Hashim Djojohadikusumo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Hashim Djojohadikusumo
Lahir5 Juni 1954
Jakarta
Tempat tinggalIndonesia
Warga negaraIndonesia
PekerjaanPengusaha
Dikenal atasPendiri dan Pemilik Arsari Group
Kekayaan bersihUS$800 juta (Desember 2019)[1]
Partai politikGerindra
Suami/istriAnie Hashim Djojohadikusumo
Anak
Orang tuaProf. Dr. Soemitro Djojohadikusumo (ayah)
Dora Marie Sigar (ibu)
KerabatMargono Djojohadikoesoemo (kakek)
Soebianto Djojohadikoesoemo (paman)
Soejono Djojohadikusumo (paman)
Prabowo Subianto (kakak)
Didit Hediprasetyo (keponakan)
Thomas Djiwandono (keponakan)
Budi Djiwandono (keponakan)

Hashim Sujono Djojohadikusumo (Jakarta, 5 Juni 1954 (umur 69)) adalah anak bungsu dari pasangan Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo dan Ibu Dora Sigar, dan juga adik dari Prabowo Subianto, Capres 2014, 2019 dan 2024 dari Partai Gerakan Indonesia Raya, di mana Hashim menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai GERINDRA,[2] Hashim Djojohadikusumo juga adalah seorang pengusaha dan seorang filantropis, pemilik perusahaan Arsari Group.

Kehidupan Pribadi[sunting | sunting sumber]

Sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah, ia mengenyam pendidikan di Eropa sebelum melanjutkan pendidikan tinggi di bidang Politik dan Ekonomi di Universitas Pomona, negara bagian California, Amerika Serikat. Hashim menikah dengan Anie Hashim, dan dikaruniai 3 orang anak: Aryo, Sara, dan Indra. Hashim adalah penganut agama Kristen Protestan.

Ayah Hashim adalah begawan ekonomi Indonesia, Sumitro Djojohadikusumo yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Ekonomi serta Menteri Riset dan Teknologi pada masa Presiden Soeharto. Sedangkan kakeknya Margono Djojohadikusumo adalah pendiri Bank BNI 1946 dan mantan ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara(DPAS) 1945 serta Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia.[3]

Hashim adalah yang termuda dari empat bersaudara. Ia memiliki dua kakak perempuan, yaitu Biantiningsih dan Maryani Ekowati, serta satu kakak laki-laki yaitu Prabowo Subianto yang merupakan mantan Danjen Kopasus RI dan pernah menjadi calon Presiden RI pada tahun 2014 dan 2019.[4]

Penerus trah Aryo Djojohadikusumo, anak sulung Hashim, yang telah merampungkan pendidikannya di London University, turut mendukung dibalik konsolidasi dan penyatuan perusahaan di bawah satu payung. Aryo menjabat sebagai Komisaris Arsari Group. Aryo pernah menduduki kursi di DPR terpilih pada pemilu legislatif 2014 dari partai Gerindra mewakili Daerah Pemilihan DKI III, yaitu Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu. Saat ini Aryo menjabat sebagai CEO di PT. Mitra Stania Prima, perusahaan dibawah naungan Arsari Group[5]

Kiprah Bisnis[sunting | sunting sumber]

Awalnya, Hashim Djojohadikusumo magang di sebuah bank investasi sebagai analis keuangan di Prancis, kemudian ia mulai memasuki dunia bisnisnya dengan menjadi direktur di Indo Consult. Berkat perkembangan bisnis dan perusahaan Hashim Djojohadikusumo yang semakin melaju pesat, maka akhirnya ia pun mulai mengakuisi PT. Semen Cibinong lewat perusahaannya bernama PT. Tirta Mas. Setelah itu, ia pun juga mulai menanamkan sahamnya di Bank Niaga dan Bank Kredit Asia, hingga ia menjadi benar-benar seorang konglomerat.

Setelah itu bersama dengan Prabowo, ia membeli Kiani Kertas, perusahaan eks-Bob Hasan yang bermarkas di Kalimantan Timur. Sentuhan langsung dari kakeknya dan kesetiaannya mengikuti sang ayah ke mana-mana telah membentuk sosok Hashim yang telah mengenal ekonomi kerakyatan sejak kecil.

Setelah banyak menghabiskan pendidikan formalnya di luar negeri, Hashim pulang ke Indonesia tatkala sang ayah tak lagi menduduki jabatan menteri, dan langsung menempati posisi direktur Indo Consult—perusahaan milik ayahnya .[6]

Setelah berhasil menyelamatkan perusahaan Prabowo tersebut, Hashim Djojohadikusumo juga berhasil menguasai konsesi lahan hutan sebesar 97 hektare yang tersebar di Aceh Tengah, yang kemudian mendorongnya untuk terus memperluas jaringan bisnisnya hingga memiliki 3 juta hektare perkebunan, konsesi hutan, tambang batubara, dan ladang migas di Aceh hingga ke Papua. Menurut laporan Forbes 2012 mengklaim bahwa Hashim Djojohadikusumo sebagai salah satu pria terkaya di Asia dengan kekayaan mencapai US$ 850 juta atau bila dikurs kan bisa mencapai sebesar Rp 20.5 Triliun.

Namum demikian Kiani Kertas kerap mengalami masalah keuangan dan pada awal 2014 terjadi protes buruh yang belum menerima gaji selama 5 bulan.[7]

Arsari Group[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2008,Raden Syahfar mendirikan Arsari Pratama, sebuah perseroan terbatas yang bergerak di bidang usaha umum. Arsari Pratama, yang kemudian dikenal sebagai ARSARI GROUP, adalah perusahaan induk dari berbagai bisnis dalam negeri yang telah dia rintis jauh sebelumnya. Beberapa di antaranya bergerak di bidang Agribisnis, Pertambangan, Kehutanan, serta Perdagangan dan Logistik.

Bisnis jangka panjang untuk terus memenuhi kebutuhan yang ada adalah konsep bisnis pilihannya. Dalam konteks itu, saat ini, Arsari Group berkonsentrasi pada bisnis Energi Terbarukan yang berfokus pada energi biomassa dan surya, serta sumber daya air yang berkelanjutan. Fokus kedua adalah pertambangan khususnya yang memiliki potensi pasar yang luas di industri elektronik.

Bagi Hashim, energi terbarukan merupakan bisnis yang sangat menguntungkan dalam waktu dekat, karena minyak mentah, gas bumi, dan batu bara di Indonesia akan segera habis. Sebagai pebisnis yang percaya pada bisnis jangka panjang, dengan mempertimbangkan kondisi dan data yang ada, Hashim percaya bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk keluar dari bisnis energi fosil dan memasuki bisnis energi terbarukan. Dengan cara ini ia percaya akan mendapatkan keuntungan yang maksimal sekaligus dapat memberikan kembali kepada kemanusiaan dan keberlanjutan planet, alam dan lingkungan.

Arsari Group juga memiliki kelompok usaha di bidang budidaya mutiara dan perikanan, serta perdagangan, seperti Bima Sakti Bahari dan Tirtama Mutiara. Salah satu lokasi budidaya mutiara dan perikanan yaitu di Bima, Nusa Tenggara Barat. Di bidang kawasan pengelolaan hutan wisata, Arsari Group memiliki Wana Wisata Indah. Di bidang pertambangan, Arsari Group menjalankan bisnis peleburan timah dibawah PT. Mitra Stania Prima.

Filantropis[sunting | sunting sumber]

Dalam trah keluarganya, Hashim Djojohadikusumo bukan hanya pewaris kepiawaian sang ayah dan kakeknya dalam berbisnis, tetapi juga dalam semangat dan komitmennya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Khususnya dalam menjaga dan melestarikan sejarah serta tradisi budaya Indonesia, memajukan pendidikan, melestarikan lingkungan hidup dan satwa langka.[3]

Badan Pelestarian Pusaka Indonesia[sunting | sunting sumber]

Hashim juga dikenal sebagai kolektor seni dan sebagai orang yang terus berjuang untuk melestarikan budaya Indonesia, khususnya budaya Jawa. Hal ini dilakukannya melalui Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) dan Persatuan Pedalang Indonesia (Pepadi) di mana Hashim menjabat sebagai ketua. Namun, hasratnya untuk melestarikan dan menjaga pusaka Indonesia hampir menghancurkan reputasinya.

Pada tahun 2008, dalam upaya untuk melestarikan budaya Indonesia, Hashim membeli 6 artefaks/arca dari seorang kurator benda seni terkenal yang pernah bekerja di balai lelang Christie, Hugo Kreijger. Nyatanya, sertifikat dari keenam benda dengan nilai sejarah tinggi tersebut telah dipalsukan oleh seorang Heru Suryanto. Oleh sebab itu, Hashim dituduh telah mencuri dan sempat berurusan dengan pihak yang berwajib. Pada akhirnya, Hashim terbukti tidak bersalah, dan telah bebas dari semua tuduhan.[8]

Yayasan Arsari Djojohadikusumo[sunting | sunting sumber]

Sebagai seorang filantropis, Hashim telah mendedikasikan lebih dari 20 tahun hidupnya untuk berbagai isu sosial di Indonesia. Untuk mencapai tujuannya mendukung peningkatkan kualitas pendidikan, kesejahteraan pendidik, kualitas gizi anak, Hashim lakukan melalui Yayasan Arsari Djojohadikusumo.[8]

Yayasan Arsari Djojohadikusumo berkegiatan sosial dibidang pendidikan, peningkatan kesejahteraan guru, peningkatan kesehatan dan gizi anak, serta membantu upaya pelestarian budaya dan pelestarian lingkungan. Di bidang pendidikan tinggi ada lima bidang yang menjadi perhatian utama, yaitu bidang sejarah, sastra Jawa, sastra Indonesia, antropologi dan paleoantropologi.

Dalam melakukan kegiatan sosialnya, Hashim Djojohadikusumo sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme yang ditanamkan dalam didikan keluarganya. Segala sesuatu ingin dilakukannya demi kecintaannya pada Indonesia. Oleh karena itu YAD yang dipimpinnya mempunyai visi: “Bangga sebagai Bangsa Indonesia yang mampu melestarikan budaya dan lingkungannya melalui pendidikan dan kegiatan sosial”.

Yayasan Wadah Titian Harapan[sunting | sunting sumber]

Seiring berjalannya waktu, dalam langkah memperluas cakupan kegiatan sosialnya, YAD kemudian juga menaungi Yayasan Wadah Titian Harapan (Yayasan WADAH) yang didirikan oleh Anie Hashim Djojohadikusumo dan Yayasan Parinama Astha, yang didirikan oleh anaknya, Rahayu Saraswati Diojohadkusumo.

Pelestarian Orang Utan dan Harimau Sumatera[sunting | sunting sumber]

Di bidang lingkungan, Hashim sangat memberi perhatian pada konservasi hutan salah satunya mendedikasikan 2400 hektar dari sebagian HGU di Jambi, menjadi Hutan Konservasi Sumitro Djojohadikusumo. Sumbangsihnya ini mendapatkan penghargaan dari pemerintah RI berupa Kalpataru bidang Pembina Lingkungan pada 5 Juni 2014.[9] Selain itu, melalui YAD, ia juga membantu upaya penyelamatan orangutan Borneo, beruang madu di Kalimantan, dan harimau Sumatra.

Prestasi penting Hashim lainnya antara lain: dukungan program penyelamatan orangutan dan beruang madu Kalimantan (Borneo), kesejahteraan populasi gajah liar Sumatera serta populasi harimau di Indonesia.

Hashim melalui Yayasan Arsari Djojohadikusumo mendirikan Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD) di dalam hutan yang ia bantu lestarikan di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, sebagai upayanya menyelamatkan Harimau Sumatera dari kepunahan.[10]

YAD juga mendirikan Pusat Suaka Orangutan (PSO Arsari) sebagai tempat orangutan yang tidak mungkin dilepasliarkan kembali ke alam liar di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.[11] Selain itu, Hashim juga turut menjaga dunia satwa dengan menjadi Ketua Dewan Pengawas Taman Margasatwa Ragunan di Jakarta dari tahun 2013 hingga 2015.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Hashim Djojohadikusumo". Forbes. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-07. Diakses tanggal 2020-11-05. 
  2. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-24. Diakses tanggal 2014-02-20. 
  3. ^ a b Kenang-kenagan Tiga Zaman by Margono Djojohadikusumo
  4. ^ http://www.huffingtonpost.com/hashim-djojohadikusumo/ Diarsipkan 2016-03-08 di Wayback Machine.
  5. ^ Artikel di http://swa.co.id/headline/generasi-ketiga-sumitro-djojohadikusumo-di-panggung-bisnis Diarsipkan 2014-10-16 di Wayback Machine.
  6. ^ Membangun Kembali Indonesia Raya ditulis oleh Prabowo Subianto
  7. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-04. Diakses tanggal 2014-05-24. 
  8. ^ a b Yayasan Arsari Djojohadikusumo Anniversary Booklet by Arsari Corporation
  9. ^ Asril, Sabrina (2014-06-05). Wedhaswary, Inggried Dwi, ed. "Dinilai Lestarikan Hutan, Adik Prabowo Dapat Kalpataru". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-17. Diakses tanggal 2022-05-07. 
  10. ^ "Kini Sumbar Punya Pusat Rehabilitasi Harimau di Dharmasraya". Mongabay.co.id (dalam bahasa Inggris). 2017-07-31. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-31. Diakses tanggal 2022-05-07. 
  11. ^ Mukaram, Aceng (2019-12-04). Apriyono, Ahmad, ed. "Hashim Djojohadikusumo Resmikan Pusat Suaka Orangutan di Kalimantan". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-31. Diakses tanggal 2022-05-07. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]