Bahasa Sangir

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bahasa Sangir
BPS: 0495 0
Dituturkan di
Wilayah
Penutur
255.000[1]
Kode bahasa
ISO 639-2-
ISO 639-3sxn
BPS (2010)0495 0
Status konservasi
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC5 Developing
Bahasa Sangir dikategorikan sebagai C5 Developing menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini mengalami peningkatan jumlah penutur dari waktu ke waktu
 Portal Bahasa
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B • PW
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Bahasa Sangir biasa juga disebut bahasa Sangihé, Sangil, Sangihê, Sangér adalah bahasa yang digunakan oleh etnis Sangihe di Sulawesi Utara, yang tersebar di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Kabupaten Kepulauan Talaud, dan Davao yaitu kepulauan yang terletak di utara jazirah Sulawesi. Sebagian penutur bahasa ini juga terdapat di kota Manado, kota Bitung dan Kabupaten Minahasa terutama daerah pesisir pantai utara.

Penutur bahasa Sangir yang merantau ke daerah lain tetap memelihara bahasa ini, menggunakannya di antara komunitas mereka. Tetapi mereka umumnya tidak mengajarkannya kepada keturunan mereka sehingga keturunan suku Sangihe di perantauan tidak lagi menggunakan bahasa ini.

Terdapat 3 aksen/dialek Bahasa Sangihe yaitu dialek Sangir Besar yang digunakan penduduk di gugusan kepulauan Sangihe Besar, dialek Siau digunakan penduduk di kepulauan Siau dan dialek Tagulandang digunakan penduduk di kepulauan Tagulandang dan Biaro.

Bahkan memperhatikan tata bahasa suku Bantik, suku asli di Manado, akan dengan mudah dapat dikenali kesamaannya sehingga seorang peneliti yang jujur dapat mengatakan bahwa bahasa Bantik berakar dari Bahasa Sangir.

Bahasa Sangihe sebenarnya bukan merupakan bahasa tulisan melainkan bahasa lisan, karena dilestarikan di dalam bahasa tutur masyarakatnya saja, sedangkan administrasi, surat menyurat dan hubungan dalam perniagaan menggunakan tulisan bahasa Melayu/Indonesia sejak zaman kolonial Belanda. Bahasa Sangihe tertulis direkam dengan baik sebenarnya di dalam Kitab Suci Alkitab dalam ketiga dialek. Literatur tersebut diterjemahkan dari Alkitab bahasa Indonesia oleh penerjemah Lembaga Alkitab Indonesia (LAI).

Sementara itu, terdapat semacam puisi yang terdiri dari kurang lebih 20 macam bentuk, seperti kimba, tavaa, gane, paseva (kata-kata hikmah) dan dadendante (syair berantai).

== Rmaka mea sisia eferensi ==

Pranala luar[sunting | sunting sumber]