Garuda Indonesia Penerbangan 200

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Garuda Indonesia Penerbangan 200
PK-GZC, pesawat Garuda Indonesia yang mengalami kecelakaan.
Ringkasan kecelakaan
Tanggal7 Maret 2007 (2007-03-07)
RingkasanMeluncur keluar landasan pacu akibat kelalaian pilot
LokasiBandar Udara Internasional Adisutjipto, Yogyakarta, Indonesia
7°47′19″S 110°25′11″E / 7.78861°S 110.41972°E / -7.78861; 110.41972Koordinat: 7°47′19″S 110°25′11″E / 7.78861°S 110.41972°E / -7.78861; 110.41972
Occupant140
Penumpang133
Awak7
Cedera112
Tewas21
Selamat119
Jenis pesawatBoeing 737-497
OperatorGaruda Indonesia
RegistrasiPK-GZC
AsalBandar Udara Internasional Soekarno–Hatta, Jakarta
TujuanBandar Udara Internasional Adisutjipto, Yogyakarta

Garuda Indonesia Penerbangan 200 adalah penerbangan penumpang domestik berjadwal Garuda Indonesia dari Jakarta menuju Yogyakarta yang mengalami kecelakaan ketika mendarat di Bandar Udara Internasional Adisutjipto pada tanggal 7 Maret 2007. Pesawat Boeing 737-497 yang mengoperasikan penerbangan tersebut meluncur keluar landasan pacu dan berhenti di daerah persawahan yang lokasinya berdekatan dengan ujung landasan pacu, dengan kondisi badan pesawat terbakar. Sebanyak 20 penumpang dan seorang awak kabin tewas, sedangkan 119 penumpang dan awak yang termasuk kedua pilot selamat dalam kecelakaan tersebut.[1] Kecelakaan tersebut merupakan kecelakaan pesawat Boeing 737 kelima di Indonesia dalam kurun waktu kurang dari enam bulan.[2]

Beberapa tokoh Indonesia juga ikut dalam penerbangan ini antara lain yaitu Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin (luka ringan),[3] kriminolog Adrianus Meliala (luka), dan mantan rektor UGM Yogyakarta Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri (meninggal).[4] Pesawat tersebut juga membawa 19 warga negara asing antara lain dari Jepang, Brunei Darussalam dan 8 orang warga Australia yang merupakan rombongan jurnalis yang akan meliput kunjungan Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer di Yogyakarta.[5]

Saksi mata mengatakan api dipicu dari roda depan pesawat yang patah saat mendarat. Dilaporkan pula bahwa badan pesawat terbelah memanjang dari bagian kabin hingga ekor pesawat, sementara salah satu sayap pesawat pecah dan terbelah.[6]

Pesawat yang naas tersebut dibuat pada 19 Oktober 1992 dan telah memiliki total jam terbang 34.112 jam per 31 Oktober 2006.[7] Sebelum dipakai Garuda pada 7 Oktober 2002, pesawat tersebut sudah dipakai oleh sejumlah maskapai penerbangan.

Penyelidikan[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 17 Maret 2007, kotak hitam pesawat ini dibawa ke Seattle untuk diteliti lebih lanjut. Hasil analisis menunjukan bahwa sirip sayap pesawat tidak diatur dalam konfigurasi untuk pendaratan. Hal ini berlawanan dengan komentar sang Kapten yang mengatakan bahwa ada downgust tiba-tiba yang mendorong pesawat ke bawah. Juga dilaporkan bahwa kopilot dan pilot berdebat mengenai kecepatan pesawat saat mendarat.

Penyelidikan yang dilakukan Komite Nasional Keselamatan Transportasi menyebutkan bahwa pesawat berada pada kecepatan yang 60% lebih tinggi dari yang seharusnya. Pilot Marwoto Komar dilaporkan tidak menghiraukan alarm tanda bahaya pesawat yang berbunyi 15 kali.[8] Pada 2 November 2007, dilaporkan bahwa Komar telah resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta,[9] namun hal ini kemudian dibantah.[10]

Komar dinyatakan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian pada 4 Februari 2008. Hal ini dikecam Federasi Pilot Indonesia[11] serta Federasi Internasional Asosiasi Pilot Penerbangan (IFALPA)[12] yang menyatakan bahwa penahanan Komar melanggar peraturan ICAO. Pada April 2009, oleh Pengadilan Negeri Sleman Komar dinyatakan bersalah dan menjadi pilot pertama yang dijatuhi vonis pengadilan. Komar divonis 2 tahun penjara.[13]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Boeing 737-497 PK-GZC Adi Sucipto Airport, Yogyakarta Indonesia 7 March 2007" (PDF) (dalam bahasa Inggris). Komisi Nasional Keselamatan Transportasi. 22 Oktober 2007. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 28 September 2011. 
  2. ^ Ranter, Harro. "Accident list: Boeing 737". Aviation Safety Network (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-11. Diakses tanggal 7 Maret 2021. 
  3. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-08. Diakses tanggal 2007-03-07. 
  4. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-08. Diakses tanggal 2007-03-07. 
  5. ^ "19 WNA Tercatat Jadi Penumpang Garuda". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-30. Diakses tanggal 2007-03-07. 
  6. ^ "Pesawat Garuda Terbelah dan Meledak di Yogyakarta". Metrotvnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-11-07. Diakses tanggal 2007-03-07. 
  7. ^ "Garuda GA-200 Buatan 1992, Dipakai Garuda Mulai 2002". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-30. Diakses tanggal 2007-03-07. 
  8. ^ "'Pilot error' caused Java crash". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-10-24. Diakses tanggal 2007-11-03. 
  9. ^ "Pilot Garuda Jadi Tersangka, Dephub Serahkan ke Polisi". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-03-08. Diakses tanggal 2007-11-03. 
  10. ^ Status Tersangka Pilot Garuda, Kapolda DIY Bantah Kapolri[pranala nonaktif permanen], OkeZone, 5 November 2007
  11. ^ Pilot Garuda Ancam Mogok Kerja Diarsipkan 2008-04-26 di Wayback Machine., Kompas, 7 Februari 2008
  12. ^ IFALPA Concerned by Komar arrest[pranala nonaktif permanen], 4 Februari 2008
  13. ^ Pilot Marwoto divonis 2 tahun Diarsipkan 2021-02-14 di Wayback Machine., BBC, 6 April 2009

Pranala luar[sunting | sunting sumber]