Bunga lawang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Illicium verum)
Bunga lawang
Illicium verum

Star anise fruits and seeds
Tumbuhan
Jenis buahFolikel
Taksonomi
DivisiTracheophyta
SubdivisiSpermatophytes
KladAngiospermae
OrdoAustrobaileyales
FamiliSchisandraceae
GenusIllicium
SpesiesIllicium verum
Hook.f.
Tata nama
Sinonim takson
  • Illicium san-ki Perr.
[1]

Bunga lawang atau Kembang Lawang atau pekak adalah rempah yang memiliki rasa yang mirip dengan Adas manis. Rempah ini memiliki nama ilmiah Illicium verum. Bunga lawang merupakan bunga yang berwarna cokelat gelap dan terdiri atas delapan sisi dengan rasa manis.[2]

Karakteristik Tanaman[sunting | sunting sumber]

Habitat[sunting | sunting sumber]

Tanaman ini tumbuh di daerah tropik serta subtropik pada ketinggian daratan 2000 meter,dengan curah hujan 1500–2200 mm,suhu 12-18 celcius dan pH 4 - 5. Rempah ini banyak digunakan di dalam masakan negara-negara Asia. Bunga lawang adalah salah satu bumbu tradisional masakan Cina yaitu ngo hiong yang terdiri dari lima jenis rempah.[2] Nama Bunga Lawang dalam Bahasa Tionghoa adalah ba jiao atau bat gok yang memiliki arti "delapan tanduk", sesuai dengan bentuknya yang memiliki delapan kelopak. Bunga Lawang mempunyai bau khas yang kuat. Dari asalnya di Tiongkok, rempah ini mulai diperkenalkan di Eropa pada awal abad ke-17 dan sejak saat itu mulai meraih popularitas.

Batang[sunting | sunting sumber]

Tanaman dari rempah ini termasuk dalam golongan pohon -pohonan atau perdu. Pohon ini memiliki tinggi mencapai 4–6 m dan memiliki warna coklat sedikit kemerah-merahan.[3]

Daun dan Bunga[sunting | sunting sumber]

Daun dari tanaman bunga lawang

Memiliki daun tunggal, berbintik dengan ujung runcing. Bunganya berwarna kuning kehijau hijauan.Bunga lawang berkembang-biak melalui biji benih. Buahnya dipetik sebelum ranum dan dikeringkan dengan bantuan cahaya matahari.Buahnya terdiri atas 6-8 folikel, masing-masing folikel berisi 1 biji.[4] Minyak yang dihasilkan dijadikan bahan perisa dalam minuman. Ekstra dari bunga lawang mempunyai efek farmokologi yang luas sehingga bisa menjadi antimikrobia ,antioksidan dan insektisida.[5]

Kegunaan[sunting | sunting sumber]

Kuliner[sunting | sunting sumber]

Bunga lawang dijadikan rempah untuk menjadi penyedap rasa untuk makanan, sama seperti kulit kayu manis dan bunga cengkih. Bunga lawang juga banyak dipakai dalam masakan India yang kaya rempah misalnya untuk kari. Bangsa Thailand, Vietnam, dan Indonesia juga banyak memakai bunga lawang untuk penyedap masakan. Di Indonesia, bumbu ini digunakan di beberapa daerah yang memiliki ciri khas masakan berbumbu tajam. Misalnya saja gulai Aceh, Rendang Minang, masakan Jawa, dan Bali.[6][7] Bunga lawang juga sering dimanfaatkan untuk minuman tradisional seperti jamu dan campuran minum teh, diantaranya adalah minuman teh khas Thailand yang merupakan campuran teh hitam dan bubuk bunga lawang dan Wedang Pekak, minuman traditional khas Kabupaten Demak.[2][6]

Pengobatan[sunting | sunting sumber]

Jamu jun merupakan salah satu kuliner minuman yang memanfaatkan rempah bunga lawang

Selain menyedapkan masakan, bunga lawang juga memiliki khasiat kesehatan. Bumbu ini baik untuk mengatasi gangguan pencernaan dan memiliki fungsi diuretik atau melancarkan saluran kencing. Selain itu digunakan juga untuk pengobatan tradisional di Asia, contohnya untuk sakit sendi. Teh dari bunga lawang juga bisa dijadikan obat batuk. Minyaknya juga bisa mengurangi gejala mual-mual bagi ibu yang sedang mengandung. Kandungan asam shikimat (shikimic acid) dalam bunga lawang membuat rempah ini dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuat obat antiflu burung dan influenza, tamiflu.[2] Bunga lawang juga berguna untuk antibakteri dan antijamur yang mampu berguna untuk pengobatan penyakit asma,bronkitis,serta batuk kering. Aroma dari bunga lawang juga mampu sebagai aroma terapi agar tidur menjadi lebih nyenyak karena adanya kandungan aktioksidan dan magnesium yang melepaskan neotransmiter untuk relaksasi. Selain itu minyak yang dihasilkan dari rempah ini bisa mengobati nyeri punggung pada bagian bawah serta rematik.[6][8]

Kosmetik[sunting | sunting sumber]

Ada juga senyawa linalool yang merupakan zat alkali yang bersifat stabil,senyawa minyak atsiri,mudah menguap.Sehingga zat ini dipergunakan untuk pewangi sabun dan minyak wangi. Aroma ini juga tidak digemari oleh nyamuk dan mampu mengiritasi bagian tubuh dari nyamuk. Sehingga sistem sarafnya menjadi rusak.Maka minyak atsiri mampu memberi perlindungan dari nyamuk.[3] Bunga lawang juga bermanfaat untuk kesehatan tubuh seperti menangkal radikal bebas,meminimalisir keriput dan menjaga elastisitas kulit karena mengandung antioksidan.[6][8] Hal ini menyebabkan stoknya sempat menghilang dari pasaran dan harganya melambung.

Bunga lawang bisa menjadi alternatif untuk melakukan diet karena dapat mengurangi penumpukan racun bisa mengatasi gangguan pada pencernaan.[7] Tanaman ini mampu memperlancar buang air besar sehingga tidak membuat perut menjadi mudah buncit. Cara pemakaiannya untuk program diet yaitu dengan menyeduhnya menjadi teh bunga lawang dengan air panas sekitar 10 menit.[9]

Kandungan Gizi[sunting | sunting sumber]

Amount Per 100 grams Calories 337 gr % Daily Value*

Total Fat 16 gr 24%

Saturated fat 0.6 gr 3%

Polyunsaturated fat 3.2 gr

Monounsaturated fat 10 gr

Cholesterol 0 mg 0%

Total Carbohydrate 50 g 16%

Serat/Dietary fiber 15 gr 60%

Mineral;

Fe 20,5%

Calcium 64%

Magnesium 42%

Sodium 16 mg

Potassium 1,441 mg 41%

Protein 18 g 36%

Kandungan Vitamin;

Vitamin A 6%

Vitamin B-6 35%

Vitamin C 35%

Vitamin D 0%

Vitamin B-12 0%

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "The Plant List: A Working List of All Plant Species". Diakses tanggal 3 September 2015. 
  2. ^ a b c d "Manfaat Si Cantik Pekak atau Bunga Lawang". lppm IPB University. 23.02.2011. Diakses tanggal 17 Juli 2021. 
  3. ^ a b Lestari, Eva; Wahyudi, Bondan Fajar; Ustiawan, Adil; Dewi, Dian Indra (2019-06-28). "Potensi Minyak Atsiri Bunga Lawang (Illicium verum) sebagai Repelen Nyamuk Aedes aegypti". BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA (dalam bahasa Inggris): 13–22. doi:10.22435/blb.v15i1.408. ISSN 2338-9982. 
  4. ^ "IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF CRUDE EKSTRAK BUNGA LAWANG (Illicium verum) DAN UJI ANTIMIKROBIA PEMBUSUK DARI DAGING AYAM BROILER | JURNAL AGROTEKNOLOGI" (dalam bahasa Inggris). 
  5. ^ Hayati, Inayah; Lestari, Diana (2020-10-04). "UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK BUNGA LAWANG (Illicium verum Hook f.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus". Jurnal Ilmiah Pharmacy. 7 (2): 149–158. doi:10.52161/jiphar.v7i2.142. ISSN 2615-8566. 
  6. ^ a b c d Sendari, Anugerah Ayu (2020-03-28). Mandasari, Rizky, ed. "12 Manfaat Bunga Lawang untuk Kesehatan, Cegah Flu". Liputan6.com. Diakses tanggal 2021-07-17. 
  7. ^ a b Asmarini, Wilda (2020-10-30). "Bapak Ibu, Bunga Lawang Kaya Manfaat, Cegah Virus & Kanker". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2021-07-17. 
  8. ^ a b Wisnubrata, ed. (2019-12-14). "7 Manfaat Bunga Lawang, Rempah Unik yang Jarang Diketahui". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-07-17. 
  9. ^ Hasanah, Wilda (10 April 2021). "Kandungan Vitamin C dan Pottasium Bunga Lawang Bisa Turunkan Berat Badan". Tempo.co. Diakses tanggal 17 Juli 2021. [pranala nonaktif permanen]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]