Habakuk

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 April 2013 08.40 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 20 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q135106)
Artikel ini membahas Nabi Habakuk. Untuk sebuah Kitab dalam Perjanjian Lama, lihat Kitab Habakuk

Habakuk atau Havakuk (bahasa Ibrani: חֲבַקּוּק, Modern Ḥavaqquq Tiberias Ḥăḇaqqûq ; "rangkulan") adalah seorang nabi dalam Alkitab dan Tanakh. Nama ini kemungkinan berkaitan dengan kata dalam bahasa Akkadia untuk sejenis tanaman, atau arti katanya dalam bahasa Ibrani berarti "rangkulan".[1] Habakuk adalah nabi ke-8 dari 12 nabi-nabi kecil dan kemungkinan juga penulis Kitab Habakuk, yang menggunakan namanya.[2]

Berkas:Small habagoogh.jpg
Tempat suci Habakuk di Toyserkan, Iran.

Ada sebuah mausoleum di kota Toyserkan di Iran bagian barat yang diyakini sebagai mausoleum Nabi Habakuk [1]. Tempat ini dilindungi oleh Organisasi Warisan Budaya Iran. Pedoman organisasi ini untuk Provinsi Hamedan menyatakan bahwa Habakuk diyakini sebagai pengawal di Bait Suci Salomo, dan bahwa ia ditawan oleh orang-orang Babel dan kemudian dipenjarakan selama beberapa tahun. Setelah dibebaskan oleh Koresy Agung, ia pergi ke Ekbatana dan tinggal di sana hingga meninggal dunia, lalu dimakamkan di suatu tempat yang tidak begitu jauh, yakni apa yang kini dikenal sebagai Toyserkan. Dalam kalender liturgi Gereja Ortodoks Timur, hari perayaannya jatuh pada 2 Desember.

Latar Belakang

Sangat sedikit informasi mengenai latar belakang pribadi Habakuk[1], sehingga banyak yang berspekulasi mengenai pemberitaan dan zamannya.[2][3] Namun, pendapat umum dewasa ini menempatkan masa hidup Habakuk pada akhir abad ke-7 SM.[4][2][3][5] Ia hidup kira-kira sezaman dengan nabi Zefanya, Yeremia, Nahum dan mungkin juga Yoel.[3] Kondisi yang ia hadapi tentu berkaitan dengan orang-orang Kasdim (Babilonia).[5] Karena bangkitnya bangsa Kasdim ke tampuk kekuasaan terjadi pada sekitar tahun 612 SM, kita dapat mengasumsikan bahwa Habakuk aktif pada masa itu, sehingga ia berasal dari masa yang sama dengan Yeremia dan Zefanya. Namun demikian, sumber-sumber Yahudi tidak mengelompokkannya dengan kedua nabi itu, yang seringkali ditempatkan bersama-sama, sehingga ada kemungkinan bahwa ia sedikit lebih awal daripada kedua nabi yang disebutkan tadi. Ia hidup pada masa pemerintahan raja Yoyakim yang lalim.[3]

An 18th century Russian icon of the prophet Habakkuk (Iconostasis of Transfiguration Church, Kizhi monastery, Karelia, Russia).

Warta Nabi

Pokok Pewartaan Habakuk didasari oleh keprihatiannya yang besar bagi bangsa Yehuda dan kehidupan iman mereka.[5] Dalam pewartaannya ia menyampaikan bahwa TUHAN akan menggunakan bangsa asing sebagai alat untuk menyampaikan keadilannya.[5] Iapun menyatakan nilai kesabaran, ketekunan dan pemahaman akan makna penderitaan, tanpa kehilangan optimisme hidup.[5] Habakuk mengajak semua orang untuk memahami rencana TUHAN secara jangka panjang, sehingga seseorang tidak memaksakan kehendaknya tetapi memahami rencana itu dalam kesabaran dan penuh pengertian.[5] Selain itu, Habakuk juga menyampaikan pesan yang keras dan tajam kepada orang-orang yang masih mempertahankan kejahatan moral, politis dan ritual, demi kepentingan dan kesenangan sendiri.[5]

Pemikiran

Habakuk sebagai nabi, bingung melihat penghakiman Allah yang tampaknya terus tertunda, sementara semangat umat yang tersisa dari pembaruan Yosia di Yehuda dilemahkan oleh penyelewengan para pemimpin bangsa.[3] Habakuk prihatin dengan masalah moral, yaitu orang Kasdim yang dibangkitkan TUHAN untuk memberlakukan penghakiman atas orang Yehuda, padahal kekejaman dan kebiadaban orang Kasdim itu menyangkal kebenaran TUHAN.[1] Kebingungannya ini menyebabkan Habakuk dikatakan sebagai nabi yang unik di antara para nabi, karena dialah satu-satunya yang mempertanyakan hikmat Allah. Namun, pada akhirnya Habakuk melihat bagaimana TUHAN berkarya dalam sejarah demi keselamatan umat manusia.[5] Habakuk menekankan bahwa TUHAN adalah TUHAN yang setia, adil dan membela umatnya, walaupun umat dalam penderitaan.[5] Habakuk meyakini bahwa orang benar akan hidup dan orang fasik akan musnah.[4]

Lihat pula

referensi

  1. ^ a b c (Indonesia)J.D. Douglas, 2008. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I. Jakarta: Bina Kasih.
  2. ^ a b c (Inggris) David Noel Freedman (ed.). 2000. Eerdmans Dictionary of the Bible. USA: Wm. B. Eerdmans Publishing Co.
  3. ^ a b c d e (Indonesia)W.S. Lasor. 1994. Pengantar Perjanjian Lama 2: Sastra dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
  4. ^ a b (Indonesia) J. Blommendaal. 1979. Pengantar Kepada Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
  5. ^ a b c d e f g h i (Indonesia) Pr. Darmawijaya. 1990. Warta Nabi Sebelum Pembuangan. Yogyakarta: Kanisius.