Diversifikasi (ekonomi)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Diversifikasi ekonomi, penganekaragaman ekonomi, atau penganekaan ekonomi adalah usaha menganekaragamkan produk atau bidang usaha yang dilakukan suatu perusahaan untuk memaksimalkan keuntungan sehingga arus kas perusahaan dapat lebih stabil.ini dilakukan perusahaan untuk mengatasi krisis ekonomi sehingga apabila suatu perusahaan mengalami kemerosotan pendapatan di salah satu produk atau negara/daerah, di produk atau negara/daerah lain mendapatkan kelebihan pendapatan sehingga kekurangan yang terjadi bisa tertutupi.[1] Biasanya hal ini dilakukan oleh perusahan multinasional karena perusahaan dapat menjamin pendapatan/arus kas yang lebih stabil sehingga meningkatkan kepercayaan kepada pemegang saham.

Tujuan[sunting | sunting sumber]

Diversifikasi produk bertujuan untuk meningkatkan volume/kuantitas penjualan yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang telah berada pada tahap kedewasaan. Dengan diversifikasi produk, suatu perusahaan tidak akan bergantung pada satu jenis produk tetapi perusahaan juga dapat mengandalkan produk lainnya karena jika salah satu jenis produknya mengalami penurunan, maka akan dapat teratasi dengan produk jenis lainnya.[2]

Dalam operasional bisnis, perusahaan yang bergantung pada satu produk akan terpapar risiko lebih tinggi apabila produk tersebut gagal di pasaran. Itu sebabnya, perusahaan perlu melakukan diversifikasi dengan menghasilkan produk atau jasa lainnya agar perusahaan terhindar dari risiko kegagalan. Selain mengurangi risiko karena ketergantungan pada satu produk atau jasa, mendiversifikasi usaha berarti semakin banyak peluang keuntungan yang bisa didapatkan sehingga membuat perusahaan semakin stabil dalam menjalankan bisnisnya.[3]

Strategi[sunting | sunting sumber]

Terdapat tiga strategi yang dapat dilakukan dalam diversifikasi ekonomi. Ketiga strategi itu adalah:[4]

  1. Diversifikasi konsentris. Diversifikasi konsentris adalah jenis diversifikasi yang dilakukan dengan cara penambahan produk atau layanan serupa ke bisnis yang ada. Contoh dari diversifikasi konsentris seperti ketika sebuah perusahaan yang dahulu hanya memproduksi komputer kemudian juga mulai memproduksi laptop berarti perusahaan tersebut sedang menggunakan strategi diversifikasi konsentris.
  2. Diversifikasi horizontal. Diversifikasi horizontal adalah jenis diversifikasi yang dilakukan dengan cara penyediaan produk atau layanan baru dan tidak terkait kepada konsumen yang sudah ada. Misalnya, produsen notebook yang ikut memproduksi serta memasukki pasar pena adalah contoh perusahaan yang sedang strategi diversifikasi horizontal.
  3. Diversifikasi konglomerat. Diversifikasi konglomerat jenis diversifikasi yang dilakukan dengan cara menambahkan produk atau layanan baru yang tidak terkait dengan perusahaan serta tanpa kesamaan teknologi. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan komputer memutuskan untuk memproduksi televisi berarti perusahaan tersebut sedang mengejar strategi diversifikasi konglomerat. Dari dua jenis strategi diversifikasi sebelumnya, diversifikasi konglomerat adalah strategi paling berisiko. Diversifikasi konglomerat mengharuskan perusahaan untuk memasuki pasar baru dan menjual produk atau layanan ke basis konsumen baru. Perusahaan mengeluarkan biaya penelitian dan pengembangan yang lebih besar dan biaya iklan yang besar pula. Selain itu,peluang kegagalan jauh lebih besar dalam strategi diversifikasi konglomerat..

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam diversifikasi[sunting | sunting sumber]

Dalam diversifikasi ada beberapahal yang harus diperhatikan untuk dapat memilih jenis barang atau jasa yang akan diproduksi atau diperdagangkan, yaitu:[5]

  1. Luas pemasaran. Setiap perusahaan hendaknya dapat meramalkan luas pemasaran dari barang atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan. Luas pemasaran ini harus selalu dihubungkan dengan kemampuan modal yang disediakan serta fasilitas lain dari perusahaan.
  2. Tingkat persaingan. Jika ingin memproduksi suatu barang atau jasa harus dapat meneliti seberapa jauh tingkat persaingan dalam usaha tersebut dan sampai seberapa jauh kemampuan perusahaan untuk ikut terjun dalam persaingan tersebut.
  3. Kemampuan teknis. Hal ini perlu diperhatikan karena akan memengaruhi kualitas dari barang atau jasa yang akan dibuat dan kualitas pasar. Hal ini juga sering disebut harga penetrasi-pasar (market-penetration pricing).
  4. Menyaring pasar secara maksimum (maximum product skimming). Perusahaan menetapkan harga tertinggi bagi setiap produk baru yang dikeluarkan, dimana kemudian secara berangsur-angsur perusahaan menurunkan harga untuk menarik segmen lain yang peka terhadap harga.
  5. Kepemimpinan mutu produk. Tujuan ini dipilih oleh perusahaan jika perusahaan ingin menjadi pemimpin pasar dalam hal kualitas produk, dan harga yang ditetapkan menjadi relatif tinggi untuk menutupi biaya-biaya penelitian dan pengembangan serta biaya untuk menghasilkan mutu produk yang tinggi.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Utami, Fajria Anindya (27-11-2020). "Apa Itu Diversifikasi?". Warta Ekonomi. Diakses tanggal 2021-11-26. 
  2. ^ Hermawan, Lucius (2015). "Dilema Diversifikasi Produk: Meningkatkan Pendapatan atau Menimbulkan Kanibalisme Produk?". Competence: Journal of Management Studies. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Trunojoyo. 9 (2): 143. doi:10.21107/kompetensi.v9i2.1702. ISSN 2541-2655. 
  3. ^ Idris, Muhammad (2021-07-24). Idris, Muhammad, ed. "Apa Itu Diversifikasi: Definisi, Manfaat, dan Contohnya". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-11-26. 
  4. ^ Mardatila, Ani (2020-06-11). mardatila, Ani, ed. "Diversifikasi adalah Usaha Keanekaragaman Produk, Berikut Jenis dan Tujuannya". Merdeka.com. Diakses tanggal 2021-11-27. 
  5. ^ Bulan, Tengku Putri Lindung (2017-10-25). "Pengaruh Diversifikasi Produk dan Harga terhadap Kepuasan Konsumen pada Juragan Jasmine Langsa". Jurnal Manajemen dan Keuangan. Fakultas Ekonomi, Universitas Samudra. 6 (1): 681–682. ISSN 2252-844X. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]