Huli jing

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Rubah berekor sembilan dari Shan Hai Jing

Huli jing (Aksara Tionghoa: 狐狸精; Pinyin: húli jīng; huli berarti rubah, dan jing berarti siluman) dalam mitologi Tiongkok adalah siluman rubah yang sejenis dengan peri Eropa atau kitsune Jepang. Huli jing dapat menjadi roh baik maupun roh jahat.

Dalam mitologi[sunting | sunting sumber]

Dalam mitologi China, dipercaya bahwa segala benda dapat berubah bentuk menjadi wujud manusia, mempunyai kekuatan sihir, dan keabadian, asalkan mereka memiliki kekuatan yang cukup misalnya dari napas manusia atau esensi dari bulan dan matahari.

Siluman rubah yang sering dijumpai dalam kisah-kisah dan legenda biasanya adalah wanita dan berwujud muda serta cantik. Salah satu siluman rubah yang paling jahat dalam mitologi China adalah Daji (妲己), yang dikisahkan dalam novel dari Dinasti Ming, Fengshen Yanyi. Ia adalah putri seorang jenderal yang cantik, dipaksa menikah dengan Zhou Xin (紂辛 Zhòu Xīn). Nüwa yang merasa diperlakukan tidak senonoh oleh Zhou Xin mengirim siluman rubah berekor sembilan pelayannya untuk memasuki tubuhnya dan mengeluarkan jiwa Daji yang sebenarnya. Siluman tersebut, sebagai Daji, dan suami barunya berlaku kejam dan menciptakan berbagai alat penyiksaan, misalnya memaksa seorang pejabat yang jujur untuk memeluk tabung logam yang merah membara.[1] Oleh karena kekejaman mereka itu, banyak orang, termasuk jenderal-jenderal Zhou Xin, memberontak dan melawannya, yaitu Dinasti Shang. Akhirnya, Raja Wen dari Zhou, salah satu bawahan Shang, berhasil mendirikan dinasti baru yang dinamakan berdasarkan negeri yang ia pimpin. Siluman rubah di dalam tubuh Daji kemudian diusir oleh Jiang Ziya (姜子牙), Perdana Menteri pertama Dinasti Zhou dan rohnya dikutuk Nüwa sendiri karena berlaku teramat kejam.

Biasanya siluman rubah dipandang berbahaya, tetapi pada beberapa kisah, seperti di dalam karya Pu Songling yang berjudul Liaozhai Zhiyi, merupakan kisah cinta antara seekor subah yang berwujud wanita cantik dengan seorang pemuda manusia.

Siluman rubah juga digunakan untuk penjelasan sebagai penyebab terjadinya gejala koro, sebuah sindrom sosial yang ditemukan di China bagian selatan dan Malaysia.[2]

Siluman rubah juga disebutkan dalam Buddhisme Chán di China, saat Linji Yixuan menyamakan mereka dengan suara-suara yang berbicara tentang Dharma, menyebutkan "rahib-rahib muda yang belum dewasa, tidak mengerti akan hal ini, mempercayai pada siluma-siluman rubah tersebut..."(Sumber: The Record of Linji, Honolulu 2008, p.218)

Penggunaan modern[sunting | sunting sumber]

Pada bahasa slang mandarin dan kantonis, istilah huli jing ditujukan kepada seorang wanita yang merayu seorang pria beristri atau bermain gila dengan seorang pria; seorang perusak rumah tangga.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Fox-spirit Daji invents the Paoluo torture". Chinese Torture/Supplice chinois. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-11-17. Diakses tanggal 2006-12-26. 
  2. ^ Cheng, S. T. "A critical review of Chinese Koro." Culture, Medicine and Psychiatry 20(1):67-82 (1996).

Pranala luar[sunting | sunting sumber]