Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Houten wajangpop Amir Hamza alias Menak alias Jayengrana voorstellend TMnr 6148-5-4a.jpg

Konten halaman tidak didukung dalam bahasa lain.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ukuran asli(800 × 800 piksel, ukuran berkas: 70 KB, tipe MIME: image/jpeg)

Berkas ini berasal dari Wikimedia Commons dan mungkin digunakan oleh proyek-proyek lain. Deskripsi dari halaman deskripsinya ditunjukkan di bawah ini.

Ringkasan

Deskripsi
English: Stick puppet. Wooden wayang representing Amir Hamza alias Menak alias Jayengrana. This wayang golek is a figure from the Menak cycle (Amir Hamza stories). He is the prince of Pusir Bumi. Jayengrana is his name when he becomes monarch. Before that, he is known as Amir Hamza or Ambyah or Menak. He is the son of Abdul Muntalip (Mutalib) the governor of Yemen. Amir Hamza was born in Mecca and grew up with his friend Umarmaya.

His face reflects his refined and controlled nature. His gaze in toward the earth and turned in on himself, so to speak. His white countenance represents his purity. Some Western people tend to interpret such a face as a sneaky and cunning character. This shows that the interpretation of personal characteristics through the face is culture-bound.

The portrayal of the wajang dolls in this case is stylized-realistic. For most Muslims in Java, this is no problem at all. Some strictly orthodox Muslims will reject this because it is said in the Qur'an that depicting people is forbidden. This is a controversial interpretation, as others say the Qur'an says that it is forbidden to worship images of people. Not that depiction per se would be forbidden.
Nederlands: Stokpop. Houten wajangpop Amir Hamza alias Menak alias Jayengrana voorstellend. Deze wayang golekpop is een figuur uit de Menak-cyclus (Amir Hamza verhalen). Hij is de vorst van Pusir Bumi. Jayengrana is zijn naam als hij vorst wordt. Daarvoor is hij bekend als Amir Hamza of Ambyah of Menak. Hij is de zoon van Abdul Muntalip (Mutalib) de stadhouder van Yemen. Amir Hamza is in Mekka geboren en groeit op met zijn vriend Umarmaya.

Zijn gezicht is een weerspiegeling van zijn verfijnde en beheerste karakter. Zijn blik in naar de aarde gericht en als het ware in zichzelf gekeerd. Zijn witte gelaat staat voor zijn zuiverheid. Sommige Westerse mensen hebben de neiging om een dergelijk gezicht te interpreteren als een geniepig en sluw karakter. Hieruit blijkt dat de interpretatie van persoonlijke kenmerken middels het gelaat cultuur gebonden is.

Het uitbeelden van de wajangpoppen is in dit geval gestileerd-realistisch. Voor de meeste moslims op Java is dat geen enkel probleem. Sommige streng orthodoxe moslims zullen dit afwijzen omdat het in de Koran zou staan dat het afbeelden van mensen verboden is. Dat is een omstreden interpretatie, want anderen zeggen dat er in de Koran staat dat het verboden is om afbeeldingen van mensen te aanbidden. Niet dat het afbeelden op zich verboden zou zijn
Bahasa Indonesia: Wayang golek tongkat. Wayang kayu yang menggambarkan Amir Hamzah alias Menak alias Jayengrana. Boneka wayang golek ini adalah tokoh dari siklus Menak (cerita Amir Hamzah). Dia adalah raja dari Pusir Bumi. Jayengrana adalah namanya ketika ia menjadi raja. Sebelum itu, ia dikenal dengan nama Amir Hamzah atau Ambyah atau Menak. Ia adalah putra dari Abdul Muntalip (Mutalib) gubernur Yaman. Amir Hamzah lahir di Mekkah dan tumbuh bersama temannya, Umarmaya.

Wajahnya mencerminkan sifatnya yang halus dan terkendali. Tatapannya mengarah ke bumi dan berbalik ke dalam dirinya sendiri. Wajahnya yang putih melambangkan kesuciannya. Beberapa orang Barat cenderung menafsirkan wajah seperti itu sebagai karakter yang cerdik dan licik. Hal ini menunjukkan bahwa penafsiran karakteristik pribadi melalui wajah terikat oleh budaya.

Penggambaran boneka wajang dalam hal ini bergaya realistis. Bagi sebagian besar umat Islam di Jawa, hal ini tidak menjadi masalah. Beberapa Muslim yang sangat ortodoks akan menolak hal ini karena dikatakan dalam Al-Quran bahwa menggambarkan orang dilarang. Ini adalah interpretasi yang kontroversial, karena ada juga yang mengatakan bahwa di dalam Al-Quran dikatakan bahwa menyembah patung dilarang. Bukan berarti penggambaran itu sendiri yang dilarang
Tanggal before 2003
date QS:P,+2003-00-00T00:00:00Z/7,P1326,+2003-00-00T00:00:00Z/9
Sumber
institution QS:P195,Q1131589
Collectie Stichting Nationaal Museum van Wereldculturen
Pembuat Tropenmuseum

Lisensi

w:id:Creative Commons
atribusi berbagi serupa
Berkas ini dilisensikan dengan lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 3.0 Tanpa Adaptasi
Anda diizinkan:
  • untuk berbagi – untuk menyalin, mendistribusikan dan memindahkan karya ini
  • untuk menggubah – untuk mengadaptasi karya ini
Berdasarkan ketentuan berikut:
  • atribusi – Anda harus mencantumkan atribusi yang sesuai, memberikan pranala ke lisensi, dan memberi tahu bila ada perubahan. Anda dapat melakukannya melalui cara yang Anda inginkan, namun tidak menyatakan bahwa pemberi lisensi mendukung Anda atau penggunaan Anda.
  • berbagi serupa – Apabila Anda menggubah, mengubah, atau membuat turunan dari materi ini, Anda harus menyebarluaskan kontribusi Anda di bawah lisensi yang sama seperti lisensi pada materi asli.

Captions

Wayang golek dari kayu

Items portrayed in this file

menggambarkan

image/jpeg

checksum Inggris

8471e966c4d2f44413b3942a4b56fe941a447b84

71.372 Bita

800 piksel

800 piksel

Riwayat berkas

Klik pada tanggal/waktu untuk melihat berkas ini pada saat tersebut.

Tanggal/WaktuMiniaturDimensiPenggunaKomentar
terkini28 Juli 2010 17.32Miniatur versi sejak 28 Juli 2010 17.32800 × 800 (70 KB)KITbot== {{int:filedesc}} == {{Information |description=<!--{{id|1=To be translated}}--> {{nl|1=Stokpop. Deze wayang golekpop is een figuur uit de Menak-cyclus (Amir Hamza verhalen). Hij is de vorst van Pusir Bumi. Jayengrana is zijn naam als hij vorst wordt. D

Halaman berikut menggunakan berkas ini:

Penggunaan berkas global

Wiki lain berikut menggunakan berkas ini:

Metadata