Daidalos

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Daidalos membuat sayap untuknya dan putranya Ikaros, ilustrasi berdasarkan relief Romawi di Villa Albani, Roma (Meyers Konversationslexikon, 1888).

Dalam mitologi Yunani, Daidalos (Greek: Δαίδαλος, Etruska: Taitale) adalah seorang penemu, seniman, pematung, desainer, arsitek, dan perajin yang ternama. Patung-patung buatannya bahkan tampak seperti hidup.[1] Ayahnya kemungkinan adalah Metion,[2] Eupalamos[3][4] atau Palamaon.[5] Ibu Daidalos kemungkinaan adalah Alkippe,[6] Ifinoe[7] atau Frasimede[8] Daidalos memiliki dua orang putra: Ikaros dan Iapix, serta satu keponakan bernama Perdix.

Dalam mitologi[sunting | sunting sumber]

Daidalos sangat membanggakan ciptaannya dan tidak suka disaingi. Suatu ketika saudarinya meminta supaya Daidalos mengajari putranya (keponakan Daidalos) yang bernama Perdix (atau Talos atau Kalos) dalam hal seni mekanik. Dengan bakat yang hebat serta di bawah bimbingan Daidalos, Perdix tumbuh menjadi penemun yang tidak kalah hebat dengan gurunya sendiri. Perdix menciptakan gergaji dan kompas.[9] Daidalos iri melihat kemampuan keponakannya dan dia pun berniat menyingkirkannya. Suatu hari, ketika Daidalos dan keponakannya sedang berjalan-jalan di Akropolis Athena, Daidalos mendorong keponakannya dari atas Akropolis. Dewi Athena melihat kejadian tersebut dan mengubah keponakan Daidalos menjadi seekor burung yang disebut perdix (ayam hutan). Karena kejahatannya, Daidalos pun diusir dari Athena.

Pergi dari Athena, Daidalos bekerja pada raja Minos di pulau Kreta. Di sana dia merancang labirin untuk mengurung Minotaur, manusia setengah banteng yang dilahirkan oleh Pasifae, istri raja Minos. Untuk mencegah tersebarnya rahasia mengenai labirin, Minos mengurung Daidalos dan putranya Ikaros di menara yang tinggi.[10] Karena Minos menguasai daratan dan perairan di sekitar Kreta, maka Daidalos pun memutuskan untuk kabur lewat udara. Daidalos membuat dua pasang sayap dari bulu unggas yang disambung dengan lilin dan benang. Setelah selesai, Daidalos dan Ikaros pun memakainya. Daidalos sempat memperingatkan Ikaros untuk tidak terbang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Namun dalam penerbangannya, Ikaros melupakan peringatan ayahnya dan terbang terlalu dekat dengan matahari. Lilin di sayapnya mencair dan Ikaros pun jatuh dan tenggelam. Untuk mengenang putranya, Diadalos menamai laut tempat putranya jatuh dengan nama Laut Ikaria dan pulau di dekatnya dinamai Pulau Ikaria.

Daidalos kemudian bermukin di pulau Sisilia di bawah perlindungan raja Kokalos di Kamikos, pesisir selatan Sisilia. Di sana dia membangun sebuah kuil untuk Apollo. Dia menyimpan sayapnya di kuil tersebut dan memberikan persembahan untuk Apollo. Dalam versi lainnya, Daidalos tidak pergi ke Sisilia, melainkan ke Cumae.[11]

Sementara itu Minos masih berusaha mencarinya. Minos berkelana dari satu kota ke kota lainnya sambil menanyakan teka-teki. Minos tahu bahwa hanya Daidalos yang bisa memcahkan teka-teki tersebut. Ketika Minos mencapai Kamikos, ternyata raja Kokalos berhasil menjawab teka-teki tersebut. Minos langsung tahu bahwa Kokalos menyembunyikan Daidalos. Minos meminta Kokalos untuk menyerahkan Daidalos. Kokalos berhasil meyakinkan Minos untuk terlebih dahulu mandi di istananya. Pada saat Minos sedang mandi, putri-putri Kokalos langsung membunuhnya. Dalam versi lainnya, Daidalos menuangkan air panas ke tubuh Minos sampai Minos pun mati.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Filostratos, Immagines (1.16)
  2. ^ Diodoros Sikolos, Bibliotheke Historia, 4. 76
  3. ^ Hyginus, Fabulae, 39 & 274
  4. ^ Servius dalam Aeneid 6. 14
  5. ^ Pausanias, Hellados Periegesis, 9. 3. 2
  6. ^ Apollodoros, Bibliotheke, 3. 15. 9
  7. ^ Skholia dalam Sofokles, Oidipus di Kolonos, 468
  8. ^ Skholia dalam Plato, Republic, hlm. 529
  9. ^ Ovidius, Metamorphoses viii.236
  10. ^ Ovidius, Metamorfoses (VIII:183-235)
  11. ^ Virgilus, Aeneid VI

Pranala luar[sunting | sunting sumber]