Arminianisme

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Arminianisme adalah sebuah aliran pengajaran soteriologis dalam Kristen Protestan yang berdasarkan pemahaman teologis dari teolog Reformasi Belanda Jacobus Arminius (1560-1609),[1] dan para pengikutnya, Remonstrans.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Jacobus Arminius adalah seorang pendeta dan teolog Belanda pada akhir abad 16 dan awal 17. Dia diajarkan oleh Theodore Beza, penerus Calvin yang dipilih, tetapi dia menolak teologi gurunya bahwa Allah yang tanpa syarat memilih sebagian untuk diselamatkan. Sebaliknya Arminius mengusulkan bahwa pemilihan Allah adalah atas orang-orang yang percaya, berdasarkan pada iman. Pandangan Arminius ditantang oleh Calvinis Belanda, khususnya Franciscus Gomarus, tetapi Arminius meninggal sebelum sinode nasional dilaksanakan.

Pengikut Arminius tidak ingin mengadopsi nama pemimpin mereka, dan menyebut diri mereka Remonstrans. Arminius meninggal sebelum ia bisa memenuhi permintaan Jenderal Negara Belanda untuk 14-halaman penguraian pandangannya, Remonstrans menjawab sebagai gantinya dengan Lima artikel Remonstrans.

Lima poin Remonstrans[sunting | sunting sumber]

Arminianisme awalnya diartikulasikan dalam Remonstrans (1610), pernyataan teologis yang ditandatangani oleh 45 pendeta. Lima poin dari Remonstrans menegaskan bahwa:

  1. Pemilihan (dan kutukan pada hari kiamat) tergantung pada iman rasional atau ketidak percayaan manusia;
  2. Penebusan, secara kualitatif memadai untuk semua orang, hanya manjur untuk orang beriman;
  3. Tanpa bantuan oleh Roh Kudus, orang tak mampu menanggapi akan Allah;
  4. Kasih karunia dapat ditolak,
  5. Orang-orang percaya mampu melawan dosa tetapi tidak di luar kemungkinan jatuh dari kasih karunia.[2]

Inti dari Remonstrans Arminianisme terletak pada pernyataan bahwa martabat manusia menuntut adanya kehendak bebas yang tidak terhalang, termasuk menolak kasih karunia keselamatan dari Allah bahkan yang sebelumnya telah diterima. Ini artinya seseorang yang telah beriman kepada Kristus bisa menjadi murtad.

Perbandingan dengan aliran Protestan lainnya[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah perbandingan tiga pandangan dari aliran Protestan lainnya terhadap soteriologi[3]

Topik Lutheranisme Calvinisme Arminianisme
Kehendak manusia/
Kehendak bebas
Kerusakan total tanpa memiliki kehendak bebas Kerusakan total tanpa memiliki kehendak bebas Manusia memiliki kehendak bebas untuk memilih yang baik dan yang jahat
Doktrin pemilihan/
Predestinasi
Pemilihan tanpa syarat hanya untuk keselamatan Pemilihan tanpa syarat baik untuk keselamatan maupun untuk penghukuman Pemilihan dengan syarat didasarkan pada iman dan perbuatan baik manusia yang sudah diketahui Allah sebelumnya.
Pembenaran/Penebusan Penebusan untuk semua orang telah selesai ketika Kristus mati. Penebusan terbatas hanya pada umat pilihan Allah, telah selesai ketika Kristus mati. Pembenaran dimungkinkan untuk semua orang (penebusan universal), tetapi hanya terjadi ketika seseorang memanfaatkannya/menentukan pilihan yang didasarkan oleh imannya. Semua umat manusia mempunyai kemungkinan untuk dapat ditebus sebagai akibat dari pekerjaan Kristus di kayu salib.
Pekerjaan Roh Kudus/
Anugerah keselamatan
Melalui cara-cara menerima anugerah Allah, keselamatan dapat ditolak Tanpa melalui cara apa pun, keselamatan tidak dapat ditolak Menyangkut anugerah kehendak bebas dan oleh karena itu dapat ditolak; pekerjaan Roh Kudus terbatas, sebab Ia memanggil manusia untuk bebas memilih bertobat dan manusia dapat menolaknya.
Perlindungan Orang percaya dapat jatuh, tetapi Allah memberi jaminan preservasi Ketekunan orang-orang kudus, sekali diselamatkan, akan tetap selamat Orang percaya dilindungi imannya oleh Allah namun memiliki kemungkinan kehilangan anugerah Allah tersebut.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Magnusson, Magnus (ed). Chambers Biographical Dictionary (Chambers: Cambridge University Press, 1995) 62
  2. ^ http://www.britannica.com/EBchecked/topic/35372/Arminianism
  3. ^ Table drawn from, though not copied, from Lange, Lyle W. God So Loved the Word: A Study of Christian Doctrine. Milwaukee: Northwestern Publishing House, 2006. p. 448.