Bahasa Jawa Surabaya

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bahasa Jawa Surabaya
    • ꦧꦱꦗꦮꦱꦸꦫꦧꦪ
    • Basa Jawa Surabaya (Jawa)
    • Bhâsa Jâwa Sorbhâjâh (Madura)
Dituturkan diIndonesia
WilayahGerbangkertosusila (Jawa Timur)
EtnisJawa, Madura
Penutur
± 3.5 juta (2019)[1]
Lihat sumber templat}}
Posisi bahasa Jawa Surabaya dalam dialek-dialek bahasa Jawa Sunting klasifikasi ini

Catatan:

Simbol "" menandai bahwa bahasa tersebut telah atau diperkirakan telah punah
Aksara Jawa
Abjad Pegon
Alfabet Latin
Status resmi
Diatur olehBalai Bahasa Provinsi Jawa Timur
Kode bahasa
ISO 639-3
LINGUIST List
jav-sur
Glottologsura1245[2]
Status konservasi
Terancam

CRSingkatan dari Critically endangered (Terancam Kritis)
SESingkatan dari Severely endangered (Terancam berat)
DESingkatan dari Devinitely endangered (Terancam)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
Aman

NESingkatan dari Not Endangered (Tidak terancam)
Jawa Surabaya belum diklasifikasikan dalam tingkatan manapun pada Atlas Bahasa-Bahasa di Dunia yang Terancam Kepunahan
Referensi: [3][4]
Lokasi penuturan
The Map of Surabaya Metropolitan
  • Warna Merah: Wilayah di mana dialek Surabaya dituturkan secara dominan, meliputi wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik
  • Warna Jingga: Wilayah di mana dialek Surabaya dituturkan secara pasif, meliputi sebagian wilayah Lamongan, Mojokerto, dan Bangkalan
PetaPerkiraan persebaran penuturan bahasa ini.
Koordinat: 7°15′27″S 112°45′08″E / 7.257469°S 112.752089°E / -7.257469; 112.752089
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.
 Portal Bahasa
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B • PW
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Bahasa Jawa Surabaya atau dialek Suroboyoan (Jawa: ꦧꦱꦗꦮꦱꦸꦫꦧꦪ, translit. Basa Jawa Surabaya, pengucapan bahasa Jawa: [bɔsɔ jɔwɔ surɔˈbɔyɔ]) adalah sebuah dialek bahasa Jawa dalam rumpun dialek Arekan yang dituturkan di wilayah Gerbangkertosusila, terutama di Kota Surabaya.

Ciri khas[sunting | sunting sumber]

Bahasa Jawa Surabaya menunjukkan ciri khas fonologi dan morfologi yang tidak terdapat dalam dialek-dialek bahasa Jawa lainnya.[5]

Afiksasi[sunting | sunting sumber]

Salah satu ciri khas dari bahasa Jawa Surabaya adalah penggunaan imbuhan bahasa Jawa untuk kosakata bahasa Indonesia, beberapa contohnya yaitu:

  • Akhiran -é
  1. Rumah + é → rumahé
  2. Orang + é → orangé
  3. Punya + é → punyaé
  • Akhiran -a

Dalam bahasa Jawa Standar, akhiran '-a' dilafalkan sebagai [ɔ] seperti huruf 'o'. Akan tetapi, penulisan bahasa Jawa Surabaya biasanya tidak mengikuti kaidah penulisan baku bahasa Jawa yang tetap menggunakan huruf 'a', sehingga akhiran '-a' ditulis menggunakan huruf 'o' untuk merepresentasikan bunyinya.

  1. Beli + o → belio
  2. Berangkat + o → berangkato
  3. Sini + o → sinio
  • Akhiran -en
  1. Cari + en → carien
  2. Ambil + en → ambilen
  3. Jual + en → jualen

Kosakata[sunting | sunting sumber]

Beberapa contoh kosakata dalam bahasa Jawa Surabaya:

Dialek Surabaya[b] Bahasa Jawa Standar Bahasa Indonesia[6]
ai[c] bulik bibi
ampèl pring buluh
antep abot berat
antem tinju
beḍigasan - banyak tingkah
begèjèḳan guyonan bergurau
begidakan - banyak tingkah
beling, mbeling dableg nakal
bekònyòk, bònyòk, bònyòr, nyònyòr benjut bonyok
beṭik, mbeṭik dableg nakal
betèk bethik betik (Anabas testudineus)
bibik bulik bibi
blangkrak, blangkrah, mblangkrak, mangkrak - terbengkalai
blanjur, keblanjur kebanjur terlewat
bòhai montok seksi (tubuh)
cak, cacak mas, kangmas kakak laki-laki
cébók, cibuk gayung gayung
cécé, cici[d] mbak kakak (perempuan)
cècèk - kulit sapi
céḍók, ciḍuk cidhuk, irus cedok, sauk, irus
cegèk - salah sangka, tertipu, kehabisan kata-kata
ciak[e] mangan makan
ciamik[f] apik baik, bagus
cipòk ambung cium
clòmètan - bertutur kata sembarangan
cómbé - pengadu, pelapor, membocorkan rahasia
cuan[g] bathi untung, laba
cukrik, cókrék ciyu minuman keras oplosan
cwawak, cwawakan cuwawak bertutur secara berisik
grapyak ramah
demek kumel kumal
ḍempis dhempil, mèpèd di pojok (posisi), mendesak
dlèwèr dlèwèr terjuntai
- ceroboh
dòlòp goblog bodoh
dugang dugang menendang
- menahan (aniaya)
èkèr gelut berkelahi
entas, ngentas entas membawa masuk (melindungi dari hujan)
mentas baru saja[h]
- menuntaskan sesuatu
èntos - kemampuan melakukan sesuatu (konotasi negatif)
gacòr crèwèt, kluruk berkicau, cerewet
gagèh kesusu terburu-buru
gejròt menyet menekan, memipihkan, menjadikan penyek
gibeng antem pukul
glènḍès, ngglènḍèsi - berantakan (rupa)
gòcèng[i] limang èwu lima ribu
hairen, gairen, airen bojo kekasih
haucek,[j] haujek, haóse, hause énak enak
Hókló[k] - orang Hokkian
ingis pringis menyeringai, bermuka masam, ringis
jeglaḳ mangan makan
kamsia[l] suwun terima kasih
kecelék kapusan tertipu
kepèḳ konangan ketahuan, terpergok
Khèḳ[m] - orang Hakka
klèmprak gléthak geletak
klimbruk klumbruk menumpuk dengan tidak teratur
klumpuk[n] kumpul kumpul
kòber péngin ingin
kókó[o] mas, kakang kakak (lelaki)
kóngkó,[p] kóngków, kóngkó-kóngkó mlangkring tongkrong, menongkrong
kòrak[q] - sampah masyarakat, norak, kampungan
kòrdès[r] - norak, kampungan
kya,[s] kya-kya mlaku, mlaku-mlaku berjalan, jalan-jalan
lalar, lalar gawé - kurang kerjaan
lamis[t] - penjilat, penggibah
lèkòh[u] - nikmat
lèpò - semen (konstruksi)
liwèk, kliwèk - kelupas
magreng gedhé, magrong besar, megah
meḍak - sudah tidak terpakai
mémé[v] adhi adik (perempuan)
mèntòl, mentòl - bentol
metekek - membusungkan dada
mòkòng - bebal
mòncròt muncrat muncrat
munjuk munggah naik
nesu nesu marah
lesu lesu[w]
nḍak ora tidak
ngapló - termenung
ngòbus ngapusi menipu
ngòwòs ngèwès bocor (gas)
ning[x] mbak kakak (perempuan)
òngkep, òngkeb sumuk gerah
òngkrèh - membongkar, membuat berantakan
pèk pèh (kata seruan)
penò sampéyan Anda
semòyò,[y] semayani nyemayani, njanjèni menjanjikan, berjanji
seru[z] men, temen sangat
sinyó,[aa] nyó, neó jaka jejaka, bujang
tacik,[ab] cik mbak kakak (perempuan)
xincia[ac], sincia, sincia'an - Tahun Baru Imlek
yakapa, ya'apa, yak òpò, ya'òpò kepriyé, kepriyé, piyé bagaimana

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Penggolongan untuk seluruh rantai dialek bahasa Jawa, termasuk varietas lain seperti bahasa Osing dan bahasa Tengger
  2. ^ Penulisan huruf pada contoh kata di bawah merupakan penulisan yang umum ditemui. Pada penulisan dialek Arekan, umumnya diakritik tidak digunakan. Diakritik pada tabel ini hanya sebagai petunjuk untuk menghindari abiguasi pembacaan dan beberapa diakritik bukan merupakan diakritik yang digunakan dalam penulisan latin bahasa Jawa. Huruf dengan diakritik beserta bunyinya adalah sebagai berikut: <é> untuk [e], <è> untuk [e], <ó> untuk [o], <ò> untuk [o], <ḍ> untuk [ɖ], <ṭ> untuk [ʈ], dan <ḳ> untuk [k] sebagai koda (konsonan di akhir suku kata).
  3. ^ Serapan dari bahasa Tionghoa 阿姨 'bibi'.
  4. ^ Serapan dari bahasa Min Selatan 姐姐 chiá-chiá 'kakak perempuan'.
  5. ^ Serapan dari bahasa Min Selatanchiā 'makan'.
  6. ^ Serapan dari bahasa Tionghoa 食飽未? terj. har.'sudah kenyang belum?'.
  7. ^ Serapan dari bahasa Min Selatanchoán 'mendapat keuntungan'.
  8. ^ Penggunaan di sebagian wilayah Lamongan.
  9. ^ Serapan dari bahasa Min Selatan 五千 gō͘-chheng 'lima ribu'.
  10. ^ Serapan dari bahasa Mandarin 好吃 hǎochī 'enak'.
  11. ^ Serapan dari bahasa Hokkien 福佬 Ho̍h-ló 'orang Hokkian'.
  12. ^ Serapan dari bahasa Min Selatan 感謝 kám-siā 'terima kasih'.
  13. ^ Serapan dari bahasa Min Selatankhek, kependekan dari 客家 kheh-ka 'orang Hakka'.
  14. ^ Dalam bahasa Jawa Standar, klumpuk memiliki arti 'mengelompokkan'.
  15. ^ Serapan dari bahasa Min Selatan 哥哥 ko-ko 'kakak laki-laki'.
  16. ^ Serapan dari bahasa Min Selatan 講古 kóng-kó͘ 'bercerita'.
  17. ^ Korak berasal dari gabungan kata "kotoran" dan "rakyat".
  18. ^ Kordes berasal dari gabungan kata "kotoran" dan "desa" atau korak dan ndèsa.
  19. ^ Serapan dari bahasa Min Selatankiâⁿ 'berjalan'.
  20. ^ Lamis berasal dari gabungan kata lambe dan "manis" atau lambe dan "tipis".
  21. ^ Dalam bahasa Jawa Standar, lékoh memiliki arti 'makanan yang bercampur'.
  22. ^ Serapan dari bahasa Mandarin 妹妹 mèimei 'adik perempuan'.
  23. ^ Penggunaan di sebagian wilayah Sidoarjo.
  24. ^ Ning diduga berasal dari singkatan kata ningrat dalam bahasa Jawa Standar. Kata ini memiliki makna serupa seperti néng dalam bahasa Sunda. Pada penggunaan awalnya, kata sapaan ini hanya digunakan kepada anak perempuan dari keluarga terhormat.
  25. ^ Dalam bahasa Jawa Standar, semaya memiliki arti 'menunda'.
  26. ^ Kosakata khas Gresik.
  27. ^ Serapan dari bahasa Portugis senhor 'tuan'.
  28. ^ Serapan dari bahasa Min Selatan 大姊 tōa-chí 'kakak perempuan'.
  29. ^ Serapan Serapan dari bahasa Hokkien 新正 sin-chiaⁿ 'Tahun Baru Imlek'.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surabaya". 
  2. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Dialek Surabaya". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  3. ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. 
  4. ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022. 
  5. ^ Krauße, Daniel (2017). "A Description of Surabayan Javanese with Special Reference to its Linguistic Etiquette". The University of New Castle (dalam bahasa Inggris). Australia. doi:10.13140/RG.2.2.27512.14086/1. 
  6. ^ "KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.