Gereja Bethany Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Logo: "Sinode Gereja Bethany Indonesia".

Sinode Gereja Bethany Indonesia, atau Bethany merupakan sebuah Sinode yang berbadan hukum gereja Indonesia dan berpusat di Surabaya. Bethany merupakan salah satu gereja dengan teologi karismatik dengan denominasi Pentakostal. Gereja ini merupakan anggota dari Persekutuan Injili Indonesia (PII).

Sejarah

Sinode Gereja Bethany Indonesia berdiri dan diakui pemerintah secara resmi melalui Surat Keputusan Dirjen Bimas Kristen Departemen Agama RI No. DJ.III/Kep/HK 00.5/5/158/2003 pada tanggal 17 Januari 2003. Namun, sejarah Gereja Bethany sudah dimulai puluhan tahun sebelum Gereja ini berdiri secara independen sebagai sebuah sinode tersendiri.

Awal pendirian

Pada tahun 1978, Gereja Bethany didirikan oleh Pdt. Prof. DR. Abraham Alex Tanuseputra, di Jalan Manyar Rejo II/36-38, Surabaya. Gereja Bethany pada saat itu tergabung sebagai bagian dari Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI), sehingga disebut sebagai GBI Jemaat Bethany atau GBI Bethany. Dalam penggembalaan umat GBI Jemaat Bethany ini, Pdt. Prof. DR. Abraham Alex Tanuseputra mencetuskan "Successful Bethany Families" sebagai visi gereja tersebut.

Perkembangan

Pada tahun 1985 mulai dibangun gedung gereja berkapasitas 3.500 orang sebagai tempat ibadah Gereja Bethany Pusat di Jalan Manyar Rejo II/36-38, Surabaya dan selesai pada tahun 1986.

Tahun 1987, dimulai visi pembangunan Graha Bethany, Nginden, Surabaya dengan kapasitas 35.000 orang dan selesai pada tahun 2000.

Pada tahun 1988, GBI Jemaat Bethany mengutus Pdt. Dr. Ir. Niko Njotorahardjo guna membuka gereja lokal (cabang) di Jakarta.

Pada tahun 1989, GBI Jemaat Bethany mengutus Pdt. Dr. Ir. Timotius Arifin Tedjasukmana guna membuka gereja lokal (cabang) di Denpasar, Bali.

Dengan pembukaan cabang-cabang tersebut, GBI Jemaat Bethany membagi pelayanannya di Indonesia menjadi GBI Jemaat Bethany wilayah Indonesia bagian barat yang dipimpin oleh Pdt. Dr. Ir. Niko Njotorahardjo; wilayah Indonesia bagian tengah yang dipimpin oleh Pdt. Dr. Yusak Hadisiswantoro, M.A. (menantu dari Pdt. Prof. DR. Abraham Alex Tanuseputra); dan wilayah Indonesia bagian timur yang dipimpin oleh Pdt. Dr. Ir. Timotius Arifin Tedjasukmana. Sementara Pdt. Prof. DR. Abraham Alex Tanuseputra berperan sebagai Gembala Sidang Senior dan sekaligus juga adalah sebagai Gembala Pendiri GBI Jemaat Bethany.

Hingga tahun 2000, menurut statistik gereja tersebut, diklaim telah didirikan hampir 1.000 GBI Jemaat Bethany lokal yang tersebar di seluruh Indonesia dan di luar negeri, dengan jemaat mencapai 250.000 jemaat.

Kompleksitas nama jemaat

Pada tahun 1997 (dan diperkuat pada Sidang Sinode tahun 2000) Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI) mengeluarkan keputusan bahwa seluruh gereja lokal yang tergabung dalam Sinode Gereja Bethel Indonesia harus menanggalkan nama-nama jemaat lokal. Dengan demikian, gereja lokal akan disebut dengan nama GBI disertai dengan nama jalan/tempat di mana gereja tersebut berada. Perubahan nama ini membutuhkan waktu cukup lama untuk dapat diterima oleh jemaat-jemaat lokal di lingkup Sinode Gereja Bethel Indonesia, termasuk oleh GBI Jemaat Bethany.

Pada tahun 2002, GBI Jemaat Bethany wilayah Indonesia bagian barat yang dipimpin oleh Pdt. Dr. Ir. Niko Njotorahardjo menyatakan akan mengikuti keputusan Sinode GBI untuk menurunkan nama Jemaat Bethany. Keputusan ini diikuti oleh seluruh gereja lokal yang tergabung dalam koordinasi GBI Jemaat Bethany wilayah Indonesia bagian barat yang berada di bawah pembinaan Pdt. Dr. Ir. Niko Njotorahardjo. Demikian pula seluruh gereja lokal yang tergabung dalam koordinasi GBI Jemaat Bethany wilayah Indonesia bagian timur yang dipimpin Pdt. Dr. Ir. Timotius Arifin Tedjasukmana memutuskan untuk menanggalkan nama tersebut. Dengan digantinya nama GBI Jemaat Bethany ini di kedua wilayah tersebut, diikuti juga sekaligus dengan menanggalkan visi "Successful Bethany Families".

Namun sedikit berbeda dengan GBI Jemaat Bethany wilayah Indonesia bagian tengah, sebab ternyata Pdt. Prof. DR. Abraham Alex Tanuseputra hanya bersedia untuk menurunkan nama GBI Jemaat Bethany, tetapi ia menolak untuk menurunkan visi gereja "Successful Bethany Families" yang telah diusung selama bertahun-tahun. Visi ini pun tetap didukung oleh seluruh gereja lokal yang tergabung dalam koordinasi GBI Jemaat Bethany wilayah Indonesia bagian tengah.

Dikeluarkan dari Sinode Gereja Bethel Indonesia

Pada 17 Januari 2003, Sinode Gereja Bethany Indonesia pun resmi berdiri sebagai badan hukum gereja. Sinode yang baru berdiri ini dipimpin oleh Pdt. Ir. Leonard Limato, M.A. Dengan demikian seluruh gereja lokal yang semula tergabung dalam koordinasi GBI Jemaat Bethany di seluruh Indonesia pun telah resmi terpecah menjadi tetap menggabungkan diri ke dalam Sinode Gereja Bethel Indonesia atau memilih keluar dan menggabungkan diri ke dalam Sinode Gereja Bethany Indonesia.

Gereja-gereja lokal yang tergabung dalam koordinasi GBI Jemaat Bethany wilayah Indonesia bagian tengah bersalin menjadi menggabungkan diri ke dalam Sinode Gereja Bethany Indonesia. Sementara Sinode Gereja Bethany Indonesia telah berdiri secara resmi, namun Pdt. Prof. DR. Abraham Alex Tanuseputra secara eksplisit menyatakan tidak masuk dalam Sinode Gereja Bethany Indonesia dan memilih tetap berada pada Sinode Gereja Bethel Indonesia.

Akhirnya, setelah usaha-usaha rekonsiliasi antara Pdt. Prof. DR. Abraham Alex Tanuseputra dengan Sinode Gereja Bethel Indonesia tidak membawa hasil, Pdt. Prof. DR. Abraham Alex Tanuseputra akhirnya diberhentikan (dikeluarkan) dari Sinode Gereja Bethel Indonesia melalui surat pemberhentian oleh Badan Pekerja Lengkap Sinode Gereja Bethel Indonesia dan mensinyalir bahwa Pdt. Prof. DR. Abraham Alex Tanuseputra berada di dalam dua sinode (Sinode Gereja Bethany Indonesia dan Sinode Gereja Bethel Indonesia).

Pada bulan Juli 2003, Badan Pendiri Sinode Gereja Bethany Indonesia resmi meminta Pdt. Prof. DR. Abraham Alex Tanuseputra untuk bergabung dengan Sinode Gereja Bethany Indonesia.

Pada tanggal 16 hingga 18 September 2003, digelar Sidang Raya Sinode I Gereja Bethany Indonesia di Graha Bethany Nginden - Surabaya, dan menghasilkan keputusan memilih Pdt. Prof. DR. Abraham Alex Tanuseputra sebagai Ketua Umum Sinode dan Pdt. Freddy Zacharia Riva sebagai Sekretaris Umum Sinode.

Rekonsiliasi pemimpin

Rekonsiliasi pemimpin Gereja Bethany terjadi pada 17-19 Agustus 2010 bersamaan dengan SPGI 2010 di Graha Bethany Nginden - Surabaya. Terjadi rekonsiliasi para pemimpin dan pendahulu Gereja Bethany, yakni: Pdt. Prof. DR. Abraham Alex Tanuseputra, Pdt. Dr. Ir. Niko Njotorahardjo, Pdt. Dr. Ir. Timotius Arifin Tedjasukmana, dan Pdt. Dr. Yusak Hadisiswantoro, M.A. Sejak momen rekonsiliasi pemimpin inilah, terjadi kesatuan hati (unity) kembali antara para pemimpin Gereja Bethany.

Generasi selanjutnya

Pada tahun 2012, Pdt. David Aswin Tanuseputra (putra pertama anak kedua dari pasangan: Pdt. Prof. DR. Abraham Alex Tanuseputra dengan Ibu Yenny Oentario), ditahbiskan oleh Dewan Rasuli Sinode Gereja Bethany Indonesia menjadi Gembala Sidang Gereja Bethany Indonesia sekota Surabaya dan juga merangkap sebagai Ketua Sinode Gereja Bethany Indonesia guna meneruskan pelayanan Pdt. Prof. DR. Abraham Alex Tanuseputra. Sedangkan Pdt. Prof. DR. Abraham Alex Tanuseputra sendiri saat ini menempati posisi sebagai Gembala Sidang Senior dan sekaligus juga adalah sebagai Gembala Pendiri Bethany.

Pengakuan iman

Gereja Bethany Indonesia, mengakui, menerima, dan menetapkan Pengakuan Iman Rasuli sebagai Pengakuan Iman Gereja Bethany Indonesia.

Sinode baru

Dalam perkembangan pelayanan Sinode Gereja Bethany Indonesia yang diketuai oleh Pdt. David Aswin Tanuseputra, kemudian muncullah sinode baru di bawah penggembalaan Pdt. Dr. Yusak Hadisiswantoro, M.A. yang bernama Sinode Gereja Yesus Hidup Sejati Indonesia (Sinode Gereja YHS Indonesia) dengan motto "Yakin Hidup Sukses". Pdt. Dr. Yusak Hadisiswantoro, M.A. sendiri semula merupakan Anggota Dewan Rasuli Sinode Gereja Bethany Indonesia dan juga pernah menjabat sebagai Gembala Senior GBI Jemaat Bethany wilayah Indonesia bagian tengah yang mana pada saat itu Gereja Bethany masih berada di bawah Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI).

Sinode baru ini didirikan oleh Pdt. Dr. Yusak Hadisiswantoro, M.A. bersama dengan istrinya, Pdt. Hanna Asti Tanuseputra (yang juga adalah anak sulung dari pasangan: Pdt. Prof. DR. Abraham Alex Tanuseputra dengan Ibu Yenny Oentario), dan Pdt. Billy Zakharian (putra sulung dari pasangan: Pdt. Dr. Yusak Hadisiswantoro, M.A. dengan Pdt. Hanna Asti Tanuseputra); dan berlokasi ibadah di Ballroom Galaxy Mall - Surabaya. Berkenaan dengan hal ini, maka koordinator penggembalaan Bethany Manyar yang semula dipegang oleh Pdt. Hanna Asti Tanuseputra selanjutnya dipegang oleh Pdt. David Aswin Tanuseputra bersama dengan penggembalaan seluruh cabang Gereja Bethany Indonesia sekota Surabaya. Dengan adanya sinode baru ini, Sinode Gereja Yesus Hidup Sejati Indonesia (Sinode Gereja YHS Indonesia), adalah merupakan suatu perkembangan pelayanan yang bertujuan untuk melebarkan tugas pelayanan jemaat guna menjangkau jiwa-jiwa baru dan memberitakan Injil demi kemuliaan Tuhan. Hal ini seturut dengan firman Tuhan yang tercantum di dalam Kitab Injil Matius 28 : 18-20, yang merupakan “Amanat Agung Kristus” dan terkandung makna akan misi perutusan Gereja Rasuli di tengah-tengah masyarakat dunia yang majemuk.

Sinode Gereja Yesus Hidup Sejati Indonesia (Sinode Gereja YHS Indonesia) ini mempunyai tujuan untuk mengubah jemaat biasa menjadi hamba Tuhan militan yang aktif melayani di gereja rasuli dan berkembang tanpa batas dengan gereja-gereja satelit yang terdiri dari keluarga-keluarga sukses dan bahagia yang dikenan Allah dan manusia. Sinode ini sendiri telah diakui pemerintah secara resmi melalui Surat Keputusan Dirjen Bimas Kristen Kemenag RI dengan nomor: DJ.III/Kep/HK.00.5/541/2012, pada tanggal 13 Agustus 2012.

Pranala luar

Situs Gereja Bethany lokal
Sinode baru