Boneka phantom

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Boneka Phantom)
Boneka Phantom yang biasa digunakan untuk alat peraga didunia kedokteran, keperawatan, kebidanan dan kesehatan lainnya.

Boneka phantom adalah alat peraga untuk pengetahuan tentang anatomi atau faal tubuh yang digunakan oleh siswa-siswi sekolah kebidanan, kedokteran, atau keperawatan dalam menangani pasien. Sedangkan alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari.[1]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Boneka Phantom yang disebut juga manekin yang berasal dari bahasa Belanda “Maneken” yang berarti laki-laki kecil, boneka ini dibuat menyerupai sosok tubuh manusia yang dipergunakan untuk menampilkan pakaian. Beberapa tahun kemudian boneka-boneka ini mulai beredar di Prancis yang dipertukarkan di antara para bangsawan dan kelas pedagang yang disebut boneka mode. Pada abad ke-19, kebutuhan alat peraga tentang anatomi tubuh meningkat tajam seiring dengan semakin banyaknya mahasiswa kedokteran. Keterbatasan akan jenazah yang akan dijadikan alat peraga untuk tujuan pendidikan kedokteran menyebabkan berbagai cara salah satunya dengan cara melakukan pembunuhan. Melihat perkembangan yang tidak baik ini, parlemen Inggris mengeluarkan Undang-undang Anatomi 1832, yang memberikan batas-batas hukum untuk penyediaan jenazah. Pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi Alat dan atau Jaringan Tubuh Manusia pada 1981. Hal ini dilakukan untuk menjaga dan menghormati jenazah sebagai peninggalan manusia. Oleh sebab itulah, untuk kebutuhan pendidikan kedokteran, keperawatan dan kebidanan yang membutuhkan alat peraga untuk mempelajar anatomi tubuh manusia melalui mannequin atau yang biasa dikenal dengan boneka phantom yang pada umumnya terbuat dari bahan silikon, karet, atau fiber.

Jenis[sunting | sunting sumber]

  • Phantom tubuh utuh

Digunakan untuk membantu siswa-siswi kedokteran, keperawatan maupun kebidanan dalam memahami tubuh manusia secara utuh. Phantom tubuh utuh juga disebut dengan phantom tubuh lengkap, yaitu alat peraga kesehatan yang berbentuk tubuh manusia secara keseluruhan tanpa terpotong. Secara fisik, alat peraga ini terdiri dari bagian-bagian tubuh manusia lengkap. Terdiri dari tubuh, kepala, dua buah tangan dan dua kaki. Phantom tubuh lengkap mempunyai banyak fitur dan kegunaan. Diantaranya adalah mulut yang berongga dan dapat digunakan untuk pemeriksaan dan perawatan gigi.

  • Phantom kateter

Digunakan untuk membantu siswa-siswi kedokteran, keperawatan maupun kebidanan dalam memahami cara pemasangan kateter.

  • Phantom IUD

Digunakan untuk membantu siswa-siswi kedokteran, keperawatan maupun kebidanan dalam memahami cara pemasangan IUD (Intra Uterine Device).

  • Phantom implan

Digunakan untuk membantu siswa-siswi kedokteran, keperawatan maupun kebidanan dalam memahami cara pemasangan alat KB.

  • Phantom reproduksi pria & wanita

Digunakan untuk membantu siswa-siswi kedokteran, keperawatan maupun kebidanan dalam memahami anatomi alat reproduksi Pria dan Wanita.

  • Phantom breast care

Digunakan untuk membantu siswa-siswi kedokteran, keperawatan maupun kebidanan dalam memahami anatomi payudara.

  • Phantom CPR

Digunakan sebagai dummy untuk pertolongan bagi korban serangan jantung mendadak maupun korban kecelakaan seperti tenggelam. CPR disebut juga dengan Phantom Resusitasi. Resusitasi adalah suatu tindakan pertolongan pertama yang dilakukan terhadap orang atau pasien yang mengalami henti nafas karena sebab- sebab tertentu. Resusitasi atau dalam istilah medis disebut CPR ini dilakukan dengan tujuan untuk membuka kembali jalan napas yang menyempit atau tertutup sama sekali. Kasus seperti ini misalnya terjadi pada orang tengelam, serangan jantung, sesak nafas karena syok, terjatuh dan sebagainya. Phantom atau alat peraga Resusitasi terdiri atas dewasa dan anak- anak.

  • Phantom persalinan

Digunakan untuk memahami mekanisme persalinan secara utuh dari awal hingga akhir.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Pujiati. 1994. Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika. Depdiknas:Jakarta