1 Tesalonika 5

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
1 Tesalonika 5
Potongan surat 1 Tesalonika 5:8-10 pada Papirus 30, yang ditulis sekitar abad ke-3 M.
KitabSurat 1 Tesalonika
KategoriSurat-surat Paulus
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
13
pasal 4

1 Tesalonika 5 (disingkat 1Tes 5) adalah bagian terakhir dari Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Tesalonika dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Digubah oleh rasul Paulus, Silwanus dan Timotius.[3]

Teks[sunting | sunting sumber]

Struktur[sunting | sunting sumber]

Pembagian isi pasal:

Ayat 2[sunting | sunting sumber]

Karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam.[4]

Istilah "hari Tuhan" pada umumnya dianggap bukan menunjuk kepada suatu masa selama 24 jam, tetapi suatu jangka waktu yang lama ketika musuh-musuh Allah dikalahkan (Yesaya 2:12–21; 13:9–16; 34:1–4; Yeremia 46:10; Yoel 1:15–2:11,28; Yoel 3:9,12–17; Am 5:18–20; Za 14:1–3), diikuti oleh pemerintahan Kristus di bumi ini (Zef 3:14–17; Wahyu 20:4–7).

  • 1) "Hari" ini mulai pada saat hukuman ilahi jatuh atas dunia mendekati akhir zaman ini (1Tes 5:3). Kesengsaraan besar termasuk dalam hari Tuhan ini (Wahyu 6:1–19:21). Murka Allah ini akan memuncak dengan kedatangan Kristus untuk memusnahkan semua orang jahat Wahyu 19:11–21 (lihat Yoel 1:14; Yoel 2:30–31; Zef 1:7; Wahyu 16:16).
  • 2) Hari Tuhan rupanya berawal pada saat manusia mengharapkan tibanya saat damai dan keamanan (1Tes 5:3).
  • 3) "Hari" itu tidak akan menimpa orang percaya yang setia seperti pencuri, karena mereka sudah ditetapkan untuk menerima keselamatan dan bukan murka, dan mereka berjaga-jaga dan mengendalikan diri, hidup dalam iman, kasih, dan kebenaran (1Tes 5:4–9).
  • 4) Orang percaya akan selamat dari "murka yang akan datang" ini (1Tes 1:10) oleh Tuhan Yesus Kristus (1Tes 5:9) ketika Dia datang untuk mengangkat jemaat-Nya ke sorga (bandingkan 1Tes 4:17; lihat Yoh 14:3; Wahyu 3:10).
  • 5) Hari Tuhan akan berakhir setelah kerajaan seribu tahun (Wahyu 20:4-10) pada penciptaan langit dan bumi baru (bandingkan 2Pet 3:13; Wahyu 21:1).

Metafora "pencuri pada malam" ini berarti bahwa waktu hari Tuhan akan mulai tidak pasti dan tidak disangka-sangka. Tidak mungkin seseorang dapat mengetahui tanggalnya (lihat Matius 24:42–44 mengenai pengajaran Tuhan tentang saat kedatangan-Nya yang tak terduga untuk gereja).[5]

Ayat 16[sunting | sunting sumber]

Bersukacitalah senantiasa.[6]

Ayat 16 bahasa Yunani[sunting | sunting sumber]

Textus Receptus

Πάντοτε χαίρετε

Transliterasi:

Pantote khairete.[7]

Ayat 16 catatan[sunting | sunting sumber]

Ayat serupa tertulis dalam Surat Paulus kepada Jemaat di Filipi pasal 4:4.[8]

Ayat 17[sunting | sunting sumber]

Tetaplah berdoa.[9]

Ayat 17 bahasa Yunani[sunting | sunting sumber]

Textus Receptus

ἀδιαλείπτως προσεύχεσθε

Transliterasi:

adialeiptōs proseukhesthe.[10]

Ayat 17 catatan[sunting | sunting sumber]

  • "Tetaplah" diterjemahkan dari Yunani: ἀδιαλείπτως, adialeiptōs yang berarti "tidak henti-hentinya". "Tetaplah" tidak berarti terus-menerus mengucapkan doa yang formal. Sebaliknya, yang dimaksudkan ialah berulang-ulang menaikkan bermacam-macam doa pada segala kesempatan sepanjang hari (Lukas 18:1; Roma 12:12; Efesus 6:18; Kolose 4:2).[5]
  • "Berdoa" artinya tetap tinggal di hadapan Allah, senantiasa berseru mendambakan kasih karunia dan berkat-Nya.[5]

Ayat 18[sunting | sunting sumber]

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.[11]

Ayat 19[sunting | sunting sumber]

Janganlah padamkan Roh,[12]

Paulus membandingkan pemadaman api Roh dengan meremehkan dan menolak penyataan adikodrati Roh Kudus seperti bernubuat (1 Tesalonika 5:20). Menekan atau menolak penggunaan karunia nubuat dengan benar dan teratur, atau karunia rohani lain, akan mengakibatkan hilangnya manifestasi Roh Kudus di antara orang percaya (1Kor 12:7-10,28-30). Pelayanan Roh Kudus dijelaskan dalam Yohanes 14:26; 15:26–27; 16:13–14; Kisah Para Rasul 1:8; 13:2; Roma 8:4,11,16,26; 1 Korintus 2:9–14; 12:1–11; Galatia 5:22–25).[5]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
  3. ^ 1 Tesalonika 1:1
  4. ^ 1 Tesalonika 5:2
  5. ^ a b c d The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  6. ^ 1 Tesalonika 5:16
  7. ^ Biblehub - 1 Thessalonians 5:16
  8. ^ Filipi 4:4
  9. ^ 1 Tesalonika 5:17
  10. ^ Biblehub - 1 Thessalonians 5:17
  11. ^ 1 Tesalonika 5:18
  12. ^ 1 Tesalonika 5:19

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]