Basa Ampek Balai Tapan, Pesisir Selatan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Basa Ampek Balai Tapan
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Barat
KabupatenPesisir Selatan
Pemerintahan
 • CamatDrs. Ferry[1]
Populasi
 • Total19,333 jiwa jiwa
Kode Kemendagri13.01.11
Kode BPS1302020
Luas- KM²
Nagari/kelurahan10 Nagari (Desa)


Basa Ampek Balai Tapan adalah sebuah kecamatan yang terletak di bagian selatan Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat, Indonesia.[1] Secara administratif wilayahnya adalah sebagian wilayah Tapan yang sebagiannya lagi masuk wilayah Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan. Kota Tapan berada di jalan lintas barat Sumatera dan persimpangan yang menghubungkan tiga provinsi, yaitu Sumatera Barat, Jambi dan Bengkulu.

Pembagian Administrasi[sunting | sunting sumber]

Secara administrasi Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan terbagi atas 10 Pemerintahan Nagari yaitu:

  1. Nagari Bukit Buai Tapan
  2. Nagari Ampang Tulak Tapan
  3. Nagari Riak Danau Tapan
  4. Nagari Batang Betung Tapan
  5. Nagari Pasar Tapan
  6. Nagari Batang Arah Tapan
  7. Nagari Tanjung Pondok Tapan
  8. Nagari Koto Enau Tapan
  9. Nagari Tapan
  10. Nagari Dusun Baru Tapan

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Kantor Camat Basa Ampek Balai Tapan berada di Jl. Raya Tapan-Bengkulu Km. 3, Nagari Tanjung Pondok Tapan.

Jarak Tapan ke Kota Terdekat[sunting | sunting sumber]

Tapan merupakan jalur utama yang menghubungkan Kota Padang dan Kota Painan di Pesisir Selatan Sumatera Barat, Kota Sungaipenuh di Jambi dan Kota Bengkulu dan Mukomuko di Bengkulu. Jarak Tapan dengan kota sekitarnya sebagai berikut:

Padang: ± 212 km (ke arah utara)

Painan: ± 140 km (ke arah utara)

Mukomuko Provinsi Bengkulu: ± 60 km (ke arah selatan)

Sungai Penuh Provinsi Jambi: ± 64 km (ke arah timur)

Batas-Batas[sunting | sunting sumber]

Utara Pancung Soal
Timur Siulak dan Sungai Bungkal
Selatan Ranah Ampek Hulu Tapan
Barat Pancung Soal

Geografis[sunting | sunting sumber]

Secara geografis, daerah Tapan berada pada dataran rendah pesisir barat Pulau Sumatera, dengan kontur wilayah beragam, mulai dari dataran bergambut di bagian barat hingga selatan dan perbukitan rendah pada bagian utara hingga tinggi di bagian timur yang merupakan bagian dari gugusan Bukit Barisan.

Dengan iklim tropis dan curah hujan tinggi, semakin ke arah timur suhu udara di Tapan semakin rendah karena semakin tinggi mengarah ke Dataran Tinggi Kerinci.

Perekonomian[sunting | sunting sumber]

Perekonomian masyarakat Tapan sebagian besar adalah pertanian, dengan bertani Padi adalah mata pencarian utama masyarakat Tapan, diikuti Jagung, Palawija serta sebagian kecil buah-buahan seperti Semangka (karamojo).

Disamping itu potensi perkebunan juga menjadi mata pencarian masyarakat Tapan, yakni perkebunan Karet (parah) dan sekarang semakin berkembangnya perkebunah Sawit dan Kakao (cokelat). Serta yang telah terkenal lama serta menjadi ikon dan oleh-oleh dari Tapan yaitu Petai (ptai) dan Jengkol (jighiang) meski sekarang produksinya semakin berkurang.

Sosial Budaya[sunting | sunting sumber]

Menurut Adat N’ghing Tapan, masyarakat Minang Tapan dibagi atas 4 suku (klan), yakni Caniago, Mlayu Gdang, Mlayu Kcik dan Sikumbang. Masing-masing suku dipimpin oleh datuk yang dikenal dengan Panghulu Nan Baqhepek. Susunan setiap suku dimulai dari Panghulu Nan Baqhepek, Uqhangtuo Adat Nan Baqhepek, Iman nan baqhepek dan Dukun Nan Baqhepek. Awal berdirinya Nagari Tapan dengan Machudum Sati sebagai Orang Tua Adat Nagari (Ughang Tuo Adat N’ghing) Tapan. Tiap-tiap suku dibagi atas beberapa kaum yang masing-masing kaum dipimpin oleh seorang Ninik Mamak (Pamakung). Adapun susu-suku tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Suku Malayu Kcik [sunting | sunting sumber]

Suku Malayu Kcik memiliki Gelar Kebesaran (Gelar Nobat) Datuk Panghulu Suku yang di-gele (Digilir atau Diganti) antara lain sebagai berikut:

  1. Datuk Sangguno Dirajo
  2. Datuk Sumanggun Dirajo
  3. Datuk Rajo Dibenda
  4. Datuk Dewa Pahlawan
  5. Datuk Syahbandar
  6. Datuk Rindang Pincalang

2. Suku Malayu Gdang[sunting | sunting sumber]

Giliran Gelar Kebesaran dalam Suku Malayu Gdang adalah sebagai berikut:

  1. Datuk Rajo Besa
  2. Datuk Sukadano
  3. Datuk Rajo Indo
  4. Datuk Permai Duaso

3. Suku Caniago[sunting | sunting sumber]

Giliran Gelar Kebesaran dalam Suku Caniago adalah sebagai berikut:

  1. Datuk Suri Maha Rajo di Kubu
  2. Datuk Rajo Lelo di Pasar 60
  3. Datuk Gedang di Nilau
  4. Datuk Lebih di Nilau
  5. Datuk Sati di Nilau

4. Suku Sikumbang[sunting | sunting sumber]

Giliran Gelar Kebesaran dalam Suku Sikumbang adalah sebagai berikut:

  1. Datuk Rajo Nan Kayo di Tanjung Pondok
  2. Datuk Beno Sutan
  3. Datuk Sri Gagah

Saat ini yang memegang jabatan Penghulu di Tapan antara lain:

  • Suku Malayu Kcik: H. Bachtaruddin, SE. Dt. Dewa Pahlawan
  • Suku Malayu Gdang: Bustami Pasry Dt. Permai Duaso
  • Suku Caniago: Novrial Bahrun, SH., M.Kn., Dt. Suri Maharajo
  • Suku Sikumbang: Ir. Nasution Dt. Rajo Nan Kayo

Pemekaran Kabupaten[sunting | sunting sumber]

Sejak tahun 2000, masyarakat yang berada di enam kecamatan paling selatan di Kabupaten Pesisir Selatan ini telah memperjuangkan sebuah kabupaten baru yang meliputi daerah Renah Indojati (Kecamatan Air Pura, Kecamatan Pancung Soal, Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan, Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan, Kecamatan Lunang dan Kecamatan Silaut). Usulan pemekaran telah masuk dan dibahas oleh DPR RI, namun sampai saat ini belum juga disahkan. Saat ini masyarakat masih menunggu RUU tentang pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Renah Indojati disahkan menjadi UU sehingga Renah Indojati menjadi kabupaten sendiri dan terpisah dari Kabupaten Pesisir Selatan. Dengan Ibu kota Kabupaten berada di Bukit Buai, Nagari Bukit Buai Tapan, Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan.[2]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]