35 Darus Salam RT. 42/08 H. Sudargu
36 Al Istokomah RT. 43/08 Sholekhan


Data TPQ  di Desa Jambu Tahun 2013
No Nama TPQ Lokasi Kepala Sekolah Status Tanah Berdiri Tahun Keterangan
1 Hidayatuis Shibyan I RT. 03/01
2 Hidayatus Shibyan II RT. 40/08
3 Hidayatus Shibyan III RT.37/08
4 Roudhotul Qur'an RT. 25/05
5 As Syuhada RT. 07/02
6 Ainul Hidayah RT. 23/05
7 Nurul Furqon RT.29/06
8 Aisyiyah Al Kautsar RT. 36/07
9 Bahrul Ulum RT.31/07


 Data Ponpes  di Desa Jambu Tahun 2013
No Nama Ponpes Lokasi Kepala Sekolah Status Tanah Berdiri Tahun Keterangan
1 Matholibul Huda RT. 39/08
2 Nurul Furqon RT. 21/05
3 At Taqwa RT. 36/07
4 Gurosul Jannah RT. 26/05
5 As Syuhada RT. 07/02
6 Roudhotul Qur'an RT. 25/05

Kesejahteraan Sosial[sunting | sunting sumber]

Masalah kemiskinan dan pengangguran tetap meupakan salah satu masalah di Kabupaten Jepara pada umumnya. Demikian juga dengan Penyandang masalah kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya di desa Jambu Berikut data PMKS di Desa Jambu.

Tabel 11 Perkembangan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

No Uraian Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2013
1. Lanjut Usia telantar 30 25 20 20
2. Anak telantar 25 20 15 0
3. Keluarga Miskin 250 220 200 893
4. Penyandang Cacat 5 5 7 -
5. Tuna Susila - - - - -
6. Gelandangan - - - - -
7. Pengemis - - - - -
8. Bekas Narapidana 2 2 2 - -

Prasarana dan Sarana Desa[sunting | sunting sumber]

Pembangunan Infrastruktur akan dihadapkan pada terbatasnya kemampuan Pemerintah Desa untuk menyediakannya. Pada sebagian infrastruktur, pihak Desa telah berhasil menghimpun swadaya masyarakat murni yang terkoordinir di masing-masing RT dan RW.

 Tabel 12
 Jumlah prasarana dan sarana desa
No Jenis prasarana & sarana desa Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
1. Jalan ber aspal 22 km 26 km 30 km
2. Jalan berbatu/tanah 10 km 9 km 8 km
3. Jembatan kecil 30 bh 40 bh 50 bh
4. Jembatan sedang/besar 4 bh 5 bh 5 bh
5. Bendungan 1 bh 1 bh 1 bh
6. Jaringan irigasi 12 km 14 km 16 km

Beberapa masalah infrastruktur yang perlu mendapat perhatian dan merupakan kebutuhan bagi masyarakat desa antara lain:

  1. 1. Perbaikan Jaringan Irigasi
  2. 2. Pembangunan jalan desa
  3. 3. Pembangunan saluran dan jembatan

Pemerintahan Umum[sunting | sunting sumber]

Untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya di sektor pemerintahan umum, Desa Jambu. telah sejak lama memberikan pelayanan antara lain berupa: pencatatan sipil/surat-surat keterangan perkawinan yang telah ter administrasi dengan baik. Selain itu guna memenuhi persyaratan administrasi perizinan, juga telah secara rutin memberikan surat keterangan usaha kepada warga masyarakat desa maupun pihak lain yang akan membuka usaha di desa Jambu Peng-administrasian perizinan juga telah dilakukan dengan baik, meskipun diperlukan penyempurnaan/perbaikan demi kepentingan kearsipan. Dalam hal melayani masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, di desa Jambu, telah/belum tersedia pasar desa Ketentraman dan ketertiban desa menjadi prioritas desa Jambu. Hal itu dikarenakan dengan terjaminnya ketentraman dan ketertiban wilayah akan berdampak pula dengan kondisi perekonomian masyarakat, kerukunan/kegotong royongan, dan kehidupan yang layak bagi masyarakat desa Jambu dan sekitarnya. Kesemuanya itu akan berdampak positif terhadap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan di desa Jambu

Berikut adalah daftar orang yang pernah menjabat Kepala Desa / Petinggi Desa Jambu

No. Nama Periode
1 Rojak Tahun 1945 sampai dengan Tahun 1974
2 Sumarto Tahun 1974 sampai dengan Tahun 1983
3 Sholikul Hadi Tahun 1983 sampai dengan Tahun 1984
4 Sumarto Tahun 1984 sampai dengan Tahun 1998
5 Suprapto Tahun 1998 Sampai Dengan Tahun 2010
6 Hasan Mudhofar S. Ip Tahun 2010 Sampai Dengan Tahun 2016

Arah kebijakan Keuangan Desa[sunting | sunting sumber]

Dalam struktur anggaran desa Jambu terdapat 7 pos pendapatan desa yang merupakan sumber keuangan desa. Lima tahun ke depan, pemerintah desa Jambu akan berupaya untuk menggali potensi pendapatan desa, disamping meningkatkan swadaya masyarakat untuk membangun daerahnya sendiri. Sumber-sumber pembiayaan desa dalam rangka pelaksanaan kegiatan pembangunan di Desa Jambu terdiri dari:

  1. Pendapatan Asli Desa (PADesa), terdiri dari:
  1. Tanah Kas Desa
  2. Pendapatan lain-lain
  1. Bagi Hasil Pajak Kabupaten;[5]
  2. Bagian dari Retribusi Kabupaten;
  3. Alokasi Dana Desa (ADD);[6]
  4. Bantuan Keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Desa lainnya;
  5. Hibah;
  6. Sumbangan Pihak Ketiga.

Secara umum kebijakan keuangan desa diarahkan pada peningkatan pendapatan desa dan peningkatan swadaya masyarakat disertai dengan merealisasikan APBdes kedalam kegiatan-kegiatan pembangunan baik fisik maupun non fisik guna peningkatan taraf hidup masyarakat desa Jambu pada khususnya, serta kemajuan pembangunan Kabupaten Jepara pada umumnya.

Langkah-langkah dan arah kebijakan keuangan desa adalah:

  1. Mengoptimalisasikan sumber-sumber pendapatan desa berupa pemanfaatan tanah kas desa
  2. Meng-intensifkan komunikasi dan koordinasi dengan lembaga pemerintah di Kecamatan maupun Kabupaten guna lebih mengoptimalkan penapatan desa yang bersumber dari APBD Kab Jepara tau APBD Provinsi Jateng.
  3. Melakukan rembug desa secara berkala, untuk merusmuskan swadaya masyarakat dan mengintensifkan pendapatan yang bersumber dari pelayanan publik, yang tidak bertentangan dengan per-Undang-undangan.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Sumber cerita: Mbah Abdul Mutholib Desa Jambu dan diceritakan kembali oleh Sdr Rusmanto, guru SDN 1 Kawak
  2. ^ "Situs web Kabupaten Jepara". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-20. Diakses tanggal 2014-03-12. 
  3. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-23. Diakses tanggal 2014-03-12. 
  4. ^ [1]
  5. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-01. Diakses tanggal 2014-04-04. 
  6. ^ [2]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]