Déjà vu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Déjà vu, (bahasa Prancis: [deʒa vy] ( simak)) dari bahasa Prancis, secara harfiah "pernah dilihat", adalah fenomena merasakan sensasi kuat bahwa suatu peristiwa atau pengalaman yang saat ini sedang dialami sudah pernah dialami di masa lalu.[1][2][3][4] Déjà vu adalah suatu perasaan telah mengetahui dan déjà vécu (perasaan "pernah hidup melalui" sesuatu)[5] adalah sebuah perasaan mengingat kembali.[6]

Pendekatan ilmiah menolak penjelasan bahwa déjà vu adalah "prekognisi" atau "ramalan". Pendekatan ilmiah menjelaskan bahwa déjà vu adalah anomali ingatan, yang membuat kesan berbeda bahwa suatu pengalaman "diingat kembali".[7][8] Penjelasan ini didukung oleh fakta bahwa arti dari "mengingat" pada waktu itu sangat kuat dalam banyak kasus, tetapi keadaan pengalaman "sebelumnya" (kapan, di mana, dan bagaimana pengalaman sebelumnya terjadi) tidak pasti atau diyakini tidak mungkin. Dua jenis déjà vu yang diperkirakan ada adalah jenis patologis dari déjà vu yang biasanya berhubungan dengan epilepsi dan non-patologis yang merupakan sebuah karakteristik dari orang yang sehat dan fenomena psikologis.[9][10][11][12]

Sebuah survei tahun 2004 menyebutkan bahwa sekitar dua pertiga populasi pernah mengalami déjà vu.[13] Studi lain menguatkan bahwa déjà vu adalah pengalaman yang umum dialami oleh individu-individu yang sehat, dengan antara 31% dan 96% individu melaporkan pernah mengalaminya. Pengalaman déjà vu yang terjadi berkepanjangan atau sering (merupakan hal yang tidak umum), atau berhubungan dengan gejala lain, seperti halusinasi, mungkin menjadi indikator penyakit neurologis atau psikiatris.[14]

Hubungan dengan gangguan[sunting | sunting sumber]

Peneliti-peneliti awal mencoba membangun hubungan antara déjà vu dan gangguan mental, seperti kecemasan, gangguan kepribadian terpecah, dan skizofrenia, tetapi mereka gagal menemukan korelasi penilaian diagnosis.[15] Tidak terlihat hubungan istimewa antara déjà vu dan skizofrenia.[16][17]

Patologis terkuat terkait dengan déjà vu adalah epilepsi lobus temporal.[18][19][20][21][22][23] Korelasi ini menyebabkan para peneliti berspekulasi bahwa pengalaman déjà vu mungkin adalah sebuah anomali neurologik terkait dengan luahan listrik yang tidak wajar dalam otak. Kebanyakan orang mengalami kejadian-kejadian epileptik ringan (non-patologi) secara teratur (e.g. suatu sentakan hipnagogik, sentakan tiba-tiba yang sering, tetapi tidak selalu, terjadi sesaat sebelum tertidur), sehingga diduga kelainan neurologis (ringan) yang serupa terjadi saat mengalami déjà vu, menyebabkan sensasi ingatan yang keliru. Para ilmuwan bahkan telah meneliti genetika saat mempelajari déjà vu. Meskipun saat ini tidak ada gen yang terkait dengan déjà vu, gen LGII pada kromosom 10 sedang diteliti lebih lanjut yang mungkin ada hubungannya. Beberapa bentuk tertentu dari gen berhubungan dengan epilepsi ringan, meskipun tidak pasti, déjà vu terjadi cukup sering selama kejang, sehingga para peneliti memiliki alasan untuk mencurigai adanya keterkaitan.[24]

Sebuah studi tahun 2008 menyatakan bahwa pengalaman déjà vu tidak diyakini sebagai pengalaman disosiatif patologis.[25]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Brown, A. S. (2003). "A Review of the Deja Vu Experience". Psychological Bulletin. 129: 394–413. doi:10.1037/0033-2909.129.3.394. 
  2. ^ O'Connor, A. R; Moulin, C. J. A. (2010). "Recognition without identification, erroneous familiarity, and déjà vu". Current Psychiatry Reports. 12: 165–173. doi:10.1007/s11920-010-0119-5. 
  3. ^ Schnider, Armin. (2008). The Confabulating Mind: How the Brain Creates Reality. Oxford University Press. pp. 167-168. ISBN 978-0-19-920675-9
  4. ^ Blom, Jan Dirk. (2010). A Dictionary of Hallucinations. Springer. pp. 132-134. ISBN 978-1-4419-1222-0
  5. ^ Ratliff, Evan (02-07-2006). "Déjà Vu, Again and Again". New York Times. Diakses tanggal 01-05-2010. 
  6. ^ Illman, N. A.; Butler, C. R.; Souchay, C.; Moulin, C. J. A. (2012). "Déjà Experiences in Temporal Lobe Epilepsy". Epilepsy Research and Treatment. 2012: 1–15. doi:10.1155/2012/539567. 
  7. ^ "The Meaning of Déjà Vu", Eli Marcovitz, M.D. (1952). Psychoanalytic Quarterly, vol. 21, pages: 481-489
  8. ^ The déjà vu experience, Alan S. Brown, Psychology Press, (2008), ISBN 0-203-48544-0, Introduction, page 1
  9. ^ Warren-Gash, Charlotte; Zeman, Adam (2003). "Deja vu". Practical Neurology. 3: 106–109. doi:10.1046/j.1474-7766.2003.11136.x. 
  10. ^ Nathan A. Illman, Chris R. Butler, Celine Souchay, and Chris J. A. Moulin. (2012). Déjà Experiences in Temporal Lobe Epilepsy. Epilepsy Research and Treatment 1–15.
  11. ^ Vlasov, P. N.; Chervyakov, A. V.; Gnezditskii, V. V. (2013). "Déjà vu phenomenon-related EEG pattern: Case report". Epilepsy & Behavior Case Reports. 1: 136–141. doi:10.1016/j.ebcr.2013.08.001. 
  12. ^ Labate, Angelo; Cerasa, Antonio; Mumoli, Laura; Ferlazzo, Edoardo; Aguglia, Umberto; Quattrone, Aldo; Gambardella, Antonio (2015). "Neuro-anatomical differences among epileptic and non-epileptic déjà-vu". Cortex. 64: 1–7. doi:10.1016/j.cortex.2014.09.020. 
  13. ^ Brown, A. S. (2004). "The déjà vu illusion". Current Directions in Psychological Science. 13: 256–259. doi:10.1111/j.0963-7214.2004.00320.x. 
  14. ^ Wild, E (Jan 2005). "Deja vu in neurology". Journal of neurology. 252 (1): 1–7. doi:10.1007/s00415-005-0677-3. PMID 15654548. 
  15. ^ Brown, Alan S. (2004). The Déjà Vu Experience. Psychology Press. ISBN 1-84169-075-9. 
  16. ^ Adachi, T.; Adachi, N.; Takekawa, Y.; Akanuma, N.; Ito, M.; Matsubara, R.; Ikeda, H.; Kimura, M.; Arai, H. (2006). "Déjà Vu Experiences in Patients with Schizophrenia". Compr Psychiatry. 47: 389–393. doi:10.1016/j.comppsych.2005.12.003. 
  17. ^ Adachi, N.; Adachi, T.; Akanuma, N.; Matsubara, R.; Ito, M.; Takekawa, Y.; Ikeda, H.; Arai, H. (2007). "Déjà vu experiences in schizophrenia: relations with psychopathology and antipsychotic medication". Compr Psychiatry. 48: 592–596. doi:10.1016/j.comppsych.2007.05.014. 
  18. ^ "Neurology Channel". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-04-20. Diakses tanggal 2016-05-20. 
  19. ^ Howstuffworks "What is déjà vu?"
  20. ^ Kovacs, N.; Auer, T.; Balas, I.; Karadi, K.; Zambo, K.; Schwarcz, A.; et al. (2009). "Neuroimaging and cognitive changes during déjà vu". Epilepsy and Behavior. 14: 190–196. doi:10.1016/j.yebeh.2008.08.017. 
  21. ^ Akgül, S; Öksüz-Kanbur, N; Turan, G (2013). "Persistent déjà vu associated with temporal lobe epilepsy in an adolescent". Turk J Pediatr. 55: 552–554. 
  22. ^ Warren-Gash, C; Zeman, A (2014). "Is there anything distinctive about epileptic déjà vu?". J Neurol Neurosurg Psychiatry. 85: 143–147. doi:10.1136/jnnp-2012-303520. 
  23. ^ Wells, CE; Moulin, CJ; Ethridge, P; Illman, NA; Davies, E; Zeman, A (2014). "Persistent psychogenic déjà vu: a case report". J Med Case Rep. 8: 414. doi:10.1186/1752-1947-8-414. 
  24. ^ Brynie, Faith (2009). Brain Sense: The Science of the Senses and How We Process the World Around Us. Amacom. hlm. 195. 
  25. ^ Adachi, N.; Akanu, N.; Adachi, T.; Takekawa, Y.; Adachi, Y.; Ito, M.; Ikeda, H. (2008). "Déjà vu experiences are rarely associated with pathological dissociation". Journal of Nervous and Mental Disease. 196: 417–419. doi:10.1097/nmd.0b013e31816ff36d. 

Bibliografi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]