Dekolonisasi Amerika

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dekolonisasi Amerika adalah proses negara-negara di Amerika memperoleh kemerdekaan dari penjajahan negara-negara Eropa. Dekolonisasi dimulai dengan meletusnya serangkaian revolusi pada akhir abad ke-18 hingga pertengahan abad ke-19. Status quo kemudian berlaku selama lebih dari seabad, dengan pengecualian kemerdekaan Kuba (yang perang kemerdekaannya memuncak pada Perang Spanyol–Amerika Serikat).

Kemerdekaan secara damai melalui penarikan secara suka rela oleh kekuatan-kekuatan kolonial mulai menjadi hal yang biasa pada pertengahan kedua abad ke-20. Namun, masih banyak koloni-koloni Inggris dan Belanda di Amerika Utara (kebanyakan di Kepulauan Karibia), begitu pula halnya dengan kepemilikan Amerika Serikat atas Puerto Riko dan Kepulauan Virgin; Republik Prancis telah sepenuhnya "mengintegrasikan" sebagian besar koloni-koloninya menjadi "bagian" konstituen dari Prancis.

Amerika Serikat[sunting | sunting sumber]

Amerika Serikat mendeklarasikan kemerdekaan dari Britania Raya pada 2 Juli 1776 (meskipun peristiwa ini sekarang diperingati setiap tanggal 4 Juli, tanggal ketika Deklarasi Kemerdekaan secara resmi disahkan oleh Kongres), sehingga menjadi negara pertama di Amerika yang merdeka dan diakui luar negeri dan entitas kolonial Eropa pertama yang memisahkan diri dari negara induk. Britania secara formal mengakui kemerdekaan Amerika pada tahun 1783 setelah kalah dalam Perang Revolusi Amerika Serikat.

Meskipun awalnya hanya menguasai wilayah di timur Mississippi antara Kanada dan Florida, Amerika Serikat akhirnya memperoleh berbagai wilayah Amerika Utara dari Inggris, Prancis, Spanyol, dan Rusia.

Haiti dan Antillen Prancis[sunting | sunting sumber]

Revolusi Amerika dan Prancis memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap koloni-koloni Spanyol, Portugal, dan Prancis di benua Amerika. Haiti, salah satu koloni budak Prancis, adalah koloni pertama yang mengikuti jejak Amerika Serikat untuk merdeka melalui Revolusi Haiti dari 1791 hingga 1804. Gagal dalam usahanya membangun kembali kekaisaran Prancis di Amerika Utara, Napoleon Bonaparte mengarahkan tentaranya ke Eropa, menginvasi dan menduduki banyak negara, termasuk Spanyol dan Portugal pada 1808. Pendudukan ini mendorong terjadinya Perang Peninsula.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]