Elisabet

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 7 April 2013 08.21 oleh Addbot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 25 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:q235849)
Elizabeth (kiri) dikunjungi Maria (Ibu Yesus), lukisan oleh Philippe de Champaigne

Elisabeth adalah tokoh Alkitab dalam Perjanjian Baru.[1][2] Elisabet adalah istri dari seorang Imam bernama Zakharia.[2] Keduanya adalah keturunan Harun[3] Tinggal di sebuah kota di daerah Yudea.[4] Lama dalam perkawinan itu mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya.[5] Namun atas anugerah Tuhan dia memperoleh seorang putra pada masa tuanya.[2] Hal itu terjadi setelah malaikat Gabriel menampakkan diri kepada Zakharia ketika bertugas di Bait Suci dan berkata kepadanya: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes." [6] Kelak anaknya lebih dikenal sebagai Yohanes Pembaptis, tokoh yang sangat penting terkait dengan karya Allah dalam diri Yesus Kristus.[2] Yohanes Pembaptis adalah sahabat Yesus, dan dia yang membaptis Yesus.[2] Kisah tentang Elisabet yang mengandung Yohanes Pembaptis ini terdapat dalam Injil Lukas.[2]

Kunjungan Maria

Elisabet sendiri adalah sanak saudara dari Maria ibu dari Yesus Kristus;[1][7] kemungkinan adalah saudara sepupu.[4] Maria tahu kalau Elisabet mengandung, karena diberitahu oleh malaikat Gabriel saat mengabarkan bahwa Maria sendiri akan mengandung oleh Roh Kudus.[8] Padahal Elisabet sejak mengandung selama 5 bulan tidak menampakkan diri.[9] Maria mengunjungi Elisabet, saat kandungan Elisabet sudah berusia 6 bulan. Jarak rumah mereka cukup jauh. Maria tinggal di Nazaret, Galilea, dan pergi ke rumah Elisabet di Yudea.[4]

Peristiwa kunjungan Maria kepada Elisabet inilah yang banyak dimaknai dalam kehidupan iman orang Kristen dan Katolik.[10] Sebab waktu Maria berkunjung, Yohanes yang saat itu masih dalam kandungan Elisabeth melonjak kegirangan. Dan hal ini dimaknai karena Yohanes telah mengetahui kedatangan Yesus yang ada dalam kandungan Maria.[10] Yohanes Pembaptis merespon kehadiran Yesus yang harus ia persiapkan jalan-Nya untuk berkarya di dunia dalam rangka menyelamatkan manusia.[10] Dari sinilah, Yohanes Pembaptis mempersiapkan pekerjaan Yesus yang disebut Mesias, dengan mengentaskan orang Yahudi yang saat itu penuh dengan kemunafikan dan jauh dari Tuhan.[10] Selain itu Salam yang diucapkan oleh Elisabet kepada Maria menjadi salah satu dasar Salam Maria dalam tradisi Katolik.[10] Hal ini berdasarkan teori Santo Ambrosius pada Abad IV, Uskup Agung dari Milan, Itali.[10] Salam Elisabet yang diucapkan kepada Maria ini menenangkan hati Maria, dan hal ini ditafsirkan sebagai kerendahan hati Elisabet, sebabagai hamba Allah yang telah terpilih.[4]

Referensi

  1. ^ a b (Indonesia)Michael Baigent., The Messsianic LegacyUfuk Publishing House.
  2. ^ a b c d e f (Indonesia)Adji A. Sutama., Yesus Tidak Bangkit?, Yogyakarta: Kanisius, 2008
  3. ^ Lukas 1:5
  4. ^ a b c d (Indonesia)Maria Setiawati., Seri Orang Kudus 24 SANTO YOHANES PEMBAPTIS, Yogyakarta: Kanisius, 2005
  5. ^ Lukas 1:7
  6. ^ Lukas 1:13
  7. ^ Lukas 1:36
  8. ^ Lukas 1:36
  9. ^ Lukas 1:24
  10. ^ a b c d e f (Indonesia)Inspirasi Batin 2007 Yogyakarta: Kanisius, 2007

Lihat pula

Pranala luar