Daun asam kecil

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Daun asam kecil
Oxalis corniculata
Taksonomi
DivisiTracheophyta
SubdivisiSpermatophytes
KladAngiospermae
Kladmesangiosperms
Kladeudicots
Kladcore eudicots
KladSuperrosidae
Kladrosids
Kladfabids
OrdoOxalidales
FamiliOxalidaceae
GenusOxalis
SpesiesOxalis corniculata
Linnaeus, 1753
Tata nama
Sinonim taksonSumber:[1]
  • O. acetosella Blanco
  • O. corniculata Miq.
  • O. javanica Bl.
  • O. repens Thunb.

Daun asam kecil (Oxalis corniculata) atau biasa disebut juga calincing (Sd),[2] lela (Ac), daun asam kecil, semanggen (Jw), semanggi (Pb),[2] cembicenan (Md), dan mala-mala (Tn) adalah tumbuhan obat liar yang dapat tumbuh di tempat terbuka maupun agak terlidung seperti di tepi jalan maupun lapangan rumput.

Deskripsi[sunting | sunting sumber]

Lukisan semanggi gunung

Semanggi gunung adalah tumbuhan merayap yang panjangnya 5-35 cm.[3] Tumbuhan ini termasuk tumbuhan tahunan dan bisa juga termasuk tumbuhan hijau abadi.[4] Batangnya lunak dan bercabang banyak. Daunnya majemuk menjari tiga dengan anak daun yang berbentuk bulat,[3] bertangkai panjang, dan berwarna hijau muda.[1] Walau demikian, ada juga semanggi gunung yang berforma lain, yakni dengan daun yang merah.[5] Bunga keluar dari ketiak daun, kecil-kecil, berbentuk seperti payung, dan berwarna kuning. Buahnya berupa buah kotak, lonjong, tegak, dan bagian ujung berbentuk paruh. Jika sudah masak, buahnya berwarna coklat-merah, dan akan pecah apabila disentuh.[1] Bijinya rata dan melintang berusuk.[4]

Penyebaran dan habitat[sunting | sunting sumber]

Tumbuhan ini dapat hidup di perkotaan,[3] dan biasa hidup di tepi jalan, padang rumput,[5] dan kebun. Tumbuhan ini menyukai tempat yang agak lembap, baik di tempat terbuka maupun agak terlindung. Di Jawa, semanggi gunung tumbuh dari pantai sampai pegunungan hingga pada ketinggian 3000 mdpl.[1] Semanggi gunung aslinya berasal dari Eropa[6] dan kini dapat ditemui di seluruh dunia.[7] Sementara di Himalaya, tumbuhan ini dapat hidup pada ketinggian 8000 mdpl.[8]

Kemampuan dan manfaat[sunting | sunting sumber]

Untuk pemakaian luar, semanggi gunung/calincing ini dikenal bisa mengatasi ketombe, biang keringat,[3] eksem, bisul, luka terbentur/trauma,[9] digigit serangga, dan luka bakar,[1] dan kutil.[9] Rebusan semanggi gunung dapat juga dijadikan obat kumur dan mengobati batuk, dan ekstrak tumbuhan ini dapat digunakan untuk diuretik (peluruh air seni) dan obat mata.[3] Seluruh bagian dari tumbuhan semanggi gunung dapat dijadikan obat.[1][4] Saringan tumbuhan ini dapat dijadikan obat demam.[2]

Semanggi gunung diketahui dapat mencegah 14 bakteri pada manusia dan 3 pathovar bakteri Xanthomonas yang menyerang tumbuhan.[10] Hal ini dibuktikan dengan aktivitas antibakteri yang signifikan terhadap fitopatogenik dan bakteri patogen manusia. Semanggi gunung dianggap cukup signifikan kalau dibandingkan dengan streptomycin dan bakteri yang menyerang tumbuhan dibandingkan dengan K-cycline dan Bact-805.[11] Selain itu juga, semanggi gunung efektif mencegah perkembangan tumor dalam asites dan model tumor solid.[12] Tumbuhan ini juga dapat dijadikan antinematoda, dibuktikan dengan aktivitas semanggi gunung yang menyebabkan Meloidogyne incognita yang menyebabkan nematoda tersebut menjadi tidak bergerak.[13]

Dalam pengobataan Ayurveda, semanggi gunung dapat menyembuhkan penyakit hati dan penyakit kuning. Di Nepal, tumbuhan ini dijadikan obat untuk mengatasi sakit perut. Sari tumbuhan dapat juga mengobati insomnia sebelum tidur, adapun kalau dicampurkan dengan susu barulah manjur mengobati sakit kuning.[9] Selain itu juga, ekstrak encer tumbuhan ini menunjukkan potensi antijamur 31 % melawan A. niger dan 10,7 % melawan P. theae.[14]

Ekstrak semanggi gunung juga dikenal dapat melawan dua protozoa Entamoeba histolytica dan Giardia lamblia yang menyebabkan disentri pada manusia. Ekstrak encer tumbuhan ini juga dapat meningkatkan enzim antioksidan katalase dan dismutasi superoksida dalam melawan radikal bebas DPPH, superoksida dan asam nitrat.[4]

Tumbuhan ini mengandung 2'-O-(beta-D-glucopyranosyl)-isovitexin, asam askorbat, karoten, asam tartrat, asam sitrat, asam malik, isoorietin, isovitexin, dan swertsin.[4] Selain itu, semanggi gunung mengandung saponin, flavonoid, polifenol, tanin, dan asam oksalat.[1] Asam oksalat yang terkandung pada semanggi gunung akan beracun apabila dikonsumsi dalam dosis besar, karena bersifat racun dan menimbulkan batu ginjal[1] dan keracunan.[4] Namun demikian, zat asam oksalat yang terkandung pada semanggi gunung ini dapat dijadikan insektisida terhadap ulat. Maka dari itu, pada tahun 80-an, tengah diujicobakan penggunaan fitoterapi yang aman dari tumbuhan ini.[3]

Catatan taksonomi[sunting | sunting sumber]

Semanggi gunung punya satu anak jenis/subspesies dan satu kultivar, yakni:[7]

  • Subspesies:O. corniculata corniculata
  • Kultivar: O. corniculata var. atropurpurea.

Selain itu, daun asam kecil ini mempunyai nama dalam bahasa Jawa semanggi gunung. Walau demikian, semanggi gunung adalah nama yang populer bagi Hydrocotyle sibthorpioides.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h Dalimartha 2007, hlm. 14-16.
  2. ^ a b c Priati 2010, hlm. 18.
  3. ^ a b c d e f Dharma 1987, hlm. 58.
  4. ^ a b c d e f "Oxalis corniculata". GLOB in MED. Diakses tanggal 5 January 2013. 
  5. ^ a b Burke 2005, hlm. 428.
  6. ^ "Oxalis corniculata". Lucid central. Diakses tanggal 5 January 2013. [pranala nonaktif permanen]
  7. ^ a b "Oxalis corniculata (herb)". ISSG Database. Diakses tanggal 5 January 2013. [pranala nonaktif permanen]
  8. ^ Badwaik et al. 2011, hlm. 2.
  9. ^ a b c Badwaik et al. 2011, hlm. 4.
  10. ^ Raghavendra et al. 2006, hlm. 72.
  11. ^ Raghavendra et al. 2006, hlm. 74.
  12. ^ Kathiriya et al. 2010, hlm. 164.
  13. ^ Badwaik et al. 2011, hlm. 5.
  14. ^ Badwaik et al. 2011, hlm. 6.

Bacaan

Pranala luar[sunting | sunting sumber]