Hikmah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Hikmah adalah konsep penerimaan pengetahuan dalam Islam. Dalil mengenai hikmah disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadis. Hikmah hanya diberikan kepada orang mukmin.

Dalil[sunting | sunting sumber]

Al-Qur'an[sunting | sunting sumber]

Istilah hikmah merupakan salah satu ajaran Islam yang lafalnya terdapat pada banyak ayat di dalam Al-Qur'an. Lafal ini digunakan pada banyak tema yang strategis sebagai konsep Islam.[1] Penyebutan hikmah di dalam Al-Qur'an ditemukan sebanyak 20 kali.[2]

Hadis[sunting | sunting sumber]

Muhammad bin Isa at-Tirmidzi dan Imam Ibnu Majah meriwayatkan sebuah hadis yang berkaitan dengan hikmah. Dalam hadis ini, Nabi Muhammad menyampaikan bahwa yang paling berhak memperoleh hikmah adalah orang-orang mukmin. Hak ini berlaku dari manapun hikmah itu diperoleh.[3]

Kedudukan[sunting | sunting sumber]

Hikmah merupakan salah satu konsep penting di dalam ajaran Islam. Konsep hikmah menjadi bagian dari pembelajaran Islam berkaitan dengan ibadah, muamalah maupun dakwah.[1]

Sinetron[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Zamzami, Muhammad (Desember 2016). "Hikmah dalam al-Qur'ān dan Implementasinya dalam Membangun Pemikiran Islam yang Inklusif". Teosofi: Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam. 6 (2): 359. 
  2. ^ Zamakhsyari (Februari 2021). Mutiara Hikmah Ulama: Kumpulan Kutipan Nasehat Ulama dan Solihin (PDF). Medan: CV. Pusdikra MJ. hlm. V. ISBN 978-623-6853-12-2. 
  3. ^ an-Naisaburi, Abu al-Qasim (Maret 2017). Kitab Kebijaksanaan Orang-Orang Gila: 500 Kisah Muslim Genius yang Dianggap Gila dalam Sejarah Islam. Jakarta Selatan: Wali Pustaka. hlm. 2. ISBN 978-602-74064-6-9.