Bariogenesis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dalam kosmologi fisik, bariogenesis adalah istilah umum untuk proses fisik hipotetis yang menghasilkan keadaan asimetri antara barion dan antibarion pada masa alam semesta sangat awal, sehingga menghasilkan jumlah materi residu yang substansial yang membentuk alam semesta saat ini.

Teori-teori bariogenesis (yang paling utama adalah bariogenesis elektrolemah dan bariogenesis GUT) merupakan penerapan beragam sub-disiplin ilmu fisika, seperti teori medan kuantum dan fisika statistik, untuk mendeskripsikan kemungkinan mekanisme-mekanisme tersebut. Perbedaan yang mendasar di antara teori-teori bariogenesis adalah mengenai deskripsi interaksi antara partikel-partikel dasar.

Langkah berikutnya setelah bariogenesis adalah nukleosintesis Big Bang, yang telah jauh lebih baik dipahami, yaitu di mana inti atom cahaya mulai terbentuk.

Persamaan Dirac[1] yang dirumuskan oleh Paul Dirac sekitar 1928 sebagai bagian dari perkembangan mekanika kuantum relativistik, memprediksikan keberadaan antipartikel bersama dengan hasil-hasil akhirnya, yang diharapkan dari partikel yang berkorespondensi dengannya. Sejak saat itu, telah dapat dipastikan secara eksperimen bahwa setiap jenis partikel yang diketahui memiliki antipartikel yang berkaitan dengannya.

Referensi[sunting | sunting sumber]

Artikel ilmiah[sunting | sunting sumber]

  1. ^ P.A.M. Dirac (1928). "The Quantum Theory of the Electron". Proceedings of the Royal Society of London A. 117 (778): 610–624. doi:10.1098/rspa.1928.0023. 

Buku teks[sunting | sunting sumber]

Pracetak[sunting | sunting sumber]