Angiogram CT scan jantung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Computed tomography of the heart
Intervensi
Kontras yang ditingkatkan menggunakan CT scan dua sumber radiasi
ICD-9-CM87.41
Kode OPS-3013-224

Angiogram CT scan jantung atau CT coronary angiogram (CTA) adalah prosedur untuk mengetahui penyumbatan/hambatan pada arteri jantung, biasanya untuk mendiagnosa penyakit arteri koroner. Pasien diinjeksi intravena (IV) dengan cairan/pewarna yodium dan jantungnya discan menggunakan CT scan berkecepatan tinggi, minimal CT scan 64 slice untuk melihat arteri jantung yang relatif kecil dan bergerak cepat dalam resolusi tinggi dan 3D.[1]

Angiogram CT scan jantung kadang kala digunakan bersamaan dengan stress test, dimana Angiogram CT scan jantung lebih ke melihat keberadaan plak dan/atau timbunan kalsium, sedangkan stress test lebih kepada mengukur kemampuan jantung.[2]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa CTA lebih unggul daripada Nilai Kalsium Arteri Koroner (Coronary Artery Calcium Score - CACS) pada major adverse cardiac events (MACE).[3]

Indikasi[sunting | sunting sumber]

Cara ini belum digunakan secara rutin. Mungkin berguna untuk mendiagnosa kecurigaan penyakit jantung koroner, untuk pemantauan operasi bypass, untuk mengevaluasi penyakit jantung valvular dan untuk mengevaluasi masa jantung.

Belum pasti apakah cara ini akan menggantikan pengunaan kateter yang invasif. Sekarang ini, tampaknya kegunaan utama cara ini adalah menolak adanya penyakit arteri jantung, daripada mengiyakan. Karena tes ini sangat sensitif (lebih dari 90 persen), jadi hasil negatif umumnya meniadakan adanya penyakit arteri koroner.[4] Tes ini tidak begitu spesifik, bagaimanapun hasil positip kurang merangkum dan perlu dikonfirmasikan dengan tes lanjutan angiografi yang invasif.

Hasil perkiraan positip tes ini 82% dan perkiraan negatif 93%. Berarti dari 100 pasien yang diperkirakan memiliki penyakit arteri koroner, 18 orang sebenarnya tak memilikinya, dan untuk setiap 100 pasien dengan hasil negatif, kenyataannya 7 pasien memilikinya.

Sebagai tambahan kemampuan mendiagnosanya, tes ini memberikan informasi prognosa yang penting. Beratnya penyempitan dan kelanjutan dari penyakit arteri koroner adalah indikator-indikator prognosis yang penting.[5] Bagaimanapun, satu dari keunikan tes ini adalah kenyataan bahwa dinding pembuluh darah dapat dilihat secara visual, tanpa prosedur invasif. Jadi, teknik ini dapat mengidentifikasi karakteristik dari penyakit arteri koroner yang diasosiasikan dengan berkembangnya sindroma koroner akut.[6][7]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Coronary Computed Tomography Angiogram". Diakses tanggal April 9, 2015. 
  2. ^ "Cardiac Computed Tomography Angiography (CCTA)". Diakses tanggal April 9, 2015. 
  3. ^ Zhi-hui Hou, MD; Bin Lu, MD; Yang Gao, MD; Shi-liang Jiang, MD; Yang Wang, MD; Wei Li, MD; Matthew J. Budoff, MD. "Prognostic Value of Coronary CT Angiography and Calcium Score for Major Adverse Cardiac Events in Outpatients". Diakses tanggal April 9, 2015. 
  4. ^ Mikolich, JR (May 2012). "Cardiac computed tomographic angiography and the primary care physician". The Journal of the American Osteopathic Association. 112 (5): 267–275. PMID 22582196. 
  5. ^ Min JK et al. Age- and Sex-Related Differences in All-Cause Mortality Risk Based on Coronary Computed Tomography Angiography Findings. J Am Coll Cardiol. 2011 Aug 16;58(8):849-60. doi: 10.1016/j.jacc.2011.02.074.
  6. ^ Motoyama S. et al. Computed tomographic angiography characteristics of atherosclerotic plaques subsequently resulting in acute coronary syndrome. J Am Coll Cardiol. 2009 Jun 30;54(1):49-57. doi: 10.1016/j.jacc.2009.02.068.
  7. ^ Versteylen MO, et al. Additive value of semi-automated quantification of coronary artery disease using cardiac CT-angiography to predict for future acute coronary syndrome. J Am Coll Cardiol. 2013;():. doi:10.1016/j.jacc.2013.02.065