Bandar Udara Iskandar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Bandara Iskandar)
Bandar Udara Iskandar

Iskandar Airport
Informasi
JenisPublik/Militer
PemilikRepublik Indonesia
PengelolaPemerintah
MelayaniPangkalan Bun
LokasiPangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Indonesia
Zona waktuWIB (+07:00)
Ketinggian dpl23 mdpl
Koordinat2°42′18″S 111°40′23″E / 2.70500°S 111.67306°E / -2.70500; 111.67306Koordinat: 2°42′18″S 111°40′23″E / 2.70500°S 111.67306°E / -2.70500; 111.67306
Situs webcentralkalimantanairport.com
Peta
PKN di Kalimantan Tengah
PKN
PKN
Lokasi bandara di Kalimantan Tengah, Indonesia
PKN di Kalimantan
PKN
PKN
PKN (Kalimantan)
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
m kaki
13/31 2,120×45 6,955 Aspal
Statistik (2019)
Penumpang677,770
Sumber: Daftar bandar udara tersibuk di Indonesia Direktorat Jenderal Perhubungan Udara,[1] DAFIF[2][3]
Pangkalan Udara TNI AU Iskandar
Lambang Lanud
NegaraIndonesia Indonesia
Cabang TNI Angkatan Udara
Tipe unitLanud Tipe C
PeranPangkalan Angkatan Udara
Bagian dariKomando Operasi Angkatan Udara II
LanudPangkalan Bun
PelindungTentara Nasional Indonesia
Moto"Prayatna Kerta Gegana"
Situs webwww.tni-au.mil.id

Bandar Udara Iskandar (IATA: PKNICAO: WAGI (Sebelumnya : WAOI)) terletak di Kota Pangkalanbun, Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin dan merupakan satu satunya bandara di Kalimantan Tengah yang memiliki stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) avtur. Panjang landasan pacu (run way) Bandara Iskandar sehingga menjadi 13/31 berukuran panjang 2.120 meter, lebar 45 meter.[1] Untuk ukuran kota kabupaten di luar Pulau Jawa, keberadaan Bandar Udara Iskandar cukup memadai.selain untuk keperluan militer angkatan udara, Bandara ini melayani beberapa penerbangan dan cargo antar kota di Kalimantan, Sulawesi dan Pulau Jawa.Tanggal 4 January 2015 bandara Iskandar menjadi posko utama dalam pencarian Indonesia AirAsia Penerbangan 8501 yang jatuh di Selat Karimata.[4]. Bandara Iskandar sudah mampu di darati pesawat terbang jenis Airbus A320 seri NEO milik maskapai Citilink meskipun statusnya Carter.[5]

Pengembangan Bandar Udara Iskandar[sunting | sunting sumber]

Tahun 2017, Bandar Udara Iskandar kembali mengajukan dana pengembangan bandara dari pemerintah pusat. Dana ini akan dipergunakan untuk menambah panjang run way dari panjang 2.120 m menjadi 3.570 m pembangunan Terminal Baru yang memiliki Desain Seperti Terminal Khas Kalimantan Tengah dan fasilitas lainnya.

Potensi[sunting | sunting sumber]

Potensi berkembangnya Bandar Udara Iskandar, selain didukung oleh daya tarik Taman Nasional Tanjung Puting,Habitat alami orang utan, sebagai tujuan wisata konservasi yang telah go Internasional, juga didukung oleh perkembangan pesat investor dan industri di sektor agronomi dan agrobisnis lainnya di daerah Kotawaringin Barat dan sekitarnya. Selain dari Kabupaten Kotawaringin Barat, masyarakat Kabupaten Sukamara, Lamandau dan sebagian besar dari Kabupaten Seruyan, mengandalkan Bandara Iskandar Pangkalan Bun untuk bepergian keluar pulau.

Pembangunanan Bandar Udara Internasional[sunting | sunting sumber]

Untuk memenuhi kapasitas penumpuang penerbangan Domestik dan Internasional yang semakin meningkat, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat berencana mengembangkan dan membangun Bandar Udara Baru yang memenuhi syarat Bandar Udara Internasional. Untuk Bandar Udara Baru Akan Terhubung Pangkalan Bun, Pusat Perbelanjaan, Monorel Dan Taman Nasional Tanjung Puting. Bandar Udara Baru di bangun di Desa Sebuai, Kecamatan Kumai dan dijangka selesai tahun 2025 landasan pacu 4.900 x 49 meter (16.076 ft × 161 ft).

Maskapai dan Tujuan Penerbangan[sunting | sunting sumber]

[3]

[4][5]

MaskapaiTujuan
Aviastar Palangkaraya
Batik Air Jakarta–Soekarno–Hatta, (dimulai 20 Maret 2024) Surabaya
Citilink Jakarta–Soekarno–Hatta (dimulai 5 Januari 2024)
NAM Air Jakarta–Soekarno–Hatta, Semarang, Surabaya
Susi Air Palangkaraya
Wings Air Semarang, Surabaya
Smartaviation Sampit, Palangkaraya

Sejarah Landasan Udara Iskandar[sunting | sunting sumber]

Bandara Iskandar dahulunya bernama Lapangan Terbang Subah Uyah, bandara tersebut merupakan warisan/peninggalan pemerintah kolonial Jepang yang masih berupa tanah di padatkan.pada tahun 1947 Pangeran Muhammad Noor, yang saat itu menjabat gubernur kalimantan, mengajukan permintaan kepada AURI unuk membangun sebuah stasiun radio guna menyebarkan beita bahwa indonesia telah medeka sejak tahun 1945. Soerjadi Soerjadarma mengambil inisiatif mengirimkan ke 13 orang ke kalimantan, dua di antaranya adalah teknisi radio dari AURI, sedangkan 11 orang lainnya adalah putra kalimanta. Kesebelas putra kalimantan itu adalah Iskandar sebagai komandan pasukan, Ahmad kosasih, Bachri,J Biak,C Williem, Imanuel, Amirudin, Ali Akbar, M Dahlan, JH Darius, dan Marawi. Pada tanggal 17 oktober 1947(yang kemudian menjadi hari Korpaskhas TNI-AU) dini hari. Pesawat lepas landas dari Maguwo, Djogjakarta menyebrangi laut Jawa dan belantara hutan rimba kalimantan menuju Kotawaringin Barat,Tepatnya Di desa Sambi, Kalimantan Tengah sebagai daerah saaran penerjunan. menggunakan pesawat C-47 Dakota RI-002 (Monumen Palagan Sambi yang sampai saat ini masih tetap Utuh berdiri di sebelah bundaran pancasila) yg di awaki kapten pilot Bob Freeberg dengan kopilot Makmur Suhodo sera dibantu jump master Amir Hamzah dan pemadu jalan mayor Tjilik Riwut bersama 13 pejuang prajurit penejun. Selepas mendarat dengan selamat,mereka menghadapi pasukan Belanda yang sedang melangsungkan agresi militer 1 yang pada saat itu Berupaya merebut landasan udara Jepang yg telah berhasil di ambil alih oleh pemerintah Indonesia. Ke 13 orang tersebut tewas dan yg tersisa menjadi tawanan pihak Belanda. Untuk mengenang jasa para penerjun tersebut, maka nama komandan penerjun Iskandar di abadikan mejadi nama landasan tersebut.

Pangkalan TNI AU Iskandar[sunting | sunting sumber]

Lanud Iskandar sebenarnya merupakan lanud terluas di Indonesia. Luasnya yang mencapai 3000,6 hektar melebihi luas Lanud Halim Perdanakusuma di Jakarta dan Lanudal Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur. Hanya saja, dari luas tersebut, baru sekitar 200 hektar saja yang dimanfaatkan sebagai kantor dan landasan pacu pesawat. luasnya area yang dimiliki lanud ini, akhirnya menjadikannya sebagai hutan kota. Pasalnya, wilayah di sekitar lanud ini masih dikelilingi oleh hutan yang cukup asri.[6] Lanud Iskandar ini masih tipe C di bawah kendali Koopsau I TNI AU

Komandan[sunting | sunting sumber]

  • Letkol Nav Rudy Kurniawan, S.E., M.Han. (2023)
  • Letkol Pnb Ig. Widi Nugroho, S.T., M.M.DS. (2023-Sekarang)

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b "Iskandar Airport, Pangkalan Bun". Directorate General of Civil Aviation. Diakses tanggal 31 Dec 2014. 
  2. ^ Informasi bandar udara World Aero Data untuk WAOI
  3. ^ Informasi bandar udara untuk WAOI di Great Circle Mapper. Sumber: DAFIF.
  4. ^ [1]. Diakses tanggal 4 Januari 2015
  5. ^ [2]. Airbus 320 Neo Pertama yang Touch down di bandara Iskandar
  6. ^ "Lanud Iskandar, Landasan TNI AU Terluas nan Bersejarah yang Tak Banyak Dikenal" website nasional.kompas.com