Anti-pembunuhan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 5 April 2013 12.24 oleh EmausBot (bicara | kontrib) (Bot: Migrasi 39 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q200160)
Logo ini, diciptakan oleh Glenn D. Paige, menjelaskan konsep dari anti-pembunuhan yang dipadukan berdasarkan simbol Yin Yang dan penelitian termutakhir tentang sistem otak yang merangsang terjadinya emosi yang menciptakan emosi negatif dan positif dari manusia. Perubahan inisiatif secara analogis (biru), kemampuan manusia untuk tidak membunuh (putih), naluri untuk membunuh (merah).

Anti-pembunuhan adalah suatu paham yang menginginkan ketiadaan pembunuhan dalam kehidupan, ancaman pembunuhan, dan segala kondisi yang mengacu pada pembunuhan terhadap manusia.[1] Walaupun penggunaan istilah tersebut dalam dunia akademis lebih cenderung merujuk pembunuhan terhadap manusia, tapi hal tersebut lebih diperluas untuk binatang maupun makhluk hidup yang lainnya.[2] Hal tersebut menjadikan suatu tradisi dalam paham "anti-pembunuhan" yang merupakan bagian dari Buddhist ethics yang terdapat pada sila pertama Pancasila,[3] dan memiliki kesamaan dengan semua agama yang ada di dunia.[4] Satu hal bukti nyata pentingnya "anti-pembunuhan", karena paham ini juga diterapkan pada "Piagam Dunia Tanpa Kekerasaan" [5] yang disepakati pada Konferensi Dunia ke-8 untuk Nobel Peace Laureates.[6]

Berdasarkan analisis dari paham anti-pembunuhan, paham ini berlandaskan konsep-konsep dari perdamaian. Konsepsi perdamaian tersebut adalah tidak adanya peperangan maupun gejala-gejala yang mengakibatkan peperangan, anti-kekerasan (psikologis, fisik, dan struktural), dan ahimsa (tidak adanya penyiksaan pemikiran yang disebabkan ucapan dan perbuatan).[7] Berpedoman pada butir ketiga dari konsepsi perdamaian tersebut, paham anti-pembunuhan merupakan suatu paham yang secara nyata bertujuan untuk menghapus segala tindakan ke arah pembunuhan di alam semesta. Sementara itu, pemikiran atas "anti-kekerasan" dan "perdamaian" hanya sebatas wacana klasikal dari pemikiran abstrak yang mengarah kepada hal yang pasif dalam menangani pembunuhan,[8] Hal tersebut terbukti dari kuantitas kepedulian terhadap kesehatan masyarakat (pencegahan, perawatan dan pengobatan untuk hal-hal yang ditimbulkan dari pengrusakan secara traumatis dari tindakan pembunuhan yang telah dan akan terjadi secara progresif).[9]

Satu hal yang perlu diketahui, paham anti-pembunuhan bukanlah suatu paham yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi bagi suatu komunitas tertentu yang mengharapkan dunia tanpa pembunuhan, sebagaimana prinsip dari beberapa ideologi dan tradisi keagamaan yang melaknat penghilangan nyawa dari makhluk hidup. Sebagai suatu pergerakan yang bersifat tanpa batas (tidak untuk kalangan tertentu), paham ini berharap bagi dan untuk semua orang dalam kreatifitas dan kualitas usaha mereka demi memperjuangkan paham ini melalui pendidikan, penelitian, aksi sosial dan pembuatan peraturan. Paham ini mengharapkan pengembangan secara ilmiah, institusional, politik, ekonomi, dan spiritual. Itu semua untuk bertujuan untuk ketiadaan pembunuhan di kehidupan manusia. Selain itu juga, paham anti-pembunuhan secara liberal menangani isu-isu sosial yang berkembang dalam masyarakat.[10]

Dalam sebuah buku yang berjudul Nonkilling Global Political Science, Glenn D. Paige memperkirakan sedikitnya 0,5 persen umat manusia yang mati karena dibunuh oleh manusia.[11] Hal tersebut diperkuat dengan adanya bukti-bukti secara antropologis yang menunjukkan bahwa adanya kebudayaan yang memiliki tradisi membunuh manusia untuk tujuan yang tidak masuk akal.[12] Pada masa silam, di saat terdapatnya bangsa barbar yang merajalela, telah ada sebuah komunitas yang berpaham anti-pembunuhan yang mengharapkan kehidupan yang mutlak tanpa adanya aksi pembunuhan. Dari penjelasan tersebut, telah nyata bahwa adanya usaha yang serius untuk meminimalisir kekerasan dan pembunuhan dalam sejarah kehidupan spesies Homo sapiens sapiens.[13]

Secara umum, konsep dari anti-pembunuhan adalah paham yang menentang adanya agresi, pembunuhan, autogenosida, kontrak pembunuhan, organisasi pembunuhan, genosida budaya, hukuman mati, demosida, kekerasan rumah tangga, pemusnahan etnis, etnosida, femisida, fetisida, gendersida, genosida, pembunuh bayaran, tumbal, infantisida, linguisida, pembantaian, murder-suicide, omnsida, polisida, politisida, regisida, school shooting, kekerasan struktural, bunuh diri, terorisme, thrill killing, tiranisida, kekerasan, peperangan, dan segala bentuk pembunuhan secara langsung, maupun tidak langsung (pembunuhan secara struktural).

Referensi

  1. ^ Glenn D. Paige, Nonkilling Global Political Science. Center for Global Nonkilling, 2002; 3rd ed. 2009, page 1.[1]
  2. ^ V. K. Kool and Rita Agrawal, "The Psychology of Nonkilling", in Toward a Nonkilling Paradigm, edited by Joám Evans Pim. Honolulu: Center for Global Nonkilling, 2009 [2].
  3. ^ Stewart McFarlane in Peter Harvey, ed., Buddhism. Continuum, 2001, page 187. Buddhist Scriptures in Pali language have explicit reference to nonviolence and nonkilling: monks should not only themselves abstain from killing but should also refrain from encouraging other people to kill themselves (Vinayapitaka III: .71-74)
  4. ^ Lihat http://en.wikiversity.org/wiki/School:Nonkilling_studies#Program_on_Nonkilling_Spiritual_Traditions
  5. ^ 8th World Summit of Nobel Peace Laureates, Charter for a World without Violence. Rome, December 15, 2007.[3]
  6. ^ "To address all forms of violence we encourage scientific research in the fields of human interaction and dialogue and we invite participation from the academic, scientific and religious communities to aid us in the transition to nonviolent, and nonkilling societies".
  7. ^ "Nonkilling Global Society", in Peace Building, edited by Ada Aharoni, in Encylopedia of Life Support Systems (EOLSS), Developed under the auspices of the UNESCO, 2005, Eolss Publishers, Oxford [4].
  8. ^ Antonino Drago, "Nonkilling Science", in Toward a Nonkilling Paradigm, edited by Joám Evans Pim. Honolulu: Center for Global Nonkilling, 2009 [5].
  9. ^ World Report on Violence and Health, 2002. Geneva: World Health Organization [6].
  10. ^ Glenn D. Paige, Nonkilling Global Political Science. Center for Global Nonkilling, 2002; 3rd ed. 2009.[7]
  11. ^ Glenn D. Paige, Nonkilling Global Political Science. Center for Global Nonkilling, 2002; 3rd ed. 2009, page 40.[8]
  12. ^ See online Encyclopedia of peaceful societies, [9].
  13. ^ Leslie E. Sponsel , "Reflections on the Possibilities of a Nonkilling Society and a Nonkilling Anthropology", in Toward a Nonkilling Paradigm, edited by Joám Evans Pim. Honolulu: Center for Global Nonkilling, 2009 [10].

Lihat pula

Pranala luar