Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Glodok
Kantor kelurahan Glodok
Kantor kelurahan Glodok
Negara Indonesia
ProvinsiDaerah Khusus Ibukota Jakarta
Kota AdministrasiJakarta Barat
KecamatanTaman Sari
Kodepos
11120
Kode Kemendagri31.73.03.1007
Kode BPS3174060007
Luas0,38 km²[1]
Jumlah penduduk8.626 jiwa (2016)[1]
Kepadatan22.700 jiwa/km² (2016)[1]
Jumlah RT61[1]
Jumlah RW5[1]
Jumlah KK4.772 [1]
Glodok pada tahun 1948
Batavia, Glodok

Glodok adalah kelurahan yang terletak di Kecamatan Taman Sari, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia.[2] Sejak masa pemerintahan Hindia Belanda, daerah ini dikenal sebagai Pecinan terbesar di Batavia. Mayoritas warga Glodok merupakan warga keturunan Tionghoa (termasuk Tionghoa Jakarta). Pada masa kini Glodok dikenal sebagai salah satu sentra penjualan elektronik di Jakarta, Indonesia. Secara administratif, daerah ini merupakan kelurahan yang termasuk dalam wilayah kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Kata Glodok berasal dari Bahasa Sunda golodog. Golodog berarti pintu masuk rumah, karena Sunda Kalapa (Jakarta) merupakan pintu masuk ke kerajaan Sunda. Karena sebelum dikuasai Belanda yang membawa para pekerja dari berbagai daerah dan menjadi Betawi atau Batavia, Sunda Kelapa dihuni oleh orang Sunda. Perubahan 'G' jadi 'K' di belakang sering ditemukan pada kata-kata Sunda yg dieja oleh orang non-Sunda, yang kemudian banyak menghuni Jakarta. Sampai saat ini di Jakarta masih banyak ditemui nama daerah yang berasal dari Bahasa Sunda meski dengan ejaan yang telah sedikit berubah.

Nama Glodok juga berasal dari suara air pancuran dari sebuah gedung kecil persegi delapan di tengah-tengah halaman gedung Balai Kota (Stadhuis) – pusat pemerintahan Kumpeni Belanda di kota Batavia. Gedung persegi delapan ini, dibangun sekitar tahun 1743 dan sempat dirubuhkan sebelum dibangun kembali tahun 1972, banyak membantu serdadu Kumpeni Belanda karena di situlah mengalir air bersih yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Tak cuma bagi serdadu Kumpeni Belanda tetapi juga dimanfaatkan minum bagi kuda-kuda serdadu usai mengadakan perjalanan jauh. Bunyi air pancurannya grojok..grojok..grojok. Sehingga kemudian bunyi yang bersumber dari gedung kecil persegi delapan itu dieja penduduk pribumi sebagai Glodok.[3]

Dari nama ”pancuran” akhirnya menjadi nama sebuah daerah yang kini dikenal sebagai Pancoran atau orang di kawasan Jakarta Kota menyebutnya dengan istilah ”Glodok Pancoran”. Hingga kini kedua nama yakni Glodok dan Glodok Pancoran masih akrab di telinga orang Jakarta, bahkan hingga ke luar Jakarta.

Peristiwa penting[sunting | sunting sumber]

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Tempat bersejarah[sunting | sunting sumber]

Toa Se Bio / Hong San Bio
Paifang
  • Pasar Petak Sembilan Jalan Kemenangan Raya
  • Pertokoan Chandra
  • Klenteng Fat Cu Kung
  • Klenteng Tanda Bhakti
  • Ex Chandra Naya
  • Gereja Santa Maria de Fatima Jakarta (Circa Awal Abad Ke-19)
  • Klenteng Dharma Bhakti (Jin De Yuan) Kim Tek Ie (Circa 1650)
  • Toko Obat Thaij Seng Hoo
  • Klenteng Toa Se Bio (Circa 1751)
  • Toko Tian Liong
  • Waroeng "Kopi Es" Tak Kie (Circa 1927)
  • Gedung Toko Obat "Thaij Hoo Tong" (Circa 1921)
  • Gedung Rumah Keluarga Souw
  • Gedung Toko Tiga
  • Restoran Siauw A Tjiap
  • Gedung Toko Obat Lay An Tong
  • Toko Kue "Tiong Tjiu Phia" Sin Hap Hoat
  • Toko Pangkas Rambut Ko Tang Kapperszaak (Circa 1936)

Transportasi[sunting | sunting sumber]

  • KA Commuter Jabodetabek di Stasiun Jakarta Kota
  • Transjakarta Koridor 1
  • APTB 04 ke Ciputat (via Koridor 1 - Blok M - Radio Dalam - Pondok Indah - Lebak Bulus)
  • PPD P02 ke Cililitan (via Harmoni - Pasar Baru - Senen - Salemba - Matraman - Kampung Melayu - UKI)
  • Mayasari Bakti AC27 patas ke Bekasi (via Mangga Dua - Gunung Sahari - PRJ - Cempaka Putih - Tol Jatibening - Tol Barat)
  • Mayasari Bakti AC27 patas ke Bekasi (via Mangga Dua - Gunung Sahari - PRJ - Cempaka Putih - Tol Jatibening - Tol Timur)
  • Mayasari Bakti AC33 patas ke Poris Plawad (via Glodok - Hayam Wuruk - Roxi - Grogol - Tol Kebon Jeruk - Tol Karawaci - Cikokol)
  • Kopami P02 Senen-Muara Karang
  • KWK B02 ke Warung Gantung
  • KWK B06 ke Kamal
  • KWK U10 Pademangan-Muara Angke
  • Mikrolet M08 ke Tanah Abang (via Glodok - Hayam Wuruk - Cideng)
  • Mikrolet M12 ke Senen (via Glodok - Hayam Wuruk - Sawah Besar - Pasar Baru - Gunung Sahari)
  • Mikrolet M15 ke Tanjung Priok (via Kampung Bandan)
  • Mikrolet M15A ke Tanjung Priok (via Mangga Dua)
  • Mikrolet M25 ke Grogol (via Jembatan Besi - Jembatan Dua - Jembatan Tiga)
  • Mikrolet M39 ke Pademangan (via Mangga Dua)
  • Mikrolet M41 ke Grogol (via Jembatan Besi - Duri - Jembatan Dua - Jembatan Tiga)
  • Mikrolet M43 ke Grogol (via Roxi - Duri - Angke)
  • Mikrolet M53 ke Pulo Gadung (via Mangga Dua - PRJ - Cempaka Putih - Perintis Kemerdekaan)

Demografi[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2016, Kelurahan ini dihuni oleh 8.626 penduduk yang terbagi dari 4.407 laki-laki dan 4.219 perempuan dengan seks rasio 104,46 dan 4.772 kepala keluarga.[1]

Kemudian dalam hal keagamaan, penduduk kelurahan ini juga cukup beragam. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kota Jakarta Barat tahun 2020 mencatat jumlah pemeluk agama di kelurahan ini, di mana Buddha sebanyak 42,8%, kemudian Kristen 37,9% (Protestan 22,1% dan Katolik 15,8%), Islam 19,3%, dan sebagian kecil beragama Hindu 0,1%.[6]

Data Agama di Glodok, Jakarta Barat(2020)

  Buddha (42.8%)
  Kristen Protestan (22.1%)
  Kristen Katolik (15.8%)
  Islam (19.3%)
  Hindu (0.1%)

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g "Kecamatan Taman Sari dalam Angka 2017". Badan Pusat Statistik Indonesia. 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-25. Diakses tanggal 16-12-2018. 
  2. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-19. Diakses tanggal 5 Desember 2018. 
  3. ^ Dari ”Grojok” Menjadi Glodok "sinarharapan".
  4. ^ Pasar Glodok Kembali ke Arsitektur Tiongkok Diarsipkan 2007-03-11 di Wayback Machine., "indonesiamedia"
  5. ^ "Lagi Kerusuhan 13 Mei di Glodok". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-11. Diakses tanggal 2006-12-29. 
  6. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama JAKARTABARAT

Pranala luar[sunting | sunting sumber]