Didascalia Apostolorum

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 7 April 2013 02.28 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 9 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q1210450)


Didascalia Apostolorum (atau Didascalia saja) adalah judul sebuah traktat yang, menurut traktat itu sendiri, ditulis oleh para Rasul sewaktu Konsili Yerusalem (Kis 15:1-29); meskipun demikian, kebanyakan sarjana sepakat bahwa Disascalia adalah sebuah karya tulis dari abad ke-3.

Publikasi Akademik

Didascalia pertama kali diterbitkan pada tahun 1854, dalam Bahasa Syria. Pada tahun 1900, ditemukan sebuah terjemahan Latin yang mungkin berasal dari abad ke-4, lebih dari setengah bagian dari temuan tersebut telah rusak. Kitab yang asli menggunakan Bahasa Yunani, dan kitab ini direstorasi sampai taraf tertentu melalui perbandingan dengan Konstitusi Apostolik, empat kitab pertama dari Konstitusi Apostolik hanya merupakan edisi revisi dan perluasan dari Didascalia. Dalam edisi tahun 1906 oleh Franz Xaver von Funk, naskah Konstitusi Apostolik dalam Bahasa Yunani dicetak berdampingan dengan naskah Didascalia dalam Bahasa Latin, terjemahan Bahasa Syria mensuplai bagian yang hilang dari versi Bahasa Latin Kunonya. Segala sesuatu dalam Konstitusi Apostolik yang tidak terdapat dalam Didascalia digarisbawahi sehingga kaitan-kaitan antara kedua dokumen tersebut, dan sampai taraf tertentu dengan naskah asli Didascalia dalam Bahasa Yunani, dapat sekilas terlihat.[1]

Isi

Karya tulis yang naskah aslinya berbahasa Yunani ini tampaknya didasarkan atas sebuah karya tulis Yahudi sebelumnya, yang kemudian ditransformasi dengan interpolasi-interpolasi ekstensif dan alterasi-alterasi yang tidak begitu penting sehingga menjadi sebuah dokumen Kristiani yang sangat berwibawa.[2] Kitab Didakhe yang lebih tua umurnya itu tampaknya turut pula memengaruhi penulisan Didascalia.[3] Judul lengkapnya dalam naskah Bahasa Syria adalah: "Didascalia, yakni, ajaran Keduabelas Rasul dan murid-murid suci Tuhan kita". Isinya sama dengan kitab-kitab terkait yang terdapat dalam Konstitusi Apostolik.

Tempat penyusunan karya tulis ini adalah di wilayah Syria Romawi, namun tidak diketahui di mana persis lokasinya. Agaknya penulis kitab ini adalah seorang uskup, dan diduga adalah seorang Katolik. Susunannya buruk, tanpa logika, namun bukannya tanpa pemikiran sehat sama sekali. Karya tulis ini tidak menyinggung dogma namun seluruhnya berkenaan dengan praktik. Kitab ini disebut-sebut merupakan upaya paling awal untuk menyusun suatu Corpus iuris canonici (Kode Hukum Kanonik).

Pejabat-pejabat Gereja adalah para uskup, diakon, imam, para janda (dan anak yatim); juga ditambahkan para diakonisa, di salah satu bagian disebutkan pula para rektor, dan satu kali disebutkan para subdiakon (yang terakhir ini mungkin merupakan tambahan). Organisasi Gereja ini merupakan organisasi Gereja di Roma pada masa kepausan Paus Kornelius tahun 251; akan tetapi pada tahun 1891, Funk menentukan paruh pertama abad ke-3 sebagai waktu penulisan Didascalia. Namun keseluruhan sistem Gereja Barat tidak pernah menyebar ke Gereja Timur, dan perkembangannya tidak bersamaan. Oleh karena itu Funk menarik kembali opini tersebut pada tahun 1901, dan menentukan paruh kedua abad ke-3 sebagai waktu penulisannya.

Yang patut dicermati adalah perlakuan terhadap para penitens (orang yang mengaku dosa) yang diwajibkan bagi para uskup. Bahkan orang-orang yang berdosa besar, bila bertobat, harus disambut dengan tangan terbuka, tidak ada dosa yang dikecualikan. Penitensi yang kanonik adalah selama dua sampai tujuh minggu. Peraturan ini tentunya muncul sesudah Novatianisme namun belum tentu dibuat untuk melawannya.

Bidaah yang disebutkan adalah bidaah Simon Magus dan Kleobius (nama ini juga disebutkan oleh Hegesippus), serta bidaah Gnostik dan Ebionit. Untuk melawannya umat Katolik harus percaya akan Trinitas, Kitab Suci, dan Kebangkitan. Hukum Musa ditaati, tapi bukan Hukum Kedua Talmud, yakni Misynah atau Deuterosis, yang ditetapkan bagi orang-orang Yahudi karena kekerasan-hati mereka. Perjanjian Lama acap kali dikutip, dan seringkali sangat panjang kutipannya. Kutipan-kutipan dari Kitab Injil menyertakan pula nama penulisnya, yang paling sering adalah Injil Matius, Injil-Injil lainnya tidak terlalu sering dikutip, dan Injil Yohanes adalah Injil yang paling jarang dikutip, karena secara tradisional dianggap bahwa waktu penulisan Didascalia lebih awal dari pada waktu penulisan Injil Yohanes. Naskah Kisah Para Rasul dan hampir semua Epistola dipergunakan dengan bebas, termasuk Surat kepada Orang Ibrani, namun Kitab Wahyu tidak dikutip. Tak satupun kitab-kitab itu yang disebutkan judulnya. Harnack melakukan kesalahan dengan berpendapat bahwa satu-satunya tempat di mana Injil keempat dikutip secara resmi sebagai sebuah Injil merupakan suatu interpolasi, dengan menyimpulkan bahwa (yang di dalamnya dia secara alami mengekspresikan keterkejutannya) si penulis tidak mengenal atau tidak menghargai Injil tersebut. (Sebuah kutipan dari perikop de adulterâ, Yoh 8, penting artinya.) Harnack selanjutnya berpendapat bahwa perlakuan lembut terhadap orang-orang berdosa merupakan suatu interpolasi yang ditujukan untuk melawan Novatianisme, dan bahwa para diakonisa serta subdiakon baru ditambahkan belakangan, dia menetapkan paruh pertama abad ke-3 sebagai waktu penulisan versi asli, dan seperempat kurun waktu terakhir dari abad ke-3 sebagai waktu dimana tambahan-tambahan tadi dimasukkan ke dalam versi asli tersebut; akan tetapi alasan-alasan tersebut sangat lemah. Achelis tidak menentukan dengan pasti bagian mana dari abad ke-3 sebagai waktu penulisannya, namun mengatakan bahwa semakin belakangan waktunya, semakin baik pula difahaminya.

Didascalia pertama kali disebut-sebut oleh St. Epifanius, yang percaya bahwa karya tulis tersebut apostolik. Dia mendapati bahwa kitab itu dipergunakan di kalangan Audiani, kaum bidaah Syria. Beberapa kesimpulan yang diberikannya tidak benar-benar berkaitan dengan naskah yang ada pada kita sekarang; namun jelas dia tidaklah mengutipnya dengan tepat. Selanjutnya kita dapati bahwa keseluruhan karya tulis itu digabungkan ke dalam Konstitusi Apostolik, pada akhir abad ke-4, dan segera sesudah itu dikutip dalam Opus Imperfectum in Matthaeum yang merupakan karya Pseudo-Krisostomus. Akan tetapi karya tulis itu tidak pernah benar-benar tenar, dan diungguli oleh Konstitusi Apostolik.

Catatan kaki

  1. ^ Didascalia et Constitutiones Apostolorum, ed. F. X. Funk (2 vols. Paderborn, 1906).
  2. ^ The Jewish Encyclopedia (Funk and Wagnalls, 1901-1906), s.v. "Didascalia".
  3. ^ Johannes Quasten, Patrology, Vol. I (Christian Classics, Allan, TX, , 1996, ISBN 0-87061-084-8), p. 37.

Pranala luar

 Artikel ini memuat teks dari suatu penerbitan yang sekarang berada dalam ranah publikHerbermann, Charles, ed. (1913). "nama artikel dibutuhkan". Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton.