Asbabun Nuzul Surah Al-Baqarah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Asbabun Nuzul Surat Al-Baqarah memuat sebab-sebab turunnya sebagian ayat-ayat pada surat Al-Baqarah.[1]

Al-Baqarah[sunting | sunting sumber]

Al-Baqarah: 79[sunting | sunting sumber]

Imam Bukhari meriwayatkan dalam kitabnya:[2] "... dari Ibnu Abbas: "Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri",[3] dia berkata: "Ayat ini turun tentang ahli kitab."

Al-Baqarah: 97[sunting | sunting sumber]

Imam Ahmad meriwayatkan (1/274): "... dari Ibnu Abbas katanya:" Serombongan Yahudi menghadap kepada Rasulullah saw lalu berkata: "Wahai Abul Qasim, sesungguhnya kami tanya anda tentang lima hal. Maka kalau anda terangkan kepada kami, tahulah kami bahwa anda adalah seorang Nabi dan kami tentu mengikutimu.Lalu dia melakukan perjanjian sebagaimana dilakukan Isra'el (Nabi Ya'kub) terhadp anak-anaknya ketika mereka berkata:" Allah adalah saksi atas apa yang kita katakan ini." Kata dia saw: "Tanyalah." Kata mereka: "Terangkan kepada kami tentang tanda-tanda seorang Nabi." Dia berkata:"Kedua matanya tidur tetapi hatinya tidak tidur." Kata mereka pula:"Terangkan bagaimana terjadinya anak perempuan dan anak laki-laki?" Kata dia:"Kedua air mani bertemu, maka jika air mani laki-laki naik di atas mani perempuan, maka jadilah laki-laki. Kalau mani perempuan yang naik lebih dulu di atas mani laki-laki jadilah anak perempuan." Kata mereka lagi:" Terangkan apa yang diharamkan Isra'el atas dirinya?" Kata dia:" Dahulu dia mengeluhkan sakit rheumatik dan tidak menemukan sesuatu yang sesuai kecuali susu ini dan ini. Kata Abdullah:"Kata ayahku:"Di antaramereka ada yang mengatakan:"yaitu unta" maka diapun mengharamkan dagingnya. Kata mereka: "Engkau benar." Mereka bertanya:"Apa guntur itu?" Kata dia: "Salah seorang malaikat Allah yang ditugaskan mengiring awan, dengan tangannya atau ditangannya terdapat pecut dari api yang dengan itu dia menggiring awan tersebut ke mana saja diperintahkan Allah." Kata mereka:" Lalu suara apa itu?" Dia mengatakan:" Itulah suaranya." Merekapun berkata:"Engkau benar. Tinggal satu lagi, kalau engkau terangkan kepada kami, tentu kami akan membai'atmu. Tidak ada satu Nabipun melainkan ada bersamanya malaikat yang membawa berita kepadanya, maka terangkan kepada kami siapa temanmu?" Dia berkata: "Jibril." Kata mereka:"Jibril, yang membawa peperangan, pertempuran dan adzab, dia itu musuh kami, Seandainya engkau katakan Mikail, yang turun membawa rahmat, tumbuhan dan hujan tentulah jadi (kami akan membai'atmu)."

Maka Allah turunkan: "Katakanlah: "Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al-Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman."[4]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Ash-Shahihul Musnad Min Asbabin Nuzul, 1415 H, Karya Syekh Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i.
  2. ^ Khalqu Af'alil 'Ibad (hal 54), karya Imam Bukhari
  3. ^ QS. Al-Baqarah: 79
  4. ^ QS. Al-Baqarah: 97

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

(Indonesia) biografi pengarang kitab rujukan