Datuk Bandaharo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Datuk Bandaharo adalah salah satu gelar penghulu klan suku Jambak atau suku Kutianyie dan suku serumpun lainnya di Minangkabau.

Asal Usul[sunting | sunting sumber]

Diduga gelar Datuk Bandaharo atau lazim disingkat Datuak Bandaro merupakan sebuah gelar untuk jabatan bendahara pada era kerajaan-kerajaan klasik seperti kesultanan Malaka atau kesultanan Pagaruyung.

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Istilah bandaharo identik dengan bendahara, yang maksudnya adalah seorang penghulu yang mengelola kekayaan adat. Sekarang seiring dengan berkembangnya populasi suku Jambak dan suku serumpun lainnya, maka gelar datuk Bandaro pun mengalami pemekaran. Dinagari Kamang Hilir Kec Kamang Magek Kabupaten Agam dinamakan Jambak Koto Anyie yang sampai saat ini sudah berkembang menjadi sekitar 116 kepala keluarga yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia seperti Bukittinggi, Padang, Jakarta, Solok, Pekan Baru dsb. Contoh gelar hasil pemekaran adalah Datuak Bandaro Kayo, Datuak Bandaro Kuniang, Datuak Bandaro Putiah, Datuak Bandaro Sati dan sebagainya.

Rujukan[sunting | sunting sumber]