Benih ortodoks

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Benih ortodoks adalah benih tumbuhan yang mampu melakukan pertahanan hidup dalam jangka waktu yang lama dalam kondisi kering. Pertahanan hidup dari benih ortodoks dapat terjadi melalui kondisi lingkungan yang mampu membuat penurunan kadar air dan suhu penyimpanan rendah. Benih ortodoks tetap dapat mengalami penuaan dan kematian meskipun berada dalam kondisi penyimpanan yang optimum. Proses isiologi dan perubahan biokimia pada benih ortodoks menjadi penyebab utama penuaannya. Kematian benih ortodoks dipengaruhi oleh tekanan kondisi suhu dan kadar air yang tinggi di dalam benih tinggi. Benih ortodoks yang mengalami kondisi penuaan hanya dapat bertahan hidup selama beberapa hari atau beberapa pekan saja.[1]

Ciri-ciri[sunting | sunting sumber]

Benih ortodoks dapat bertahan hidup dalam keadaan kering sampai kadar air rendah dengan persentase hingga 2,5% dari kadar air normal. Pada kondisi kering, benih ortodoks dapat disimpan dalam waktu lama meski pada suhu dan kelembapan yang rendah. Pada kondisi demikian, kemampuan pertahanan hidup dari benih ortodoks tidak mengalami penurunan yang berarti. Penurunan kadar air dan suhu ruang simpan pada benih ortodoks mampu meningkatkan daya simpan. Beberapa ilmuwan membedakan benih ortodoks dengan poikilohidrika yang mampu bertahan hidup pada suhu dan kelembapan ruangan dalam jangka waktu yang lama. Benih ortodoks yang siap untuk dipanen memiliki kadar air berkisar antara 15%–30%.[2]

Selain kadar air dan suhu penyimpanan, ciri-ciri benih ortodoks juga dapat diketahui melalui keadaan alami, taksonomi, waktu penyimpanan, ukuran dan sifat benih, dormansi, kemasakan dan metabolisme yang terjadi. Benih ortodoks umumnya dapat tumbuh di lingkungan arid dan semi-arid. Iklim yang sesuai untuk pertumbuhan benih ortodoks yaitu iklim basah, iklim sedang dan iklim tropis di dataran tinggi. Benih ortodoks umumnya berasal dari famili dan genus antara lain Myrtaceae, Leguminosae, Pinaceae, dan Casuarinaceae. Kadar air benih dan suhu penyimpananya dapat diuji pada kondisi kering dan kriopreservasi. Pengujian kering dilakukan pada kadar air penyimpanan 5%–7% dengan suhu 0°C–20°C. Sementara itu, kriopreservasi dilakukan pada kadar air 2%–4% dan suhu -15°C sampai -20°C. Benih ortodoks dapat bertahan hidup selama beberapa tahun hingga puluhan tahun dalam kondisi optimal. Ukuran benih ortodoks berkisar antara ukuran kecil hingga sedang dalam skala biji dan memiliki kulit biji yang keras. Sebelum masak, berat benih ortodoks berhenti bertambah. Sedangkan dalam kondisi masak, kadar air menurun hingga 6%–10% dengan sedikit variasi nilai di antara benih-benih yang disimpan di tempat yang sama. Benih ortodoks juga sering mengalami dormansi, tetapi tidak mengalami metabolisme saat masak.[3]

Pertumbuhan[sunting | sunting sumber]

Benih ortodoks mengalami pertumbuhan mulai dari kecambah hingga pertumbuhan semai. Bentuk tumbuhan lengkap dari benih ortodoks hanya sampai bibit berukuran kecil. Pertumbuhan pada tingkat bibit memerlukan beberapa perlakuan yang meliputi jenis media tumbuh, tingkat naungan, pemberian hara secara makro maupun mikro, dan penambahan mikroorganisme yang mempercepat, memperkuat serta menyehatkan pertumbuhan bibit.[4]

Pengujian[sunting | sunting sumber]

Pengujian benih ortodoks dikenal dengan nama uji vigor. Pada uji ini, pengujian meliputi pengukuran besaran nilai daya berkecambah, kemampuan pertahanan hidup, kapasitas pertumbuhan di suatu lahan dan kemampuan bertahan hidup pada kondisi suboptimum. Pada benih ortodoks yang kualitasnya telah menurun diadakan perlakuan invigorasi. Tujuan invigorasi adalah meningkatkan kembali kualitas dari benih ortodok di antaranya dengan priming osmotik.[4]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Syamsuwida, D., dkk. 2016, hlm. 1-2.
  2. ^ Yuniarti, N., dkk. 2016, hlm. 6.
  3. ^ Yuniarti, N., dkk. 2016, hlm. 6-7.
  4. ^ a b Syamsuwida, D., dkk. 2016, hlm. 2.

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]