Bidadari-Bidadari Surga

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bidadari-Bidadari Surga
SutradaraSony Gaokasak
Produser
SkenarioSony Gaokasak
Dewa Raka
CeritaTere Liye
Pemeran
Perusahaan
produksi
DistributorStarvision
Tanggal rilis
6 Desember 2012
NegaraIndonesia
BahasaIndonesia

Bidadari-Bidadari Surga adalah film drama Indonesia tahun 2012. Film ini diadaptasi dari novel karya Tere Liye dengan judul yang sama dan disutradarai oleh Sony Gaokasak. Film ini dibintangi oleh Nirina Zubir, Nino Fernandez, dan Nadine Chandrawinata.[1]

Sinopsis[sunting | sunting sumber]

Kehidupan Laisa dan keluarganya di Lembah Lahambay tidaklah mudah. Sebagai anak tertua dari lima bersaudara, Laisa harus merawat ibu dan adik-adiknya, Dalimunte, Ikanuri, Wibisana, dan Yashinta. Mereka semua bekerja keras, mulai dari menyadap karet di hutan, mengambil kayu, menganyam topi pesanan dan masih banyak lagi. Dengan keadaan seadanya dan fisik yang tak terlalu sempurna, Laisa membawa perubahan bagi keluarganya dan warga kampungnya. Laisa mengubah ladang mereka menjadi perkebunan stoberi yang berkembang pesat. Ketika Dalimunthe harus menikah melangkahi Laisa, Dalimunthe merasa sangat bersalah. Dalimunthe dan semua orang sibuk menjodohkan Laisa tanpa memikirkan perasaan Laisa yang sakit setiap kali perjodohan itu gagal.

Tapi Dharma berbeda, salah satu teman Dalimunthe yang membuat perasaan Laisa tak keruan, tetapi kenyataannya Dharma masih beristri. Istri Dharma yang tidak bisa memberikan keturunan merelakan Dharma untuk menikah lagi. Laisa merasa dibohongi. Dharma minta maaf bila dia telah menyakiti hati Laisa. Hari pernikahan pun mulai disiapkan. Tapi menjelang hari bahagia itu tiba, Dharma mendapat kabar bahwa istrinya hamil. Kabar yang membahagiakan bagi Dharma tetapi meruntuhkan semua harapan Laisa. Laisa kembali menyibukkan diri di perkebunannya, berusaha tampil seperti tak ada apa-apa Tapi seolah nasib tak pernah berhenti mempermainkan Laisa. Sakit yang selama ini dirasa Laisa adalah kanker paru-paru.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]