Ezra 7

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ezra 7 (disingkat Ezr 7) adalah bagian dari Kitab Ezra dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Memuat riwayat orang-orang yang pulang dari pembuangan ke Babel menurut catatan Ezra. Dalam Alkitab Ibrani termasuk dalam bagian Ketuvim (כְּתוּבִים, "tulisan").[1][2]

Teks

Struktur

Ayat 1

Kemudian dari pada semuanya itu, pada zaman pemerintahan Artahsasta, raja negeri Persia, maka berangkatlah Ezra bin Seraya bin Azarya bin Hilkia[3]

Kesenjangan yang sekitar 60 tahun terjadi di antara Kitab Ezra pasal 6 dengan pasal 7 ini. Selama masa itu di Persia terjadilah peristiwa-peristiwa yang dicatat dalam kitab Ester. Pasal 7 sampai 8:18 mencatat kepulangan rombongan kedua orang buangan ke Yerusalem dari Persia di bawah pimpinan Ezra (sekitar tahun 457 SM); pasal 9 sampai 10:44 menguraikan berbagai pembaharuan rohani yang diadakan Ezra setelah tiba di Yerusalem.[4]

Ayat 9

Tepat pada tanggal satu bulan pertama ia memulai perjalanannya pulang dari Babel dan tepat pada tanggal satu bulan kelima ia tiba di Yerusalem, oleh karena tangan murah Allahnya itu melindungi dia.[5]

Perjalanan Ezra dari Babel ke Yerusalem ditempuh dalam waktu tepat 4 bulan lamanya, pada tahun ketujuh pemerintahan Artahsasta, raja Persia, yaitu sekitar tahun 457 SM.

Ayat 10

Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel.[6]

Ezra menjadi teladan bagi semua orang yang mengabdikan diri sebagai orang yang diurapi oleh Allah untuk meneliti, menaati, dan mengajarkan Firman Allah (ayat 6 dan 9).

  • 1) Ezra percaya bahwa hukum Taurat diberikan melalui Musa oleh Allah sendiri dan karena itu menjadi kekuasaan tertinggi untuk seluruh umat Allah (ayat 6; Nehemia 8:14).
  • 2) Ezra mengabdikan dirinya untuk meneliti (secara harafiah -- "mencari") Firman Allah. Ia berusaha untuk mengetahui jalan pikiran Allah dalam semua hal yang berkaitan dengan kehidupan ini, dunia, dan maksud-maksud Allah bagi umat-Nya. Jadi, hikmat Allah ada di dalam dirinya (Ezra 7:25).
  • 3) Ezra mengabdikan diri untuk menaati ketetapan-ketetapan Allah dan standar-standar-Nya yang benar. Apa yang diajarkannya, dilakukannya juga (bandingkan Kisah Para Rasul 1:1; 1 Korintus 9:27; 1 Timotius 4:12,16).
  • 4) Ezra mengabdikan diri untuk mengajarkan Firman Allah supaya memelihara kebenaran, keadilan, dan kemurnian di antara umat Allah (lihat Ezra 10:10–11; Nehemia 8:2–18).[4]

Silsilah Ezra

Sumber: Ezra 7:1–4
Ezra adalah keturunan Imam Besar Harun dari suku Lewi, dengan silsilah panjang:

Ezra bin Seraya bin Azarya bin Hilkia bin Salum bin Zadok bin Ahitub bin Amarya bin Azarya bin Merayot bin Zerahya bin Uzi bin Buki bin Abisua bin Pinehas bin Eleazar bin Harun, yaitu Harun imam kepala.

Silsilah ini memuat nama-nama tokoh yang pertama kali dicatat dalam Kitab Keluaran dan berlanjut sampai kepada Kitab Nehemia, yaitu kitab berisi sejarah terakhir dalam Perjanjian Lama sebelum memasuki Perjanjian Baru.

Referensi

  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 9794158151, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 9794153850, 9789794153857
  3. ^ Ezra 7:1
  4. ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  5. ^ Ezra 7:9
  6. ^ Ezra 7:10

Lihat pula

Pranala luar