Gempa bumi Lombok Agustus 2018

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gempa bumi Lombok Agustus 2018
Sebuah masjid rubuh akibat gempa
Gempa bumi Lombok Agustus 2018 di Indonesia Lombok
Gempa bumi Lombok Agustus 2018
Gempa bumi Lombok Agustus 2018 di Indonesia
Gempa bumi Lombok Agustus 2018
Waktu UTC2018-08-05 11:46:37
ISC612456510
USGS-ANSSComCat
Tanggal setempat5 Agustus 2018 (2018-08-05)
Waktu setempat19:46:35 (WITA)
Kekuatan7.0 Mw
Kedalaman
  • 31 km (19 mi) (USGS)
  • 15 km (9,3 mi) (BMKG)
Episentrum8°17′13″S 116°27′07″E / 8.287°S 116.452°E / -8.287; 116.452Koordinat: 8°17′13″S 116°27′07″E / 8.287°S 116.452°E / -8.287; 116.452
SesarSesar Naik Busur Belakang Flores
JenisSesar naik
Wilayah bencanaBali dan Nusa Tenggara Barat, Indonesia
Intensitas maks.VIII (Parah)[1]
TsunamiYa
LandslidesYa
Gempa awal6,4 Mw, 29 Juli 2018 (2018-07-29)
22:47:37 (UTC), 05:47:37 WITA
Gempa susulan447 kali[2]
6,2Mw, 9 Agustus 2018 (2018-08-09)
05:25:37 (UTC), 13:25:32 WITA
Korban564 tewas[3]
7,000+ luka-luka[4]
67.875 rumah rusak[3]
468 sekolah rusak[3]
352.793 orang mengungsi[3]

Gempa bumi Lombok Agustus 2018 adalah sebuah gempa darat berkekuatan 7.0 Mw[5] yang melanda Pulau Lombok, Indonesia pada tanggal 5 Agustus 2018, pukul 19:46 WITA. Pusat gempa berada di 18 km barat laut Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat dengan kedalaman 15 km. Gempa bumi ini merupakan gempa utama dari rangkaian gempa bumi di Pulau Lombok sejak gempa awalan 6,4 Mw akhir Juli lalu. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melansir peringatan terjadinya tsunami akibat gempa ini.[6]

Guncangan gempa[sunting | sunting sumber]

August 2018 Lombok earthquake intensity map.png
Peta guncangan gempa bumi Lombok Agustus 2018 diterbitkan oleh USGS
Peta serangkaian gempa bumi di Lombok

Gempa bumi ini berpusat di sekitar wilayah perbatasan Kabupaten Lombok Utara dengan Kabupaten Lombok Timur. Guncangan gempa bumi ini dilaporkan USGS telah dirasakan di seluruh Pulau Lombok, Pulau Bali, Pulau Sumbawa, Pulau Madura, Pulau Jawa bagian timur serta sebagian Pulau Sumba dan Pulau Flores. Guncangan gempa bumi terkuat berada di seluruh wilayah Pulau Lombok berupa guncangan VI-VIII MMI terutama Lombok Utara. Sedangkan di Pulau Bali dan Pulau Sumbawa bagian barat dirasakan kuat berupa V-VI MMI.

Skala intensitas Mercalli berdasarkan lokasi[7][8]
MMI Lokasi
VIII (Parah) Lombok Utara
VII (Sangat kuat) Mataram, Labuhan Lombok
VI (Kuat) Kota Bima
V (Sedang) Kota Negara, Denpasar, Buleleng
IV (Ringan) Situbondo, Jember, Banyuwangi
III (Lemah) Malang, Surabaya, Pacitan

Kemudian Madura, Banyuwangi, Bima dirasakan IV MMI serta II-III MMI di Malang, Tulungagung dan Waingapu. Guncangan gempa ini juga dirasakan warga Pacitan, Jawa Timur.[9] Setelah gempa utama 7,0 Mw pada pukul 19.4 WITA hingga tanggal 10 Agustus 2018 pukul 07.00 WITA telah terjadi 447 gempa bumi susulan, 18 diantaranya dirasakan dengan gempa susulan terbesar 6,2 Mw pada 9 Agustus 2018, pukul 13.25 WITA[10].

Deformasi tanah akibat gempa

Penyebab gempa[sunting | sunting sumber]

Gempa bumi ini berpusat di darat utara Gunung Rinjani, tak jauh dari pusat gempa awalan 6,4 Mw akhir Juli lalu. Dengan memperhatikan lokasinya dan kedalaman hiposenter, maka gempa bumi ini merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Busur Belakang Flores (Flores Back Arc Thrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini masih sama, gempa bumi dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).[11]

Dampak dan korban[sunting | sunting sumber]

Korban tewas berdasarkan Lokasi
Lokasi Tewas
Lombok Utara 464
Lombok Barat 40
Lombok Timur 31
Kota Mataram 9
Sumbawa 5
Lombok Tengah 2
Bali 2
Total 564

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan 564 orang meninggal dunia,[12][13] 1.033 luka berat dan 270.168 warga mengungsi. Di Nusa Tenggara Barat berasal dari Kabupaten Lombok Utara 466 orang, Lombok Barat 40 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Mataram 9 orang, dan Lombok Timur 31 orang.[14] Di Bali dua orang dilaporkan meninggal yaitu 1 warga Denpasar dan 1 lainnya merupakan wisatawan asal Bandung.[15] Sedangkan dan Kabupaten Karangasem sebanyak 20 warga alami luka-luka[16] Menurut gubernur terpilih NTB Zulkieflimansyah, warga meninggal mencapai 381 orang, dan luka-luka 1033 orang. Kerugian rumah mencapai 22.721 unit yang rusak.[17] Sejumlah data lain disodorkan pihak yang berbeda-beda. TNI menyebut data yang senada dengan Zulkieflimansyah, yakni 381 orang meninggal. Kabupaten Lombok Utara dan BPBD setempat mencatat korban mencapai 347, Basarnas menyatakan korban jatuh adalah 226 orang.[18]

Tsunami[sunting | sunting sumber]

Gempa bumi ini dinyatakan berpotensi Tsunami oleh BMKG sehingga dikeluarkan peringatan dini Tsunami untuk wilayah pantai Lombok Utara, Lombok Barat bagian Utara dan Lombok Timur bagian Utara.[19] Pada pukul 19.48 WITA, tsunami terdeteksi di pesisir Carik, Desa Anyar, Bayan, Lombok Utara setinggi 13,5 cm, lalu 10 cm di Labuhan Badas, Sumbawa pada pukul 19.54 WITA serta di Lembar, Lombok Barat setinggi 0,9 cm pada pukul 20.27 WITA. Kemudian pada pukul 21.25 WITA, BMKG mengakhiri peringatan dini Tsunami akibat gempa ini.[20]

Kerusakan[sunting | sunting sumber]

Banyak bangunan rusak di Bali. Tembok dua toserba di Kuta runtuh. Beberapa pura juga rusak.[21] Plafon Bandar Udara Internasional Ngurah Rai rusak, tetapi bandara tetap beroperasi seperti biasa.[22] Gedung terminal Bandar Udara Internasional Lombok juga rusak ringan, tetapi landasan pacu, jalan pesawat, dan tempat parkir pesawat tidak rusak dan tetap beroperasi.[23] Layanan kapal feri antara Bali dan Lombok ditutup sementara dan baru dibuka kembali tanggal 6 Agustus.[24]

Kerusakan luas dilaporkan terjadi di Pulau Lombok. Pejabat setempat menyatakan bahwa bangunan di Kecamatan Sembalun dan Sambelia, lokasi episentrum gempa, mengalami kerusakan terparah. Jaringan telekomunikasi dan listrik padam di seluruh Lombok.[25] Ribuan rumah rusak setelah diguncang gempa pertama.[26][27] Kerusakan ini diperparah oleh tidak adanya peraturan bangunan dan pengetahuan teknis tentang ketahanan terhadap gempa serta kemampuan ekonomi yang rendah.[28] Sedikitnya tiga jembatan runtuh di Lombok.[29]

Tidak lama setelah gempa, listrik padam di sebagian besar wilayah Mataram. Meski beberapa tempat di Lombok masih teraliri listrik, bebannya hanya 50 MW, jauh lebih rendah daripada 220 MW pada hari biasa.[30] Jalanan di seluruh Lombok macet karena lampu lalu lintas mati dan jalanan dipenuhi reruntuhan.[31] Perusahaan Listrik Negara menyatakan bahwa listrik telah dipulihkan di sebagian besar Lombok beberapa jam setelah gempa, tetapi 25% listrik pulau masih padam.[32]

Di Gili Trawangan, kafe dan resor di Gili Trawangan rusak parah. Karena banyak minimarket ditinggalkan oleh pemiliknya, penjarahan dilaporkan terjadi di seluruh pulau ini.[33] Barang yang dicuri beragam, dari sapi, tabung gas, sampai sepeda motor menjadi target curian. Di Mataram, sampai informasi bahwa 70 motor telah hilang dicuri. Apalagi keadaan kampung yang ditinggal memang terlihat sepi dan ada rumah-rumah yang memang terlihat terbuka. Oleh sebab itu, warga berinisiatif untuk patroli bersama untuk menjaga keamanan di lingkungan pemukiman yang telah ditinggal warganya mengungsi.[34]

Pada tanggal 6 Agustus, dalam konferensi persnya, Kepala Pusat Data, Informasi (Pusdatin) dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menyatakan bahwa laporan awal menunjukkan bahwa lebih dari 50% bagnunan di Kabupaten Lombok Utara hancur akibat gempa. Gubernur Nusa Tenggara Barat, Muhammad Zainul Majdi, mengatakan bahwa lebih dari 80% bangunan di Lombok Utara rusak atau hancur.[35]

Sebagai akibat dari bencana ini, kerugian ekonomi menurut keterangan BPBD Nusa Tenggara Barat ditaksir mencapai Rp1 triliun.[36] Hal yang sama juga diutarakan oleh Sutopo Purwo Nugroho, yang menyampaikan bahwa secara kasar, kerugian diduga lebih dari 1 triliun. Dalam pada itu, penghitungan ditilik dari 5 sektor, yakni pemukiman, infrastruktur, ekonomi produtif, sosial budaya, dan lintas sektor.[37]

Pasca gempa[sunting | sunting sumber]

Senin malam, pasca gempa itu, evakuasi telah diadakan terhadap para wisatawan dan warga di Pulau Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air yang berjumlah 3000 orang. Hingga pukul 17.00 WITA, tim SAR telah mengevakuasi 2700 wisatawan itu menggunakan kapal. Terkait warga yang terjebak di tengah runtuhan, menurut Menko Polhukam Wiranto, diperlukan personel dan ekskavator. Personel dari Pemda, TNI, dan Polri, sedang ekskavator disediakan Pemda dan swasta.[38]

Menurut laporan Antara, di Desa Malaka, sebuah desa di Lombok Utara, masihlah belum mendapatkan bantuan padahal kondisi mereka terlihat memprihatinkan.[39]

Gempa susulan 19 Agustus[sunting | sunting sumber]

Gempa bumi Lombok 19 Agustus 2018 adalah sebuah gempa darat berkekuatan 6.5 Mw[40] yang melanda Lombok Timur, Indonesia pada tanggal 19 Agustus 2018. Peristiwa tersebut adalah gempa bumi ketiga yang menerjang Lombok setelah Gempa bumi Lombok Juli 2018 dan Gempa bumi Lombok 5 Agustus 2018. Gempa bumi tersebut juga terjadi pada hari yang sama dengan gempa bumi berkekuatan 8.2 Mw yang mengguncang Fiji.[41]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Gempa 7,0 SR di NTB: Terjadi 14 Gempa Susulan, Begini Petanya". Tempo.co. 2018-08-05. [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ Damanik, Caroline, ed. (10 August 2018). "Ada 447 Gempa Susulan Terjadi di Lombok hingga Pagi Ini". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-25. Diakses tanggal 10 August 2018. 
  3. ^ a b c d ILO/SYA/RUL/NCA (11 Agustus 2018). "Bangun Hunian Sementara". Kompas. Hlm.12. Jakarta: PT Media Kompas Nusantara.
  4. ^ Halim, Devina (8 August 2018). Meiliana, Diamanty, ed. "Update Korban Gempa Lombok: 131 Meninggal, 1.447 Luka Berat". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-11. Diakses tanggal 9 August 2018. 
  5. ^ "BMKG Update Kekuatan Gempa Lombok Utara NTB: 7 SR". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-06. Diakses tanggal 2018-08-05. 
  6. ^ BMKG. "Gempa Lombok Berpotensi Tsunami, BMKG : Jauhi Bibir Pantai | BMKG". BMKG | Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-15. Diakses tanggal 2018-08-05. 
  7. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Petanya
  8. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama anss
  9. ^ "Gempa 7 SR di NTB Terasa di Pacitan, Warga Berlarian Keluar Rumah". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-06. Diakses tanggal 2018-08-06. 
  10. ^ "Gempa Kembali Guncang Lombok, Bermagnitudo 6,2, Warga Berhamburan". Tribun. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-08. Diakses tanggal 10 August 2018. 
  11. ^ "Sesar Naik Flores Penyebab Gempa Bali-NTB, Tahun 1917 Tercatat Pernah Mengguncang Bali". Tribun. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-14. Diakses tanggal 8 August 2018. 
  12. ^ Hidayat, Mohammad Arief (9 Agustus 2018). "BNPB: Korban Tewas Gempa Lombok Bertambah 259 Orang". VIVA.co.id. Viva.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-14. Diakses tanggal 10 Agustus 2018. 
  13. ^ Puspitasari, Siska Nurmala (8 Agustus 2018). "BNPB: Korban Tewas Gempa Lombok 131 Orang". Pikiran-Rakyat.com. Pikiran Rakyat. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-31. Diakses tanggal 9 Agustus 2018. 
  14. ^ (dna/JPC) (9 August 2018). Pradewo, Bintang, ed. "Korban Tewas Gempa Lombok Bertambah Jadi 259 Orang". JawaPos.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-11-07. Diakses tanggal 10 August 2018. 
  15. ^ "Dampak Gempa Lombok, Dua Orang di Bali Tewas". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-16. Diakses tanggal 2018-08-06. 
  16. ^ "Gempa Lombok, 20 Warga Karangasem Bali Alami Cedera". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-25. Diakses tanggal 2018-08-06. 
  17. ^ Sadewo, Joko (8 Agustus 2018). "Meninggal 381 Jiwa, Gempa NTB Diminta Jadi Bencana Nasional". Republika. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 9 Agustus 2018. 
  18. ^ Liputan6.com (9 Agustus 2018). Hatta, Raden Trimutia; Fahmi, Yusron, ed. "Kenapa Data Korban Gempa Lombok Berbeda-beda?". Liputan6.com. Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-14. Diakses tanggal 9 Agustus 2018. 
  19. ^ Gempa Lombok 7,0 SR Berpotensi Tsunami[pranala nonaktif permanen]
  20. ^ "BMKG Akhiri Peringatan Dini Tsunami Lombok Utara". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-12-20. Diakses tanggal 2018-08-06. 
  21. ^ "Gempa Lombok Juga Rusak Pura di Ubud, Bali". Kumparan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-05. Diakses tanggal 6 August 2018. 
  22. ^ Gamar, Robinson (5 August 2018). Jatmiko, Bambang Priyo, ed. "Bandara Ngurah Rai Alami Kerusakan Ringan Akibat Gempa Lombok". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-05. Diakses tanggal 5 August 2018. 
  23. ^ Sugianto, Danang (5 August 2018). "Bandara Lombok Praya Sempat Alami Padam Listrik Akibat Gempa". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-05. Diakses tanggal 5 August 2018. 
  24. ^ "Layanan Ferry Lombok-Bali Kembali Dibuka Pasca Gempa". Detik. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-05. Diakses tanggal 6 August 2018. 
  25. ^ "Listrik Padam Akibat Gempa di Lombok, Begini Penjelasan PLN". Detik. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 6 August 2018. 
  26. ^ Akbar, Wishnugroho (6 August 2018). "82 Tewas Akibat Gempa 7 SR di Lombok, Ribuan Orang Mengungsi". CNN Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 6 August 2018. 
  27. ^ Ali, Muhammad (6 August 2018). Ali, Muhammad; Fahmi, Yusron, ed. "Lombok Utara Jadi Daerah Terparah Terdampak Gempa". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 6 August 2018. 
  28. ^ Ayuwuragil, Kustin (31 July 2018). "Sebanyak 276 Gempa Susulan Skala Ringan Guncang Lombok". CNN Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-30. Diakses tanggal 6 August 2018. 
  29. ^ "Gempa 7,0 SR Guncang Lombok, 3 Jembatan Putus". Okezone. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-05. Diakses tanggal 6 August 2018. 
  30. ^ Baskoro, Faisal Maliki (5 August 2018). "Sebagian Besar Mataram Mati Lampu Pascagempa". Berita Satu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-05. Diakses tanggal 6 August 2018. 
  31. ^ "Mataram Sempat Mencekam Dipicu Berkali-kali Gempa Susulan". CNN Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-05. Diakses tanggal 6 August 2018. 
  32. ^ "25% Listrik Lombok Masih Padam Pasca Gempa". Detik. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-05. Diakses tanggal 6 August 2018. 
  33. ^ "Tolong! Turis di Gili Trawangan Kelaparan". Detik. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-05. Diakses tanggal 6 August 2018. 
  34. ^ Nursyirwan, Afut Syafril (9 Agustus 2018). Maryati, ed. "Tabung gas, sapi, hingga motor jadi sasaran pencuri pascagempa Lombok". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 9 Agustus 2018. 
  35. ^ "Tuan Guru Bajang: Kerusakan di Lombok Utara Mencapai 80 Persen". Viva. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-06. Diakses tanggal 6 August 2018. 
  36. ^ Imansyah, Nur (6 Agustus 2018). Maryati, ed. "Kerugian akibat gempa Lombok diperkirakan sekitar Rp1 triliun". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 9 Agustus 2018. 
  37. ^ Priyasmoro, Muhammad Radityo (6 Agustus 2018). Hatta, Raden Trimutia; Kiansantang, Jennar, ed. "BNPB: Kerugian Gempa Lombok di Atas Rp 1 Triliun". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-14. Diakses tanggal 9 Agustus 2018. 
  38. ^ Ilo/Rul/Nta/Arn/Ben/Har/Edn/Krn/E05/E21/Tam/Kor/Thy (7 Agustus 2018). "Evakuasi Terkendala Alat". Kompas. Hlm.1 & 11. Jakarta: PT Media Kompas Nusantara.
  39. ^ Imansyah, Nur (9 Agustus 2018). Lestari, Dewanti, ed. "Warga keluhkan minimnya bantuan pascagempa". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-30. Diakses tanggal 9 Agustus 2018. 
  40. ^ Aji, Yoga Bayu (19 Agustus 2018). Gempa 6,5 SR Guncang Lombok Timur Diarsipkan 2018-08-19 di Wayback Machine. Metrotvnews.com. Diakses pada 20 Agustus 2018.
  41. ^ Putri, Parastiti Kharisma (19 Agustus 2018). Gempa Bumi 8,2 SR Guncang Fiji Diarsipkan 2018-08-19 di Wayback Machine. Detik.com. Diakses pada 20 Agustus 2018.