Ayub 5

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ayub 5
Kitab Ayub lengkap pada Kodeks Leningrad, dibuat tahun 1008.
KitabKitab Ayub
KategoriKetuvim
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
18
pasal 4
pasal 6

Ayub 5 (disingkat Ayb 5) adalah bagian dari Kitab Ayub di Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Kitab ini menceritakan riwayat Ayub, seorang yang saleh, dan pencobaan yang dialaminya.[1][2]

Teks[sunting | sunting sumber]

  • Naskah sumber utama: Masoretik, Septuaginta dan Naskah Laut Mati.
  • Pasal ini terdiri dari 27 ayat.
  • Berisi perkataan pertama Elifas, orang Teman, mengenai pencobaan yang dialami Ayub dalam pembicaraan antara Ayub dengan ketiga sahabatnya.
  • Merupakan satu rangkaian dengan pasal 4.
Fresco dari Cathedral of the Annunciation menggambarkan Ayub dan sahabat-sahabatnya.

Struktur[sunting | sunting sumber]

  • Ayub 5:1–16 = Elifas mengutuki orang bodoh
  • Ayub 5:17–27 = Elifas menganggap orang yang menerima teguran Allah pasti tidak mengalami penderitaan

Ayat 6-7[sunting | sunting sumber]

6Karena bukan dari debu terbit bencana dan bukan dari tanah tumbuh kesusahan
7melainkan manusia menimbulkan kesusahan bagi dirinya, seperti bunga api berjolak tinggi.[3]
bahasa Ibrani: כי ׀ לא־יצא מעפר און ומאדמה לא־יצמח עמל׃
כי־אדם לעמל יולד ובני־רשף יגביהו עוף׃
Transliterasi Ibrani: ki lo-ye·ze me·'a·far a·wen u·me·'a·da·mah lo-yiz·makh a·mal.
ki-a·dam le·'a·mal yu·lad u·be·nê-re·shef yag·bi·hu uf.

Di ayat 6-7 ini terdapat permainan kata "adamah" (="debu tanah") dengan "adam" (= "manusia"; "Adam") yang mengingatkan pada kisah di Kitab Kejadian pasal 3, terutama Kejadian 3:17–19: Kesusahan tidak berasal dari "tanah" (adamah) melainkan akibat perbuatan "manusia" (adam) yang menimbulkan kesusahan pada dirinya sendiri.[4]

Ayat 27[sunting | sunting sumber]

"Sesungguhnya, semuanya itu telah kami selidiki, memang demikianlah adanya; dengarkanlah dan camkanlah itu!"[5]

Elifas berpendapat bahwa jikalau Allah menegur seseorang dan orang itu menanggapinya dengan benar, maka Allah akan membebaskannya dari segala malapetaka.

  • 1) Pikiran yang keliru ini ditentang oleh penulis surat Ibrani yang menyatakan bahwa beberapa dari tokoh iman Perjanjian Lama yang terbesar dianiaya, menderita kekurangan, disiksa dan bahkan dibunuh; orang-orang benar ini tidak pernah mengalami kelepasan total dalam hidup ini (Ibrani 11:36-39).
  • 2) Alkitab sama sekali tidak mengajarkan bahwa Allah akan melenyapkan semua kesulitan dan penderitaan dari kehidupan kita. Orang saleh tidak senantiasa lolos dari kesulitan dalam hidup ini.[6]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  2. ^ (Indonesia) WS Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 2, sastra dan nubuatan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994.
  3. ^ Ayub 4:6–7
  4. ^ The New Oxford Annotated Bible with the Apocrypha, Augmented Third Edition, New Revised Standard Version, Indexed. Michael D. Coogan, Marc Brettler, Carol A. Newsom, Editors. Publisher: Oxford University Press, USA; 2007. ISBN 0-19-528881-5, 978-0195288810
  5. ^ Ayub 5:27
  6. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]