Dalmatik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 April 2013 23.49 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 23 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q607913)
Diakon Katolik Roma mengenakan sehelai dalmatik

Dalmatik adalah selembar tunik panjang berlengan lebar, yang dikenakan sebagai salah satu vestimentum liturgis dalam Gereja Katolik Roma, Gereja Anglikan, Gereja Methodis, kadangkala dikenakan oleh diakon dalam peribadatan atau Misa dan, meskipun tidak sering, oleh para uskup sebagai busana dalam di atas alba. Seperti kasula, dalmatik merupakan busana luar dan warnanya disesuaikan warna liturgis dari hari yang bersangkutan. Dalam Misa Kudus Pontifikal, dalmatik dikenakan oleh uskup di bawah kasula.

Secara historis, dalmatik merupakan busana Byzantium, dan dialihgunakan oleh Kaisar Paulus I dari Kekaisaran Rusia sebagai vestimentum penobatan dan liturgis. Dalam Gereja Ortodoks Rusia, ikon Yesus Kristus sebagai Raja dan Imam Agung memperlihatkan Yesus mengenakan sehelai dalmatik. [1]

Dalmatik adalah bagian dari busana biasa pada masa busana gerejawi mulai berkembang secara terpisah sekitar abad ke-4, dikenakan di atas sehelai tunik yang lebih panjang oleh warga dari kelas atas, dan sebagai busana terpanjang yang dimiliki kaum pria dari kelas bawah. Dalam Gereja-Gereja Ortodoks Timur dan Katolik Timur, terdapat dua vestimentum yang sangat mirip dengan dalmatik. Yang pertama adalah stikharion, dikenakan sebagai vestimentum luar oleh para subdiakon, diakon, dan pelayan ibadah serta sebagai vestimentum dalam oleh para imam dan uskup, singkatnya stikharion setara dengan Alba Gereja Barat. Yang kedua adalah sakkos, yang lebih rumit hiasannya dan lebih lebar potongannya, dikenakan sebagai vestimentum luar oleh para uskup, berasal dari busana kekaisaran Byzantium, dan identik asal-usulnya dengan dalmatik Gereja Barat. Dalam Gereja Katolik Roma, subdiakon mengenakan sehelai vestimentum yang disebut tunikel yang awalnya berbeda dari dalmatik namun sejak abad ke-17 keduanya menjadi identik, meskipun dalmatik lebih banyak hiasannya dari pada tunikel, perbedaan utama antara keduanya adalah tunikel hanya memiliki satu garis horisontal sedangkan dalmatik memiliki dua garis. Kini tunikel jarang dijumpai dalam Gereja Katolik Roma karena hanya perkumpulan-perkumpulan klerus tertentu (seperti Persaudaraan para imam St. Petrus) yang memiliki subdiakon.

Referensi

  1. ^ Uspenskii, B. A., Tsar' i Patriarkh: kharizma vlasti v Rossii, Moscow, Shkola "Iazyki russkoi kul'tury," 1998, 176.

Pranala luar