Baptis api

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 5 April 2013 19.52 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 5 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q1409751)

Dalam agama Kristen, baptisan api adalah proses pemurnian dengan menggunakan penderitaan. Kata baptis berasal dari bahasa Yunani "βάπτισμα", yang arti longgarnya "berendam atau mandi" sedangkan "api" dikonotasikan sebagai sesuatu yang panas dan menimbulkan efek siksaan atau penderitaan. Karena itu Baptisan api adalah baptisan penderitaan, yang merupakan baptisan ketiga sesudah baptisan air dan baptisan Roh Kudus.[butuh rujukan] Umat Kristen mempercayai bahwa baptisan api dilakukan oleh Tuhan terhadap orang-orang tertentu dengan cara mengijinkannya untuk mengalami penderitaan tertentu untuk tujuan pemurnian dalam hal ibadahnya kepada Tuhan. Baptisan api menghasilkan dua kemungkinan: sukses atau gagal. Baptisan Api tidak sama dengan hukuman, karena hukuman diberikan sebagai teguran atau juga pembalasan oleh karena terjadinya suatu dosa atau kesalahan yang dilakukan sebelumnya, sedangkan baptisan api dilakukan tanpa dilatarbelakangi dosa, melainkan sebagai alat uji untuk melihat kemurnian ibadah seseorang kepada Tuhan.

Etimologi

Kata "baptisan" berasal secara tidak langsung dari bahasa Yunani "βάπτισμα" yang bermakna longgar "ditenggelamkan seluruhnya" atau "direndam" secara demikian sehingga obyeknya tidak nampak di atas permukaan. Sedangkan kata "api" menunjuk pada sesuatu unsur yang bersifat panas yang apabila mengenai tubuh seseorang akan menimbulkan rasa sakit atau efek siksaan tertentu. Namun seperti panasnya api dapat memurnikan logam mulia dengan memisahkannya dari unsur-unsur tertentu pada suhu tertentu, maka demikian juga penderitaan tertentu dapat memunculkan karakter sebenarnya dari seorang anak manusia.

Ayat-ayat Alkitab yang menjadi dasar Baptisan Api

"Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api."(Matius 3:11)

Tetapi kata Yesus kepada mereka: “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima? Jawab mereka: “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka: “Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima."(Markus 10:38,39)

Cawan dalam konteks Markus 10:38 tersebut bermakna penderitaan, yang diperkuat oleh Sabda Yesus Kristus sewaktu berdoa di Taman Getsemani menjelang penyaliban-Nya:

"Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." (Lukas 22:42).

Karena itu pengertian "... dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima" di Markus 10:39 tersebut mempunyai makna bahwa Yesus Kristus harus menerima, menjalani atau "direndam" dalam penderitaan.

Siapakah yang membaptis dengan Baptisan Api

Alkitab mencatat bahwa Baptisan Api sebenarnya telah dikenal dalam Perjanjian Lama, antara lain bagaimana Allah telah membaptis tokoh Ayub dengan penderitaan, sementara tokoh ini diakui Allah sebagai orang benar(Ayub 1:8). Sedangkan kitab Perjanjian Baru mencatat bagaimana Allah juga telah membaptis Yesus Kristus, juga dengan penderitaan sampai dengan kematian-Nya di kayu Salib sebagai orang Benar (2 Kor. 5:21). Selanjutnya dalam Sejarah Gereja tercatat bagaimana Yesus Kristus juga membaptis murid-murid-Nya dengan Baptisan Api sesuai nubuat Yohanes Pembaptis (Matius 3:11) dengan mengijinkan mereka menderita dan mati sebagai Martyr yang meneguhkan dedikasi mereka kepada Tuhan Yesus dengan kesetiaan sampai mati.

Baptisan Api di era Perjanjian Lama

Alkitab Perjanjian Lama mencatat banyak peristiwa yang dapat dikategorikan sebagai Baptisan Api antara lain:

  • Tuhan memerintahkan Abraham untuk mengorbankan Ishak, anaknya, untuk mencobai sampai dimana kesetiaan dan ketaatan Nabi Tuhan itu, dan Abraham sukses menjalani Baptisan Api tersebut (Kejadian 22:1-13 dan Ibrani 11:17)
  • Tuhan mengijinkan Iblis mencobai Ayub dengan membunuh anak-anak Ayub dan merampasi hartanya, (Ayub 1:22), lalu Ayub sakit barah (semacam borok) di sekujur tubuhnya, namun Ayub sukses menjalani Baptisan Apinya, lalu dia sembuh dari penyakitnya, kekayaan dan keluarganya juga dipulihkan.(Ayub 42:10-17)
  • Sadrakh, Mesakh dan Abednego rela dimasukkan ke dalam tungku api demi kesetiaan mereka kepada Tuhan dengan tidak mau menyembah patung berhala, lalu Tuhan membuat mereka tidak terbakar oleh api, dan ketiganya sukses menjalani Baptisan Api mereka (Daniel 3:1-30).
  • Daniel dimasukkan ke gua Singa, karena tidak mau dicegah untuk beribadah kepada Tuhan pada saat tertentu, lalu Tuhan menolongnya sehingga Daniel terluput dari taring Singa-singa buas (Daniel 6:1-29)

Baptisan Api di era Perjanjian Baru

Baptisan Api yang diterima Yesus Kristus

Yesus Kristus telah menerima banyak perlakuan yang dapat dikategorikan sebagai Baptisan Api bagi-Nya, antara lain:

Yesus Kristus sukses menjalani semua Baptisan Api tersebut, lalu Dia menerima segala Kuasa di Surga dan di Bumi (Matius 28:18), (Filipi 2:9-11).

Baptisan Api yang diterima para Martyr

Setelah Yesus, maka para murid-Nya juga menerima Baptisan Api yang diijinkan terjadi oleh Yesus Kristus (Matius 3:11) antara lain:

Baptisan Api untuk orang Kristen

Umat Kristen percaya, bahwa di sepanjang zaman, Yesus Kristus akan membaptis orang-orang Kristen dengan Baptisan Api, yaitu dengan mengijinkan mereka mengalami keadan-keadan yang sulit pada waktu-waktu tertentu untuk menguji iman mereka, berdasarkan Sabda-Nya:

Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." (Markus 8:34)

Salib yang dimaksud pada pesan Yesus tersebut, dalam hal ini adalah penderitaan pada kurun waktu tertentu, yaitu Baptisan Api yang perlu diterima oleh orang-orang Kristen yang sudah menjalani hidup secara benar sesuai ajaran Yesus Kristus sebagai ujian iman.

Lihat pula

Pranala luar