Genufobia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Genuphobia (dalam bahasa latin, genu berarti lutut) adalah ketakutan kepada lutut atau tindakan berlutut. Fobia ini merujuk kepada ketakutan seseorang terhadap lututnya sendiri atau orang lain.[1]

Penyebab[sunting | sunting sumber]

Fobia ini bisa terjadi karena pengalaman negatif seseorang di dalam hidupnya yang berhubungan dengan lutut. Rasa tak nyaman saat melihat lutut juga bisa disebabkan oleh orang tua atau diri mereka sendiri yang membiasakan pakaian yang menutupi lutut, sehingga saat dewasa, mereka tidak terbiasa melihat lututnya sendiri. Fobia ini juga bisa disebabkan oleh luka traumatis yang meninggalkan bekas di lutut seseorang atau orang yang mereka kenal. Beberapa orang merasa ketakutan dengan tindakan berlutut karena merasa hal tersebut adalah bentuk penyerahan diri.

Gejala[sunting | sunting sumber]

Gejala fobia ini adalah rasa tidak nyaman di perut, keringat berlebihan, mulut kering, dan kecemasan saat berhadapan dengan situasi harus melihat lutut atau tindakan berlutut. Gejala lainnya adalah napas tersengal, pusing, muntah, rasa tak enak badan, gemetar, dada berdegup kencang, kesulitan bicara, kesulitan berpikir jernih, serta ketakutan hilang kendali.[2]

Rasa tidak nyaman ini bisa muncul saat mereka menyaksikan adanya lutut atau ingatan yang terkumpul kembali atas cedera atau rasa sakit yang berhubungan dengan lutut.

Contoh kasus[sunting | sunting sumber]

Gejala genufobia pernah ditulis oleh harian Mirror UK atas ketakutan yang dialami oleh Stephanie Cockerill atas kekasihnya yang menggesekkan lututnya saat berduaan di ranjang. Ketakutan ini membuatnya sulit bersosialisasi dan tak bisa berenang.[3]

Dampak jangka panjang[sunting | sunting sumber]

Fobia pada umumnya mengalami fiksasi akan memiliki halangan mental (mental block) di kemudian hari. Setiap kali ia berhubungan dengan sumber fobia, ia akan cemas dan memilih solusi paling cepat dan instan, yaitu mundur kembali atau regresi kepada keadaan fiksasi. Hal tersebut menimbulkan emosi negatif yang ditekan kembali ke alam bawah sadar (represi). Jika dibiarkan terus berkembang, respon negatif tersebut terhadap sumber fobia dan lingkungan akan meningkat. Akibatnya dalam waktu yang lama akan merembet kepada respon pada masalah lain.[4]

Penanganan[sunting | sunting sumber]

Seperti juga fobia lainnya, ketakutan ini bisa disembuhkan dengan terapi atau pengobatan atas rasa cemas yang dialami penderitanya. Pengobatan bisa memakan waktu tahunan, dan tidak semua penderita fobia memberikan respon positif atas pengobatan ini.

Menghadapi ketakutan[sunting | sunting sumber]

Untuk menghadapi ketakutan tak rasional, berikut beberapa tips menghadapinya:

  1. Berorientasilah pada apa yang terjadi saat ini, bukan mengingat masa lalu atau masa depan yang belum terjadi
  2. Beri skala 1-10 pada ketakutan yang dihadapi. Kita akan segera sadar bahwa puncak ketakutan hanya terjadi pada waktu yang singkat.
  3. Saat mulai membayangkan apa yang belum terjadi, alihkan perhatian dengan melakukan hal lain seperti menghitung dari 100 sampai 1
  4. Sadari bahwa saat kita berhenti menumpuk rasa ketakutan, maka perlahan rasa takut tersebut akan hilang.
  5. Saat panik datang, hadapi. Biarkan waktu berlalu tanpa usaha melarikan diri.
  6. Saat ketakutan usai, beri hadiah kepada diri Anda sendiri.[5]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Genuphobia, The Fear of Knees or Kneeling. Diarsipkan 2015-01-02 di Wayback Machine. Diakses dari situs Phobia Source pada 2 Januri 2014
  2. ^ Genuphobia. Diarsipkan 2022-05-26 di Wayback Machine. Diakses dari situs illnessopedia pada 2 Januari 2015
  3. ^ The Woman Who is So Scared of Knees She's Lost Friends and Can't Go Swimming. Diarsipkan 2023-04-30 di Wayback Machine. Diakses dari situs Mirror UK pada 2 Januri 2014
  4. ^ Penyebab dan Jenis Macam Fobia. Diarsipkan 2015-01-04 di Wayback Machine. Diakses dari situs doktersehat pada 5 Januari 2015
  5. ^ Pilato, Poncio. Genufobia: Fear of Knees. Diarsipkan 2016-03-05 di Wayback Machine. Diakses dari situs slideshare pada 4 Januari 2015