Bunuh diri: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 85 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q10737
Kembangkan. Diterjemahkan oleh Translators Without Borders dari WPEN.
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox disease
{{refimprove}}
| Name = Suicide
{{Taknetral}}
| Image = Edouard Manet 059.jpg| Caption = ''[[Le Suicidé|The Suicide]]'' by [[Édouard Manet]] 1877–1881
{{Rapikan}}
| ICD10 = {{ICD10|X|60||x|60}}–{{ICD10|X|84||x|60}}
{{untuk|istilah dalam cabang olahraga sepak bola|gol bunuh diri}}
|ICD9 = {{ICD9|E950}}
[[Berkas:Edouard_Manet_059.jpg|thumb|Lukisan ''Bunuh diri'' karya [[Edouard Manet]], 1877]]
|MedlinePlus = 001554
| eMedicineSubj = article
| eMedicineTopic = 288598
| MeshName = Suicide
| MeshNumber = F01.145.126.980.875
}}
<!--Definisi dan Faktor-faktor risiko -->
'''Bunuh diri atau dalam bahasa Inggris disebut Suicide''' berasal dari kata ([[Latin]] ''suicidium'', dari ''sui caedere'', "membunuh diri sendiri") adalah sebuah tindakan sengaja yang menyebabkan kematian diri sendiri. Bunuh diri seringkali dilakukan akibat [[Putus asa (emosi)|putus asa]], yang penyebabnya seringkali dikaitkan dengan [[gangguan jiwa]] misalnya [[gangguan depresi mayor|depresi]], [[gangguan bipolar]], [[schizophrenia]], ketergantungan alkohol/alkoholisme, atau [[penyalahgunaan zat|penyalahgunaan obat]].<ref name=Hawton2009>{{cite journal |author=Hawton K, van Heeringen K |title=Suicide|journal=Lancet |volume=373 |issue=9672 |pages=1372–81 |year=2009 |month=April |pmid=19376453 |doi= 10.1016/S0140-6736(09)60372-X}}</ref> Faktor-faktor penyebab stres antara lain [[kesulitan keuangan]] atau masalah dalam [[hubungan interpersonal]]seringkali ikut berperan. Upaya untuk mencegah bunuh diri antara lain adalah dengan pembatasan akses terhadap senjata api, merawat penyakit jiwa dan penyalahgunaan obat, serta meningkatkan kondisi ekonomi.


<!--Metode dan Peluang kejadian-->
'''Bunuh diri''' (dalam [[bahasa Inggris]]: ''suicide''; dalam budaya Jepang dikenal istilah ''[[harakiri]]'') adalah tindakan mengakhiri hidup sendiri tanpa bantuan aktif orang lain. Alasan atau motif bunuh diri bermacam-macam, namun biasanya didasari oleh rasa bersalah yang sangat besar, karena merasa gagal untuk mencapai sesuatu harapan.
Terdapat bermacam-macam metode yang paling sering digunakan untuk bunuh diri di berbagai negara dan sebagian terkait dengan keberadaan metode tersebut. Metode yang umum antara lain: [[gantung diri]], [[racun serangga]], dan senjata api. Sekitar 800.000 hingga satu juta orang meninggal karena bunuh diri setiap tahun, sehingga bunuh diri menduduki posisi ke-10 sebagai penyebab kematian terbesar di dunia.<ref name=Hawton2009/><ref name=Var2012/> Angka bunuh diri tercatat lebih banyak dilakukan oleh pria ketimbang wanita, dengan kemungkinan tiga sampai empat kali lebih besar seorang pria melakukan bunuh diri dibandingkan wanita.<ref>{{cite book|last=Meier|first=Marshall B. Clinard, Robert F.|title=Sociology of deviant behavior|year=2008|publisher=Wadsworth Cengage Learning|location=Belmont, CA|isbn=978-0-495-81167-1|page=169|url=http://books.google.co.uk/books?id=VB3OezIoI44C&pg=PA169|edition=14th ed.}}</ref> Tercatat ada sekitar 10 hingga 20&nbsp; juta kasus [[percobaan bunuh diri yang gagal|percobaan bunuh diri yang gagal]] setiap tahun.<ref>{{cite journal|author=Bertolote JM, Fleischmann A |title=Suicide and psychiatric diagnosis: a worldwide perspective |journal=World Psychiatry|volume=1 |issue=3 |pages=181–5 |year=2002 |month=October |pmid=16946849 |pmc=1489848 }}</ref> Percobaan bunuh diri semacam ini lebih sering dilakukan remaja dan kaum hawa.


<!--Sejarah, masyarakat, dan budaya -->
== Definisi ==
Cara pandang terhadap bunuh diri selama ini dipengaruhi oleh konsep eksistensi yang luas seperti agama, [[kehormatan]], dan [[makna hidup]]. [[Agama-agama Ibrahim]] secara tradisional menganggap bunuh diri sebagai perbuatan [[dosa|melawan Tuhan]] karena kepercayaan bahwa [[kehidupan itu suci]]. Selama era [[samurai]] di Jepang, [[seppuku]] dijunjung tinggi sebagai sarana pertobatan akibat kegagalan atau sebagai bentuk protes. [[(Praktik) Sati|Sati]], sebuah praktik pemakaman dalam agama [[Hindu]] yang mengharuskan [[Janda#Para janda dalam budaya India|janda]] untuk melakukan [[pengorbanan diri|pengorbanan]] diri di atas api pembakaran jenazah suaminya, baik atas keinginan sendiri maupun didesak oleh keluarga dan masyarakat.<ref>{{cite web|url=http://www.bbc.co.uk/worldservice/learningenglish/news/words/general/020807_witn.shtml|title=Indian woman commits sati suicide |publisher=Bbc.co.uk |date=2002-08-07 |accessdate=2010-08-26}}</ref>
Bunuh diri adalah perbuatan menghentikan hidup sendiri yang dilakukan oleh individu itu sendiri atau atas keinginannya. Bila seseorang meminta untuk dirinya dibunuh karena pasrah akan kondisinya disebut [[Euthanasia]].


Dahulu di kebanyakan negara barat, bunuh diri maupun percobaan bunuh diri merupakan tindakan kriminal yang bisa membuat seseorang dihukum, namun sekarang hukum tersebut sudah tidak berlaku lagi. Namun di kebanyakan negara Islam, tindakan ini masih dianggap melanggar hukum. Di abad ke-20 dan ke-21, bunuh diri dalam bentuk [[pengorbanan diri]] digunakan sebagai sarana protes, dan [[kamikaze]] serta [[bom bunuh diri]] digunakan sebagai taktik militer atau teroris.<ref>{{cite journal|last=Aggarwal|first=N|title=Rethinking suicide bombing.|journal=Crisis|year=2009|volume=30|issue=2|pages=94–7|pmid=19525169|doi=10.1027/0227-5910.30.2.94}}</ref>
== Motif bunuh diri ==
{{TOC limit|3}}
Pada dasarnya, segala sesuatu itu memiliki hubungan sebab akibat (ini adalah sistematika). Dalam hubungan sebab akibat ini akan menghasilkan suatu alasan atau sebab tindakan yang disebut motif.


==Penjelasan==
Motif bunuh diri ada banyak macamnya. Disini penyusun menggolongkan dalam kategori sebab, misalkan :
Bunuh diri, yang juga disebut sebagai bunuh diri berhasil, adalah "tindakan mengambil nyawa diri sendiri".<ref>{{cite book|title=Stedman's medical dictionary|year=2006|publisher=Lippincott Williams & Wilkins|location=Philadelphia|isbn=978-0-7817-3390-8|edition=28th ed.}}</ref> Percobaan bunuh diri atau perilaku bunuh diri yang tidak fatal adalah perbuatan [[melukai diri sendiri|melukai diri sendiri]] dengan maksud untuk mengakhiri nyawa seseorang namun tidak berakhir dengan kematian.<ref name=Krug2002>{{cite book|last=Krug|first=Etienne|title=World Report on Violence and Health (Vol. 1)|year=2002|publisher=World Health Organization|location=Genève|isbn=978-92-4-154561-7|page=185|url=http://books.google.ca/books?id=db9OHpk-TksC&pg=PA185}}</ref> [[Bunuh diri dengan bantuan]] adalah ketika seseorang membantu orang lain mengakhiri nyawanya secara tidak langsung melalui pemberian saran atau sarana sampai kematian terjadi.<ref name=Gullota2002>{{cite book|last=Gullota|first=edited by Thomas P.|title=The encyclopedia of primary prevention and health promotion|year=2002|publisher=Kluwer Academic/Plenum|location=New York|isbn=978-0-306-47296-1|page=1112|url=http://books.google.ca/books?id=Elx37xzO0bsC&pg=PA1112|coauthors=Bloom, Martin}}</ref> Bunuh diri semacam ini merupakan kebalikan dari [[euthanasia]] ketika orang lain lebih memiliki peran aktif dalam mendatangkan kematian bagi seseorang.<ref name=Gullota2002/> [[Ide bunuh diri]] adalah pemikiran untuk mengakhiri hidup seseorang.<ref name=Krug2002/>
# Dilanda keputusasaan dan depresi
# Cobaan hidup dan tekanan lingkungan.
# Gangguan kejiwaan / tidak waras (gila).
# Himpitan Ekonomi atau Kemiskinan (Harta / Iman / Ilmu)
# Penderitaan karena penyakit yang berkepanjangan.


==Faktor-faktor Risiko==
Dalam ilmu sosiologi, ada tiga penyebab bunuh diri dalam masyarakat, yaitu
[[File:Suicidecases.png|thumb|upright=1.35|Kondisi-kondisi yang memicu bunuh diri di 16 negara bagian Amerika pada tahun 2008.<ref>{{cite journal|last=Karch|first=DL|coauthors=Logan, J; Patel, N; Centers for Disease Control and Prevention, (CDC)|title=Surveillance for violent deaths—National Violent Death Reporting System, 16 states, 2008.|journal=Morbidity and mortality weekly report. Surveillance summaries (Washington, D.C. : 2002)|date=2011 Aug 26|volume=60|issue=10|pages=1–49|pmid=21866088}}</ref>]]
# egoistic suicide (bunuh diri karena urusan pribadi),
# altruistic suicide (bunuh diri untuk memperjuangkan orang lain), dan
# anomic suicide (bunuh diri karena masyarakat dalam kondisi kebingungan).


Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko bunuh diri antara lain [[Gangguan jiwa|gangguan jiwa]], [[penyalahgunaan obat]], kondisi psikologis, budaya, kondisi keluarga dan masyarakat, dan genetik.<ref name=Hawton2012/> [[Gangguan jiwa|Penyakit jiwa]] dan penyalahgunaan zat biasanya saling berkaitan.<ref name=Drug2011/> Faktor risiko lain termasuk pernah melakukan percobaan bunuh diri,<ref name=EB2011/> adanya sarana yang tersedia untuk melakukan tindakan tersebut, peristiwa bunuh diri dalam sejarah keluarga, atau adanya [[luka trauma otak]].<ref>{{cite journal|last=Simpson|first=G|coauthors=Tate, R|title=Suicidality in people surviving a traumatic brain injury: prevalence, risk factors and implications for clinical management.|journal=Brain injury : [BI]|date=2007 Dec|volume=21|issue=13–14|pages=1335–51|pmid=18066936|doi=10.1080/02699050701785542}}</ref> Contohnya, angka bunuh diri di keluarga yang memiliki senjata api jumlahnya lebih besar daripada di keluarga yang tidak memilikinya.<ref name="Miller 393–408">{{cite journal|last=Miller|first=M|coauthors=Azrael, D; Barber, C|title=Suicide mortality in the United States: the importance of attending to method in understanding population-level disparities in the burden of suicide.|journal=Annual review of public health|date=2012 Apr|volume=33|pages=393–408|pmid=22224886|doi=10.1146/annurev-publhealth-031811-124636}}</ref> Faktor [[sosial ekonomi]] seperti pengangguran, kemiskinan, [[gelandangan]], dan diskriminasi dapat mendorong pemikiran untuk melakukan bunuh diri.<ref>{{cite journal |author=Qin P, Agerbo E, Mortensen PB |title=Suicide risk in relation to socioeconomic, demographic, psychiatric, and familial factors: a national register-based study of all suicides in Denmark, 1981–1997 |journal=Am J Psychiatry |volume=160 |issue=4 |pages=765–72|year=2003 |month=April |pmid=12668367 |doi=10.1176/appi.ajp.160.4.765}}</ref> Sekitar 15-40% pelaku meninggalkan sebuah [[pesan bunuh diri]].<ref>{{cite book|last=Gilliland|first=Richard K. James, Burl E.|title=Crisis intervention strategies|publisher=Brooks/Cole|location=Belmont, CA|isbn=978-1-111-18677-7|page=215|url=http://books.google.ca/books?id=E2sKf-sexZwC&pg=PA215|edition=7th ed.}}</ref> Faktor genetik sepertinya bertanggung jawab terhadap perilaku bunuh diri sebesar 38% hingga 55%.<ref name=Brent2008>{{cite journal|last=Brent|first=DA|coauthors=Melhem, N|title=Familial transmission of suicidal behavior.|journal=The Psychiatric clinics of North America|date=2008 Jun|volume=31|issue=2|pages=157–77|pmid=18439442|doi=10.1016/j.psc.2008.02.001|pmc=2440417}}</ref> [[Veteran perang]] memiliki risiko lebih besar untuk melakukan bunuh diri yang sebagian disebabkan oleh tingginya angka penyakit jiwa dan masalah kesehatan fisik yang terkait [[perang]].<ref name=Martyr2009>{{cite journal|last=Rozanov|first=V|coauthors=Carli, V|title=Suicide among war veterans.|journal=International journal of environmental research and public health|date=2012 Jul|volume=9|issue=7|pages=2504–19|pmid=22851956|doi=10.3390/ijerph9072504|pmc=3407917}}</ref>
== Bunuh diri menurut agama ==
=== Pandangan Islam ===
==== Ayat Al-Qur'an tentang larangan bunuh diri ====
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." '''(An-Nisa' : 29)'''
"Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al Qur'an)." '''(QS. Al-Kahfi ; 6)'''


===Gangguan Jiwa===
==== Hadits-Hadits tentang larangan bunuh diri ====
[[Gangguan jiwa]] seringkali terjadi pada seseorang saat melakukan bunuh diri dengan angka kejadian berkisar antara 27%<ref name="University of Manchester Centre for Mental Health and Risk">{{cite web|last=University of Manchester Centre for Mental Health and Risk|title=The National Confidential Inquiry into Suicide and Homicide by People with Mental Illness|url=http://www.medicine.manchester.ac.uk/cmhr/centreforsuicideprevention/nci/reports/annual_report_2012.pdf|accessdate=25 July 2012}}</ref> hingga lebih dari 90%.<ref name=EB2011/> Orang yang pernah dirawat di rumah sakit jiwa memiliki risiko melakukan tindakan bunuh diri yang berhasil sebesar 8.6% selama hidupnya.<ref name=EB2011/> Sebagian dari orang yang meninggal karena bunuh diri bisa jadi memiliki [[gangguan depresi mayor]]. Orang yang mengidap gangguan depresi mayor atau salah satu dari [[gangguan keadaan jiwa]] seperti [[gangguan bipolar]] memiliki risiko lebih tinggi, hingga mencapai 20 kali lipat, untuk melakukan bunuh diri.<ref name=Che2012>{{cite book|last=Chehil|first=Stan Kutcher, Sonia|title=Suicide Risk Management A Manual for Health Professionals.|publisher=John Wiley & Sons|location=Chicester|isbn=978-1-119-95311-1|pages=30–33|year=2012|url=http://books.google.ca/books?id=fV8_1u0c7l0C&pg=PA31|edition=2nd ed.}}</ref> Kondisi lain yang turut terlibat adalah [[schizophrenia]](14%), [[gangguan kepribadian]] (14%),<ref>{{cite journal|last=Bertolote|first=JM|coauthors=Fleischmann, A; De Leo, D; Wasserman, D|title=Psychiatric diagnoses and suicide: revisiting the evidence.|journal=Crisis|year=2004|volume=25|issue=4|pages=147–55|pmid=15580849}}</ref> [[gangguan bipolar]],<ref name=Che2012/> dan [[gangguan stres pasca-trauma]].<ref name=EB2011/> Sekitar 5% pengidap [[schizophrenia]] mati karena bunuh diri.<ref name=Lancet09>{{vcite journal |author=[[Jim van Os|van Os J]], Kapur S |title=Schizophrenia |journal=Lancet |volume=374 |issue=9690|pages=635–45 |year=2009|month=August |pmid=19700006|doi=10.1016/S0140-6736(09)60995-8|url=http://xa.yimg.com/kq/groups/19525360/611943554/name/Schizophrenia+-+The+Lancet.pdf}}</ref> [[Gangguan makan]]juga merupakan kondisi berisiko tinggi lainnya.<ref name=Tint2010/>
'''Hadits 86. (Shahih Muslim)'''
Dari Abu Hurairah ra, katanya Rasulullah saw., bersabda : “Siapa yang bunuh diri dengan senjata tajam, maka senjata itu akan ditusuk-tusukannya sendiri dengan tangannya ke perutnya di neraka untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan racun, maka dia akan meminumnya pula sedikit demi sedikit nanti di neraka, untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari gunung, maka dia akan menjatuhkan dirinya pula nanti (berulang-ulang) ke neraka, untuk selama-lamanya.”


Riwayat percobaan bunuh diri di masa lalu merupakan alat prediksi terbaik terjadinya tindakan bunuh diri yang akhirnya berhasil.<ref name=EB2011>{{cite journal|last=Chang|first=B|coauthors=Gitlin, D; Patel, R|title=The depressed patient and suicidal patient in the emergency department: evidence-based management and treatment strategies.|journal=Emergency medicine practice|date=2011 Sep|volume=13|issue=9|pages=1–23; quiz 23–4|pmid=22164363}}</ref> Kira-kira 20% bunuh diri menunjukkan adanya riwayat percobaan di masa lampau. Lalu, dari sekian yang pernah mencoba melakukan bunuh diri memiliki peluang sebesar 1% untuk melakukan bunuh diri yang berhasil dalam tempo satu tahun kemudian <ref name=EB2011/> dan lebih dari 5% melakukan bunuh diri setelah 10&nbsp;tahun.<ref name=Tint2010/> Meskipun tindakan [[melukai diri sendiri]] bukan merupakan percobaan bunuh diri, namun adanya perilaku suka melukai diri sendiri tersebut meningkatkan risiko bunuh diri.<ref>{{cite journal | pmid = 17606825 | doi=10.1001/archpedi.161.7.634 | volume=161 | issue=7 | title=The relationship between self-injurious behavior and suicide in a young adult population | year=2007 |month=July | author=Whitlock J, Knox KL | journal=Arch Pediatr Adolesc Med | pages=634–40}}</ref>
'''Hadits 87. (Shahih Muslim)'''
Dari Tsabit bin Dhahhak ra, dari Nabi saw., sabdanya : “Tidak wajib bagi seseorang melaksanakan nazar apabila dia tidak sanggup melaksanakannya.” “Mengutuk orang Mu’min sama halnya dengan membunuhnya.” “Mengadakan tuduhan bohong atau sumpah palsu untuk menambah kekayaannya dengan menguasai harta orang lain, maka Allah tidak akan menambah baginya, bahkan akan mengurangi hartanya.”


Dari kasus bunuh diri yang berhasil, sekitar 80% individu yang melakukannya telah menemui dokter selama setahun sebelum kematian,<ref name=Pir1998/> termasuk 45% di antaranya yang menemui dokter dalam satu bulan sebelum kematian.<ref>{{cite journal|last=Luoma|first=JB|coauthors=Martin, CE; Pearson, JL|title=Contact with mental health and primary care providers before suicide: a review of the evidence.|journal=The American Journal of Psychiatry|date=2002 Jun|volume=159|issue=6|pages=909–16|pmid=12042175}}</ref> Sekitar 25–40% orang yang berhasil melakukan bunuh diri pernah menghubungi layanan kesehatan jiwa pada tahun sebelumnya.<ref name="University of Manchester Centre for Mental Health and Risk"/><ref name=Pir1998>{{cite journal|last=Pirkis|first=J|coauthors=Burgess, P|title=Suicide and recency of health care contacts. A systematic review.|journal=The British journal of psychiatry : the journal of mental science|date=1998 Dec|volume=173|pages=462–74|pmid=9926074}}</ref>
'''Hadits 88. (Shahih Muslim)'''
Dari Tsabit bin Dhahhak ra, katanya Nabi saw., sabdanya : “Siapa yang bersumpah menurut cara suatu agama selain Islam, baik sumpahnya itu dusta maupun sengaja, maka orang itu akan mengalami sumpahnya sendiri. “Siapa yang bunuh diri dengan suatu cara, Allah akan menyiksanya di neraka jahanam dengan cara itu pula.”


===Penggunaan obat===
'''Hadits 89. (Shahih Muslim)'''
[[File:The Drunkard's Progress 1846.jpg|thumb|upright=1.35|"The Drunkard's Progress", 1846 menggambarkan bagaimana alkoholisme dapat mengakibatkan bunuh diri]]
Dari Abu Hurairah ra, katanya : “Kami ikut perang bersama-sama Rasulullah saw., dalam perang Hunain. Rasulullah saw., berkata kepada seorang laki-laki yang mengaku Islam, “Orang ini penghuni neraka.”
[[Penyalahgunaan obat]] adalah [[faktor risiko]] bunuh diri paling umum kedua setelah [[depresi mayor]] dan [[gangguan bipolar]].<ref>{{cite book|last=Perrotto|first=Jerome D. Levin, Joseph Culkin, Richard S.|title=Introduction to chemical dependency counseling|year=2001|publisher=Jason Aronson|location=Northvale, N.J.|isbn=978-0-7657-0289-0|pages=150–152|url=http://books.google.com/?id=felzn3Ntd-cC&pg=RA1-PA151}}</ref> Baik penyalahgunaan obat kronis maupun [[kecanduan obat|kecanduan akut]] saling berhubungan satu sama lain.<ref name=Drug2011/><ref name=Fadem2004/> Bila digabungkan dengan kesedihan diri, misalnya [[kesedihan|ditinggalkan seseorang yang meninggal]], risiko tersebut semakin meningkat.<ref name=Fadem2004>{{cite book|last=Fadem|first=Barbara|title=Behavioral science in medicine|year=2004|publisher=Lippincott Williams & Wilkins|location=Philadelphia|isbn=978-0-7817-3669-5|page=217|url=http://books.google.ca/books?id=KB-g-oBfApsC&q=217}}</ref> Selain itu, penyalahgunaan obat berkaitan dengan gangguan kesehatan jiwa.<ref name=Drug2011/>
Ketika kami berperang, orang itu pun ikut berperang dengan gagah berani, sehingga dia terluka. Maka dilaporkan orang hal itu kepada Rasulullah saw., katanya “Orang yang tadi anda katakan penghuni neraka, ternyata dia berperang dengan gagah berani dan sekarang dia tewas.” Jawab Nabi saw., “Dia ke neraka.” Hampir saja sebahagian kaum muslimin menjadi ragu-ragu.
Ketika mereka sedang dalam keadaan demikian, tiba-tiba diterima berita bahwa dia belum mati, tetapi luka parah. Apabila malam telah tiba, orang itu tidak sabar menahan sakit karena lukanya itu. Lalu dia bunuh diri. Peristiwa itu dilaporkan orang pula kepada Nabi saw. Nabi saw., bersabda, : “Kemudian beliau memerintahkan Bilal supaya menyiarkan kepada orang banyak, bahwa tidak akan dapat masuk surga melainkan orang muslim (orang yang tunduk patuh).


<!--Obat Sedatif (EtOH, benzodiazepine, opioid)-->
'''Hadits 90. (Shahih Muslim)'''
Saat melakukan bunuh diri, kebanyakan orang berada dalam pengaruh [[sedatif|obat yang bersifat sedatif-hipnotis]] (misalnya alkohol atau benzodiazepine)<ref name=Youssef2008>{{cite journal |author=Youssef NA, Rich CL |title=Does acute treatment with sedatives/hypnotics for anxiety in depressed patients affect suicide risk? A literature review |journal=Ann Clin Psychiatry |volume=20 |issue=3|pages=157–69 |year=2008|pmid=18633742 |doi=10.1080/10401230802177698 |url=}}</ref> dengan adanya alkoholisme pada sekitar 15% sampai 61% kasus.<ref name=Drug2011/> Negara-negara dengan angka penggunaan alkohol tinggi dan memiliki jumlah bar lebih banyak secara umum juga memiliki risiko terjadinya bunuh diri lebih tinggi<ref name=ETOH2006/> yang keterkaitannya terutama berhubungan dengan penggunaan [[minuman beralkohol hasil distilasi]] ketimbang jumlah total alkohol yang digunakan.<ref name=Drug2011/> Sekitar 2.2–3.4% dari mereka yang pernah dirawat karena menderita alkoholisme pada suatu waktu dalam kehidupan mereka meninggal dengan cara bunuh diri.<ref name=ETOH2006>{{cite journal|last=Sher|first=L|title=Alcohol consumption and suicide.|journal=QJM : monthly journal of the Association of Physicians|date=2006 Jan|volume=99|issue=1|pages=57–61|pmid=16287907|doi=10.1093/qjmed/hci146}}</ref> Pecandu alkohol yang melakukan percobaan bunuh diri biasanya pria, dalam usia tua, dan pernah melakukan percobaan bunuh diri di masa lampau.<ref name=Drug2011/>Antara 3 hingga 35% kematian pada kelompok pemakai heroin diakibatkan oleh bunuh diri (kira-kira 14 kali lipat lebih besar dibandingkan kelompok yang tidak memakai heroin).<ref>{{cite journal |author=Darke S, Ross J |title=Suicide among heroin users: rates, risk factors and methods|journal=Addiction |volume=97 |issue=11 |pages=1383–94 |year=2002|month=November |pmid=12410779 |doi= 10.1046/j.1360-0443.2002.00214.x|url=http://onlinelibrary.wiley.com/resolve/openurl?genre=article&sid=nlm:pubmed&issn=0965-2140&date=2002&volume=97&issue=11&spage=1383}}</ref>
Dari Syaiban ra., katanya dia mendengar Hasan ra, bercerita : “Masa dulu, ada seorang laki-laki keluar bisul. Ketika ia tidak dapat lagi menahan sakit, ditusuknya bisulnya itu dengan anak panah, menyebabkan darah banyak keluar sehingga ia meninggal. Lalu Tuhanmu berfirman : Aku haramkan baginya surga.” ''(Karena dia sengaja bunuh diri.)''
Kemudian Hasan menunjuk ke masjid sambil berkata, “Demi Allah! Jundab menyampaikan hadits itu kepadaku dari Rasulullah saw., di dalam masjid ini.”


<!--Obat Stimulan -->
=== Pandangan Kristen ===
Penyalahgunaan [[kokain]] dan [[methamphetamine]] memiliki korelasi besar terhadap bunuh diri.<ref name=Drug2011/><ref>{{cite journal|last=Darke|first=S|coauthors=Kaye, S; McKetin, R; Duflou, J|title=Major physical and psychological harms of methamphetamine use.|journal=Drug and alcohol review|date=2008 May|volume=27|issue=3|pages=253–62|pmid=18368606|doi=10.1080/09595230801923702}}</ref>Mereka yang menggunakan kokain memiliki risiko terbesar saat berada dalam fase sakaw.<ref>{{cite book|last=Jr|first=Frank J. Ayd,|title=Lexicon of psychiatry, neurology, and the neurosciences|year=2000|publisher=Lippincott Williams & Wilkins|location=Philadelphia [u.a.]|isbn=978-0-7817-2468-5|page=256|url=http://books.google.ca/books?id=ea_QVG2BFy8C&q=256|edition=2nd ed.}}</ref> Mereka yang menggunakan [[penyalahgunaan inhalansia|inhalansia]] juga memiliki risiko besar dengan sekitar 20% di antaranya mencoba melakukan bunuh diri pada suatu waktu dan lebih dari 65% pernah berpikir untuk melakukannya.<ref name=Drug2011/> [[Merokok tembakau|Merokok]] memiliki keterkaitan dengan risiko bunuh diri.<ref name=Hughes2008>{{cite journal|last=Hughes|first=JR|title=Smoking and suicide: a brief overview.|journal=Drug and alcohol dependence|date=2008 Dec 1|volume=98|issue=3|pages=169–78|pmid=18676099|doi=10.1016/j.drugalcdep.2008.06.003}}</ref> Tidak ada bukti yang cukup kuat mengapa ada keterkaitan tersebut; namun hipotesis menyatakan bahwa mereka yang memiliki kecenderungan merokok juga memiliki kecenderungan untuk melakukan bunuh diri, bahwa merokok menyebabkan masalah kesehatan sehingga mendorong seseorang untuk mengakhiri hidupnya, dan bahwa merokok mempengaruhi kimia otak hingga menyebabkan kecenderungan bunuh diri.<ref name=Hughes2008/> Meski demikian, [[Ganja/Cannabis]] sepertinya tidak secara tunggal menyebabkan peningkatan risiko.<ref name=Drug2011/>
Menurut teologi [[Gereja Katolik Roma]], kematian karena bunuh diri dianggap dosa besar atau serius. Kepala Katolik & Kristen [[Romawi]] beragumen bahwa kehidupan seseorang adalah milik Allah dan hadiah kepada dunia, dan untuk menghancurkan bahwa hidup adalah untuk salah menegaskan kekuasaan atas apa yang Allah dan merupakan kehilangan tragis harapan. Namun, dalam Katekismus Gereja Katolik Roma, Nomor 2283 menyatakan, "Kami tidak akan putus asa dari keselamatan kekal orang yang telah mengambil kehidupan mereka sendiri. Dengan cara yang dikenal untuk dia sendiri, Allah dapat memberikan kesempatan bagi pertobatan bermanfaat. Para Gereja berdoa bagi orang-orang yang telah mengambil kehidupan mereka sendiri. "
Protestan konservatif (Injil, Karismatik, Pentakosta, dan denominasi lain) telah sering berargumentasi bahwa karena bunuh diri melibatkan diri pembunuhan, maka siapa saja yang melakukan itu adalah dosa dan ini sama dengan jika orang yang membunuh manusia lain. Tambahan tampilan menyangkut tindakan meminta keselamatan dan menerima Yesus Kristus sebagai juruselamat pribadi, yang harus dilakukan sebelum kematian. Ini adalah aspek penting dari banyak denominasi Protestan, dan masalah dengan bunuh diri adalah bahwa setelah mati individu tidak dapat menerima keselamatan. Dosa yang tak terampunkan kemudian menjadi bukan bunuh diri itu sendiri, melainkan penolakan karunia keselamatan.


Kebanyakan Denominationalists Fundamental (Baptis tradisional) melihat bunuh diri sebagai dosa-dosa lainnya. John Piper berbicara pada sebuah pemakaman di Betel Baptist Church pada tahun 1981 berkata, "Tidak hanya dosa, bahkan tidak hanya bunuh diri yang memindahkan seseorang dari surga ke dalam neraka. Satu hal yang pasti: Penolakan terus-menerus terhadap Roh Allah. Saudara sekalian, kami percaya, menyerah bahwa perlawanan dan menerima pengampunan Kristus. macam apa kelemahan sesaat, apa awan singkat putus asa menyebabkan dia mengambil hidupnya masih merupakan misteri.
Pandangan Alkitab mengenai topik ini adalah sedemikian rupa sehingga, sekali seseorang datang kepada iman dalam Yesus Kristus, setiap dosa yang pernah mereka akan melakukan dibayar jika mereka terus "berjalan dalam terang" (1 Yohanes 1:7), dan " sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus "jika mereka terus berjalan menurut roh (Roma 8:1). Orang-orang Kristen percaya bunuh diri itu dosa, tapi tidak percaya adalah mustahil untuk menemukan keselamatan. (Roma 4:8). Namun, [[Yudas]], yang bunuh diri karena putus asa, umumnya diyakini telah terkutuk, untuk bunuh diri dan/atau atas tindakannya yang menyebabkan kematian orang lain. Namun, perlu dicatat bahwa Yesus sendiri berkata bahwa Yudas tidak pernah benar-benar bertobat dalam hidup sebelum bunuh diri (Yohanes 6:70-71, 13:10-11, 17:12), dan yang menandai keabadian-Nya, bukan bunuh diri itu sendiri.


===Masalah Perjudian===
Di sisi lain, Ortodoks Timur, tidak pernah membuat pernyataan mutlak tentang orang yang bunuh diri. Ada orang-orang dalam sejarah Gereja yang telah membunuh dirinya sendiri daripada disiksa dan didemoralisasi oleh penjajah (lihat [[Tari Zalongo]]). Mereka juga merasa bahwa pelaku bunuh diri yang paling mungkin "tidak dalam pikiran hak mereka" dan bahwa Allah akan merahmati mereka. Bagaimanapun orang Kristen Ortodoks meninggalkan nasib korban bunuh diri kepada Allah dan menghindari membuat penilaian.
[[Masalah perjudian]] pada seseorang dikaitkan dengan meningkatnya [[keinginan bunuh diri]] dan upaya-upaya melakukan tindak bunuh diri dibandingkan dengan populasi umum.<ref>{{cite book |first1=Stefano |last1=Pallanti |first2=Nicolò Baldini |last2=Rossi|first3=Eric |last3=Hollander |chapter=11. Pathological Gambling |editor1-first=Eric|editor1-last=Hollander |editor2-first=Dan J. | editor2-last=Stein |title=Clinical manual of impulse-control disorders |url=http://books.google.com/books?id=u2wVP8KJJtcC&pg=PA253 |year=2006|publisher=American Psychiatric Pub |isbn=978-1-58562-136-1 |page=253}}</ref> Antara 12 dan 24% pejudi patologis berusaha bunuh diri.<ref name=Oliv2008/> Angka bunuh diri di kalangan istri-istri mereka tiga kali lebih besar daripada populasi umum.<ref name=Oliv2008>{{cite journal|last=Oliveira|first=MP|coauthors=Silveira, DX; Silva, MT|title=[Pathological gambling and its consequences for public health].|journal=Revista de saude publica|date=2008 Jun|volume=42|issue=3|pages=542–9|pmid=18461253}}</ref> Faktor lain yang meningkatkan risiko pada mereka dengan masalah perjudian meliputi penyakit mental, alkohol dan penyalahgunaan narkoba.<ref>{{cite journal|last=Hansen|first=M|coauthors=Rossow, I|title=[Gambling and suicidal behaviour].|journal=Tidsskrift for den Norske laegeforening : tidsskrift for praktisk medicin, ny raekke|date=2008 Jan 17|volume=128|issue=2|pages=174–6|pmid=18202728}}</ref>


===Kondisi Medis===
Dalam Gereja Yesus Kristus dari orang-orang Suci Zaman Akhir, bunuh diri dipandang sebagai hal yang salah, meskipun korban tidak dapat dianggap bertanggung jawab atas tindakannya (tergantung pada keadaan).<ref>{{cite web|title=Suicide|url=http://lds.org/study/topics/suicide?lang=eng|publisher=The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints}}</ref>
Terdapat hubungan antara bunuh diri dan masalah kesehatan fisik, mencakup:<ref name=Tint2010/> [[sakit kronis]],<ref>{{cite journal|last=Manthorpe|first=J|coauthors=Iliffe, S|title=Suicide in later life: public health and practitioner perspectives.|journal=International journal of geriatric psychiatry|date=2010 Dec|volume=25|issue=12|pages=1230–8|pmid=20104515|doi=10.1002/gps.2473}}</ref> [[cedera otak traumatis]],<ref>{{cite journal |author=Simpson GK, Tate RL |title=Preventing suicide after traumatic brain injury: implications for general practice |journal=Med. J. Aust. |volume=187|issue=4 |pages=229–32 |year=2007 |month=August|pmid=17708726|url=http://www.mja.com.au/public/issues/187_04_200807/sim11240_fm.html}}</ref> kanker,<ref name=Ang2012>{{cite journal|last=Anguiano|first=L|coauthors=Mayer, DK; Piven, ML; Rosenstein, D|title=A literature review of suicide in cancer patients.|journal=Cancer nursing|date=2012 Jul–Aug|volume=35|issue=4|pages=E14-26|pmid=21946906|doi=10.1097/NCC.0b013e31822fc76c}}</ref> mereka yang menjalani [[hemodialisis]], [[HIV]], [[lupus eritematosus sistemik]],
Beberapa denominasi Kristen lainnya, seperti Gereja baru, Tidak secara eksplisit mengutuk bunuh diri per sebagai dosa, bahkan jika bunuh diri tidak dipandang baik; faktor-faktor seperti motif, karakter, dan lainnya tetap diperhitungkan.
dan beberapa lainnya.<ref name=Tint2010/> Diagnosis kanker membuat risiko bunuh diri menjadi kira-kira dua kali lipat.<ref name=Ang2012/> Angka kejadian bunuh diri yang meningkat tetap tinggi setelah disesuaikan dengan penyakit depresi dan penyalahgunaan alkohol. Pada orang yang memiliki lebih dari satu kondisi medis, risiko tersebut sangat tinggi. Di Jepang, masalah kesehatan termasuk dalam daftar utama diperbolehkannya bunuh diri.<ref>{{cite book|last=Yip|first=edited by Paul S.F.|title=Suicide in Asia : causes and prevention|year=2008|publisher=Hong Kong University Press|location=Hong Kong|isbn=9789622099432|page=11|pages=http://books.google.ca/books?id=HuHQbtlyM40C&pg=PA11}}</ref>


Gangguan tidur seperti [[insomnia]]<ref>{{cite journal|last=Ribeiro|first=JD|coauthors=Pease, JL; Gutierrez, PM; Silva, C; Bernert, RA; Rudd, MD; Joiner TE, Jr|title=Sleep problems outperform depression and hopelessness as cross-sectional and longitudinal predictors of suicidal ideation and behavior in young adults in the military.|journal=Journal of Affective Disorders|date=2012 Feb|volume=136|issue=3|pages=743–50|pmid=22032872|doi=10.1016/j.jad.2011.09.049}}</ref> dan [[apnea tidur]] merupakan faktor risiko mengalami depresi dan melakukan bunuh diri. Pada beberapa kasus, gangguan tidur mungkin menjadi faktor risiko independen timbulnya depresi.<ref>{{cite journal|last=Bernert|first=RA|coauthors=Joiner TE, Jr; Cukrowicz, KC; Schmidt, NB; Krakow, B|title=Suicidality and sleep disturbances.|journal=Sleep|date=2005 Sep|volume=28|issue=9|pages=1135–41|pmid=16268383}}</ref> Sejumlah kondisi medis lainnya mungkin disertai gejala yang mirip dengan gangguan suasana hati, termasuk: [[hipotiroid]], [[penyakit Alzheimer|Alzheimer]], [[tumor otak]], [[lupus eritematosus sistemik]], dan efek samping dari sejumlah obat (seperti [[beta blocker]] dan [[steroid]]).<ref name=EB2011/>
=== Pandangan Hindu ===
Dalam agama [[Hindu]], dosa bunuh diri dianggap sama beratnya dengan membunuh orang lain. Kitab-kitab umumnya mengatakan bahwa kematian dengan cara bunuh diri mengakibatkan seseorang menjadi hantu. Bagaimanapun, agama Hindu menganggap bahwa bunuh diri melalui puasa dengan berbagai keadaan tertentu dapat diterima. Perbuatan ini yang dikenali sebagai Sallekhana, yang memerlukan banyak waktu dan daya pikir sehingga tindakan tersebut tidak lagi merupakan suatu tindakan yang mengikuti suara hati. Perbuatan tersebut juga memberikan waktu untuk seseorang menyelesaikan semua urusan duniawinya, merenung tentang kehidupan, serta mendekati diri dengan Tuhan.


=== Pandangan Buddha ===
===Keadaan psikososial===
Sejumlah keadaan psikologis juga meningkatkan risiko bunuh diri, meliputi: [[keputusasaan]], hilangnya kesenangan dalam hidup, [[depresi]] dan kecemasan.<ref name=Che2012/> Kurangnya kemampuan untuk memecahkan masalah, hilangnya kemampuan seseorang yang dahulu dimilikinya, dan kurangnya pengendalian impuls juga berperan.<ref name=Che2012/><ref name=Joiner2005>{{cite journal|last=Joiner TE|first=Jr|coauthors=Brown, JS; Wingate, LR|title=The psychology and neurobiology of suicidal behavior.|journal=Annual review of psychology|year=2005|volume=56|pages=287–314|pmid=15709937|doi=10.1146/annurev.psych.56.091103.070320}}</ref> Pada orang dewasa lanjut usia, persepsi tentang menjadi beban bagi orang lain merupakan hal yang penting.<ref name=Van2011>{{cite journal|last=Van Orden|first=K|coauthors=Conwell, Y|title=Suicides in late life.|journal=Current psychiatry reports|date=2011 Jun|volume=13|issue=3|pages=234–41|pmid=21369952|doi=10.1007/s11920-011-0193-3|pmc=3085020}}</ref><ref name=Van2011/>
Menurut agama [[Buddha]], perbuatan seseorang pada masa lalu mempunyai pengaruh yang kuat terhadap apa yang dialaminya pada masa kini; perbuatan pada masa kini juga akan mempengaruhi masa depan, menurut doktrin karma. Perbuatan yang dilakukan denagn sengaja melalui akal, fisik, atau pertuturan kata menghasilkan reaksi. Reaksi atau akibat ialah penyebab untuk keadaan yang kita alami di dalam dunia.
Agama Buddha mengajarkan bahwa semua orang mengalami banyak penderitaan (duka) yang berasal dari perbuatan negatif pada masa lalu, atau hanya karena kita masih di dalam sengsara. Penyebab penderitaan yang dialami manusia lainnya ialah kematian dan ilusi (maya). Karena setiap benda atau selalu dalam keadaan tidak kekal (fluks), manusia mengalami ketidakpuasan terhadap peristiwa yang tidak tetap dan cepat berlalu dalam kehidupan. Untuk melepaskan diri dari sengsara, seseorang hanya harus menyadari hal yang benar melalui makrifat yang merupakan Nirwana.
Bagi penganut-penganut agama Buddha, ajaran pertama bertujuan untuk menahan diri untuk tidak mencabut nyawa, termasuk nyawa sendiri. Bunuh diri dianggap sebagai suatu bentuk tindakan yang negatif. Walaupun demikian, suatu ideologi kuno [[Asia]] yang serupa dengan seppuku (harakiri) terus mempengaruhi penganut agama Buddha yang tertindas supaya memilih untuk bunuh diri.


Stres kehidupan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir seperti kehilangan anggota keluarga atau teman, kehilangan pekerjaan, atau isolasi sosial (seperti hidup sendiri) meningkatkan risiko tersebut.<ref name=Che2012/> Orang yang tidak pernah menikah juga berisiko lebih besar.<ref name=EB2011/> Bersikap religius dapat mengurangi risiko seseorang untuk melakukan bunuh diri.<ref name=Religion2009>{{cite journal|last=Koenig|first=HG|title=Research on religion, spirituality, and mental health: a review.|journal=Canadian journal of psychiatry. Revue canadienne de psychiatrie|date=2009 May|volume=54|issue=5|pages=283–91|pmid=19497160}}</ref> Hal ini dikaitkan dengan pandangan negatif sebagian besar agama yang menentang perbuatan bunuh diri dan dengan lebih besarnya rasa keterikatan yang bisa diberikan oleh agama.<ref name=Religion2009/> [[Muslim]], di antara umat beragama, tampaknya memiliki tingkat yang lebih rendah.<ref name=Islam2006>{{cite journal|last=Lester|first=D|title=Suicide and islam.|journal=Archives of suicide research : official journal of the International Academy for Suicide Research|year=2006|volume=10|issue=1|pages=77–97|pmid=16287698|doi=10.1080/13811110500318489}}</ref>
== Referensi ==
{{reflist}}


Sejumlah orang mungkin ingin bunuh diri untuk melarikan diri dari [[intimidasi]] atau [[tuduhan]].<ref name=Cox2012>{{cite journal |last1= Cox |first1= William T. L. |last2= Abramson |first2= Lyn Y. |last3= Devine |first3= Patricia G. |last4= Hollon |first4= Steven D.|year= 2012 |title= Stereotypes, Prejudice, and Depression: The Integrated Perspective |journal= [[Perspectives on Psychological Science (journal)|Perspectives on Psychological Science]] |volume= 7 |issue= 5 |pages= 427–449 |publisher= |doi= 10.1177/1745691612455204|url=http://pps.sagepub.com/content/7/5/427.abstract |accessdate=}}</ref> Riwayat [[pelecehan seksual]]<ref>{{cite journal|last=Wegman|first=HL|coauthors=Stetler, C|title=A meta-analytic review of the effects of childhood abuse on medical outcomes in adulthood.|journal=Psychosomatic Medicine|date=2009 Oct|volume=71|issue=8|pages=805–12|pmid=19779142|doi=10.1097/PSY.0b013e3181bb2b46}}</ref> pada masa kecil dan dan saat menjadi [[anak asuh]] juga merupakan faktor risiko.<ref>{{cite journal|last=Oswald|first=SH|coauthors=Heil, K; Goldbeck, L|title=History of maltreatment and mental health problems in foster children: a review of the literature.|journal=Journal of pediatric psychology|date=2010 Jun|volume=35|issue=5|pages=462–72|pmid=20007747|doi=10.1093/jpepsy/jsp114}}</ref> Pelecehan seksual diyakini memberi kontribusi sekitar 20% dari keseluruhan risiko.<ref name=Brent2008/>


[[Psikologi evolusioner|evolusioner]] menjelaskan bahwa persoalan bunuh diri bisa meningkatkan [[kemampuan inklusif]]. Hal ini dapat terjadi jika orang yang ingin bunuh diri tidak dapat lagi memiliki anak dan mengangkat anak dari kerabatnya dengan tetap bertahan hidup. Hal yang tidak dapat disetujui adalah bahwa kematian pada remaja yang sehat tidak menyebabkan terjadinya kemampuan inklusif. Proses [[adaptasi]] terhadap lingkungan adat nenek moyang yang sangat berbeda mungkin menjadi proses yang maladaptif dalam kondisi saat ini.<ref name=Joiner2005/><ref>{{cite journal|last=Confer|first=Jaime C.|coauthors=Easton, Judith A.; Fleischman, Diana S.; Goetz, Cari D.; Lewis, David M. G.; Perilloux, Carin; Buss, David M.|title=Evolutionary psychology: Controversies, questions, prospects, and limitations.|journal=American Psychologist|date=1 January 2010|volume=65|issue=2|pages=110–126|doi=10.1037/a0018413|pmid=20141266}}</ref>
{{kematian-stub}}


Kemiskinan dikaitkan dengan risiko bunuh diri.<ref name=Stark2011>{{cite journal|last=Stark|first=CR|coauthors=Riordan, V; O'Connor, R|title=A conceptual model of suicide in rural areas.|journal=Rural and remote health|year=2011|volume=11|issue=2|page=1622|pmid=21702640}}</ref>Meningkatnya kemiskinan relatif seseorang yang dibandingkan dengan orang yang ada di sekitarnya dapat meningkatkan risiko bunuh diri.<ref>{{cite journal|last=Daly|first=Mary|title=Relative Status and Well-Being: Evidence from U.S. Suicide Deaths|journal=Federal Reserve Bank of San Francisco Working Paper Series|date=Sept 2012|url=http://www.frbsf.org/publications/economics/papers/2012/wp12-16bk.pdf}}</ref> Lebih dari 200.000 petani di [[India]] telah melakukan [[Bunuh dirinya para petani di India|bunuh diri]] sejak tahun 1997, yang sebagian karena persoalan [[utang]].<ref>{{cite news|last=Lerner|first=George|title=Activist: Farmer suicides in India linked to debt, globalization|url=http://articles.cnn.com/2010-01-05/world/india.farmer.suicides_1_farmer-suicides-andhra-pradesh-vandana-shiva?_s=PM:WORLD|accessdate=13 February 2013|newspaper=CNN World|date=Jan 5,2010}}</ref> Di Cina, kemungkinan peristiwa bunuh diri terjadi tiga kali lipat di daerah pedesaan di pinggiran kota, yang diyakini akibat kesulitan keuangan di area ini di negara tersebut.<ref>{{cite journal|last=Law|first=S|coauthors=Liu, P|title=Suicide in China: unique demographic patterns and relationship to depressive disorder.|journal=Current psychiatry reports|date=2008 Feb|volume=10|issue=1|pages=80–6|pmid=18269899}}</ref>
[[Kategori:Kematian]]


===Media===
{{Link GA|sv}}
Media, termasuk internet, memainkan peranan penting.<ref name=Hawton2012/> Caranya menyajikan gambaran bunuh diri mungkin saja memiliki efek negatif dengan banyaknya tayangan yang mencolok dan berulang yang mengagungkan atau meromantiskan tindakan bunuh diri dan memberikan dampak terbesar.<ref name=Boh2012>{{cite journal|last=Bohanna|first=I|coauthors=Wang, X|title=Media guidelines for the responsible reporting of suicide: a review of effectiveness.|journal=Crisis|year=2012|volume=33|issue=4|pages=190–8|pmid=22713977|doi=10.1027/0227-5910/a000137}}</ref>Bila digambarkan secara rinci tentang cara melakukan bunuh diri dengan menggunakan cara tertentu, metode bunuh diri mungkin saja meningkat dalam populasi secara keseluruhan.<ref name=Yip2012/>

Pemicu penularan bunuh diri atau [[peniruan bunuh diri]] ini dikenal sebagai [[efek Werther]], yang diberi nama berdasarkan tokoh protagonist dalam karya [[Johann Wolfgang von Goethe|Goethe]] yang berjudul ''[[The Sorrows of Young Werther]]'' yang melakukan bunuh diri.<ref name=Sia2012/> Risiko ini lebih besar pada remaja yang mungkin meromantiskan kematian.<ref>{{cite journal |author=Stack S |title=Suicide in the media: a quantitative review of studies based on non-fictional stories |journal=Suicide Life Threat Behav |volume=35 |issue=2 |pages=121–33|year=2005 |month=April |pmid=15843330 |doi=10.1521/suli.35.2.121.62877 }}</ref> Sementara media massa memiliki pengaruh yang signifikan, efek dari media hiburan masih tampak samar-samar.<ref>{{cite journal|author=Pirkis J |title=Suicide and the media
|journal=Psychiatry |volume=8 |issue=7 |pages=269–271 |date=July 2009 |doi=10.1016/j.mppsy.2009.04.009|url=http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1476179309000 72X}}</ref> Kebalikan dari efek Werther adalah pengusulan efek Papageno, yaitu cakupan yang baik mengenai mekanisme cara mengatasi masalah secara efektif, mungkin memiliki efek perlindungan. Istilah ini didasarkan pada karakter dalam opera [[Wolfgang Amadeus Mozart|Mozart]] yang berjudul ''[[The Magic Flute]]'' yang akan melakukan bunuh diri karena takut kehilangan orang yang dicintainya sampai teman-temannya menyelamatkannya.<ref name=Sia2012>{{cite journal|last=Sisask|first=M|coauthors=Värnik, A|title=Media roles in suicide prevention: a systematic review.|journal=International journal of environmental research and public health|date=2012 Jan|volume=9|issue=1|pages=123–38|pmid=22470283|doi=10.3390/ijerph9010123|pmc=3315075}}</ref> Bila media mengikuti pedoman pelaporan yang sesuai, risiko bunuh diri dapat diturunkan.<ref name=Boh2012/>Namun demikian, kepatuhan dari industri tersebut bisa saja sulit didapatkan terutama dalam jangka panjang.<ref name=Boh2012/>

===Rasional===
[[Bunuh diri rasional]] adalah tindakan menghilangkan nyawa sendiri yang beralasan,<ref name=Loue2008>{{cite book|last=Loue|first=Sana|title=Encyclopedia of aging and public health : with 19 tables|year=2008|publisher=Springer|location=New York, NY|isbn=978-0-387-33753-1|page=696|url=http://books.google.ca/books?id=rTMrB0AutLwC&pg=PA696}}</ref> meskipun sejumlah orang merasa bahwa bunuh diri tidak pernah masuk akal.<ref name=Loue2008/> Tindakan menghilangkan nyawa sendiri demi kepentingan orang lain dikenal sebagai [[bunuh diri altruistik]].<ref name=Moody2010>{{cite book|last=Moody|first=Harry R.|title=Aging : concepts and controversies|year=2010|publisher=Pine Forge Press|location=Los Angeles|isbn=978-1-4129-6966-6|page=158|url=http://books.google.ca/books?id=qj8GS77QAgwC&pg=PA158|edition=6th ed.}}</ref> Contohnya adalah sesepuh yang mengakhiri hidup mereka agar dapat meninggalkan makanan dalam jumlah yang lebih besar bagi orang yang lebih muda dalam masyarakat.<ref name=Moody2010/> Dalam beberapa budaya [[Eskimo]], hal ini dianggap sebagai tindakan yang terhormat, berani, atau bijaksana.<ref name=Hales2012/>

[[Serangan bunuh diri]] adalah sebuah tindakan politik di mana seorang penyerang melakukan tindakan kekerasan terhadap orang lain sementara mereka mengerti bahwa hal tersebut akan mengakibatkan kematian mereka sendiri.<ref>{{cite book|last=editor|first=Tarek Sobh,|title=Innovations and advances in computer sciences and engineering|year=2010|publisher=Springer Verlag|location=Dordrecht|isbn=978-90-481-3658-2|page=503|url=http://books.google.ca/books?id=B-Zf1sQZapMC&pg=PA503|edition=Online-Ausg.}}</ref> Beberapa pelaku bom bunuh diri melakukannya dalam upaya untuk mendapatkan [[kesyahidan]].<ref name=Martyr2009/> Misi [[Kamikaze]] dilakukan sebagai kewajiban terhadap suatu hal yang penting atau tuntutan moral.<ref name=Hales2012>{{cite book|last=Hales|first=edited by Robert I. Simon, Robert E.|title=The American Psychiatric Publishing textbook of suicide assessment and management|publisher=American Psychiatric Pub.|location=Washington, DC|isbn=978-1-58562-414-0|page=714|url=http://books.google.ca/books?id=H8tigTjBCRkC&pg=PA714|edition=2nd ed.}}</ref> [[Bunuh diri-pembunuhan]] merupakan tindakan [[pembunuhan]] yang diikuti oleh tindakan bunuh diri orang yang melakukan perbuatan pembunuhan tersebut dalam kurun waktu satu minggu setelahnya.<ref>{{cite journal|last=Eliason|first=S|title=Murder-suicide: a review of the recent literature.|journal=The journal of the American Academy of Psychiatry and the Law|year=2009|volume=37|issue=3|pages=371–6|pmid=19767502}}</ref> [[Bunuh diri massal]] sering dilakukan di bawah [[tekanan kelompok|tekanan sosial]] di mana anggotanya menyerahkan hidupnya kepada seorang pemimpin.<ref>{{cite book|last=Smith|first=William Kornblum in collaboration with Carolyn D.|title=Sociology in a changing world|publisher=Wadsworth Cengage Learning|location=Belmont, CA|isbn=978-1-111-30157-6|page=27|url=http://books.google.ca/books?id=DtKcG6qoY5AC&pg=PT51|edition=9e [9th ed].}}</ref> Bunuh diri massal dapat berlangsung sedikitnya dua orang, yang sering disebut sebagai [[kesepakatan bunuh diri]].<ref>{{cite book|last=Campbell|first=Robert Jean|title=Campbell's psychiatric dictionary|year=2004|publisher=Oxford University Press|location=Oxford|isbn=978-0-19-515221-0|page=636|url=http://books.google.ca/books?id=Vrlsos_O13UC&pg=PA636|edition=8th ed.}}</ref>

Dalam situasi yang meringankan di mana melanjutkan hidup akan menjadi sesuatu yang tak tertahankan, beberapa orang memilih bunuh diri sebagai sarana untuk melarikan diri.<ref>{{cite book|last=Veatch|first=ed. by Robert M.|title=Medical ethics|year=1997|publisher=Jones and Bartlett|location=Sudbury, Mass. [u.a.]|isbn=978-0-86720-974-7|page=292|url=http://books.google.ca/books?id=UCOT4sj-DwUC&pg=PA292|edition=2. ed.}}</ref> Sejumlah tahanan [[Nazi Jerman|Nazi]] di [[kamp konsentrasi]] diketahui telah bunuh diri dengan sengaja menyentuh pagar beraliran listrik.<ref>{{cite book|last=Gutman|first=Yisrael|title=Anatomy of the Auschwitz death camp|year=1998|publisher=Publ. in association with the United States Holocaust Memorial Museum, Washington, D.C. by Indiana University Press|location=Bloomington|isbn=978-0-253-20884-2|page=400|edition=1st pbk. ed.|coauthors=editors, Michael Berenbaum,}}</ref>


==Metode==
[[File:SuicideCFR.png|thumb|upright=1.35|Angka kematian dengan metode bunuh diri di Amerika Serikat.<ref name="Miller 393–408"/>]]
{{Main|Suicide methods}}
Metode utama bunuh diri berbeda-beda antar negara. Metode utama di berbagai wilayah di antaranya [[bunuh diri dengan cara gantung diri|gantung diri]], [[minum racun pestisida]], dan [[senjata api]].<ref>{{cite journal|author=Ajdacic-Gross V |title=Methods of suicide: international suicide patterns derived from the WHO mortality database |journal=Bull. World Health Organ. |volume=86 |issue=9 |pages=726–32 |year=2008|month=September |pmid=18797649 |pmc=2649482 |doi=10.2471/BLT.07.043489 |author-separator=,|author2=Weiss MG |author3=Ring M |display-authors=3 |last4=Hepp |first4=U |last5=Bopp |first5=M|last6=Gutzwiller |first6=F |last7=Rössler |first7=W}}</ref> Perbedaan ini diyakini sebagian karena ketersediaan metode yang berbeda.<ref name=Yip2012/> Sebuah tinjauan pada 56 negara menemukan bahwa gantung diri merupakan metode yang paling umum di sebagian besar negara,<ref>Ajdacic-Gross, Vladeta, ''et al''.{{PDFlink|[http://www.scielosp.org/pdf/bwho/v86n9/a17v86n9.pdf "Methods of suicide: international suicide patterns derived from the WHO mortality database"]|267&nbsp;KB}}. ''[[Bulletin of the World Health Organization]]'' '''86''' (9): 726–732. September 2008. Accessed 2 August 2011.[http://www.webcitation.org/60dtCtOLM Archived] 2 August 2011. See[http://www.who.int/bulletin/volumes/86/9/07-043489/en/index.html html version]. The data can be seen here [http://www.who.int/bulletin/volumes/86/9/0042-9686_86_07-043489-table-T1.html]</ref> dengan angka 53% untuk kasus bunuh diri pada pria dan 39% untuk kasus bunuh diri pada wanita.<ref>{{cite book |editor1-first=Rory C.|editor1-last=O'Connor |editor2-first=Stephen |editor2-last=Platt |editor3-first=Jacki|editor3-last=Gordon |title=International Handbook of Suicide Prevention: Research, Policy and Practice|url=http://books.google.com/books?id=3fDGLWQtwFkC&pg=PA34 |date=1 June 2011 |publisher=John Wiley and Sons|isbn=978-1-119-99856-3|page=34}}</ref>

Di seluruh dunia, 30% kasus bunuh diri menggunakan racun pestisida. Namun demikian, penggunaan metode ini sangat bervariasi mulai dari 4% di Eropa hingga lebih dari 50% di wilayah Pasifik.<ref>{{cite journal |author=Gunnell D, Eddleston M, Phillips MR, Konradsen F |title=The global distribution of fatal pesticide self-poisoning: systematic review |journal=BMC Public Health |volume=7 |page=357 |year=2007 |pmid=18154668 |pmc=2262093|doi=10.1186/1471-2458-7-357}}</ref> Metode tersebut juga umum dilakukan di [[Amerika Latin]] mengingat racun pestisida mudah didapat di lingkungan petani.<ref name=Yip2012/> Di banyak negara, overdosis obat tercatat sekitar 60% untuk kasus bunuh diri di kalangan wanita dan 30% di kalangan pria.<ref>{{cite book|last=Geddes|first=John|title=Psychiatry|publisher=Oxford University Press|location=Oxford|isbn=978-0-19-923396-0|page=62|url=http://books.google.ca/books?id=F4THKWvbAPEC&pg=PA62|edition=4th ed.|coauthors=Price, Jonathan; Gelder, Rebecca McKnight ; with Michael; Mayou, Richard}}</ref> Banyak tindakan bunuh diri yang tidak direncanakan dan terjadi selama periode ambivalensi yang akut.<ref name=Yip2012/> Angka kematian per metode bervariasi: senjata api 80-90%, tenggelam 65-80%, gantung diri 60-85%, gas buang kendaraan 40-60%, lompat dari tempat yang tinggi 35-60%, [[Bunuh diri dengan gas karbon hasil pembakaran|gas karbon hasil pembakaran]] 40-50%, racun pestisida 6-75%, overdosis obat 1,5-4%.<ref name=Yip2012/> Metode percobaan bunuh diri yang paling umum dilakukan berbeda dengan metode bunuh diri yang paling sering berhasil dengan angka mencapai 85% untuk upaya percobaan bunuh diri dengan metode overdosis obat di negara-negara maju.<ref name=Tint2010/>

Di Amerika Serikat, 57% kasus bunuh diri melibatkan penggunaan senjata api sehingga metode ini menjadi agak lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita.<ref name=EB2011/> Penyebab berikutnya yang paling umum adalah gantung diri pada pria dan meracuni diri sendiri pada wanita.<ref name=EB2011/> Kedua metode tersebut secara total mencatat angka sekitar 40% dari kasus bunuh diri di AS.<ref name=USStats2005>{{cite web|url=http://www.suicide.org/suicide-statistics.html |title=U.S. Suicide Statistics (2005) |accessdate=2008-03-24}}</ref> Di Swiss, di mana hampir semua orang memiliki senjata api, jumlah terbesar kasus bunuh diri adalah dengan cara gantung diri. <ref>{{cite book|last=Eshun|first=edited by Sussie|title=Culture and mental health sociocultural influences, theory, and practice|year=2009|publisher=Wiley-Blackwell|location=Chichester, U.K.|isbn=9781444305814|page=301|url=http://books.google.ca/books?id=Y6uUDBBGqF4C&pg=PA301|coauthors=Gurung, Regan A.R.}}</ref> Melompat bunuh diri umum terjadi di [[Hongkong]] maupun [[Singapura]] dengan angka masing-masing 50% dan 80%.<ref name=Yip2012/> Di Cina, meminum racun pestisida adalah metode yang paling umum.<ref name=WRVp196>{{cite book|last=Krug|first=Etienne|title=World Report on Violence and Health, Volume 1|year=2002|publisher=World Health Organization|location=Genève|isbn=9789241545617|page=196|pages=http://books.google.ca/books?id=db9OHpk-TksC&pg=PA196}}</ref> Di Jepang, masih terjadi tindakan mengeluarkan isi perut sendiri yang dikenal dengan [[seppuku]] atau hara-kiri,<ref name=WRVp196/> namun demikian, gantung diri adalah yang paling umum.<ref>{{cite book|last=(editor)|first=Diego de Leo|title=Suicide and euthanasia in older adults : a transcultural journey|year=2001|publisher=Hogrefe & Huber|location=Toronto|isbn=9780889372511|page=121}}</ref>

==Patofisiologi==
Tidak ada kesamaan faktor [[patofisiologi]] yang mendasari terjadinya bunuh diri atau depresi.<ref name=EB2011/> Meskipun demikian, hal tersebut diyakini merupakan akibat faktor interaksi perilaku, lingkungan sosial dan kejiwaan.ref name=Yip2012/>

Rendahnya tingkat [[brain-derived neurotrophic factor]] (BDNF) yang terkait secara langsung dengan bunuh diri<ref>{{cite journal|last=Pjevac|first=M|coauthors=Pregelj, P|title=Neurobiology of suicidal behaviour.|journal=Psychiatria Danubina|date=2012 Oct|volume=24 Suppl 3|pages=S336-41|pmid=23114813}}</ref> dan secara tidak langsung melalui perannya dalam kejadian depresi berat, gangguan stres pasca trauma, skizofrenia dan [[gangguan obsesif-kompulsif]].<ref>{{cite journal|last=Sher|first=L|title=The role of brain-derived neurotrophic factor in the pathophysiology of adolescent suicidal behavior.|journal=International journal of adolescent medicine and health|year=2011|volume=23|issue=3|pages=181–5|pmid=22191181}}</ref> Dari studi [[otopsi|Bedah mayat]] ditemukan adanya penurunan tingkat BDNF pada [[hipokampus]] dan [[korteks prefrontal]], pada orang yang mengalami gangguan kejiwaan maupun yang tidak.<ref>{{cite journal|last=Sher|first=L|title=Brain-derived neurotrophic factor and suicidal behavior.|journal=QJM : monthly journal of the Association of Physicians|date=2011 May|volume=104|issue=5|pages=455–8|pmid=21051476|doi=10.1093/qjmed/hcq207}}</ref> [[Serotonin]], sebuah [[neurotransmitter]] otak, diyakini rendah tingkatnya pada orang yang bunuh diri. Hal ini sebagian didasarkan pada bukti meningkatnya kadar [[reseptor 5-HT2A]] setelah kematian.<ref name=Dwi2012>{{cite book|last=Dwivedi|first=Yogesh|title=The neurobiological basis of suicide|year=2012|publisher=Taylor & Francis/CRC Press|location=Boca Raton, FL|isbn=978-1-4398-3881-5|page=166|url=http://books.google.ca/books?id=5hcOf_SM-U0C&pg=PA166}}</ref> Bukti lain termasuk berkurangnya tingkat produk turunan serotonin, [[Asam 5-hidroksiindoleasetat]], dalam [[cairan tulang belakang otak]].<ref>{{cite book|last=Stein|first=edited by George|title=Seminars in general adult psychiatry|year=2007|publisher=Gaskell|location=London|isbn=978-1-904671-44-2|page=145|url=http://books.google.ca/books?id=6PGzHFuS1xkC&pg=PA145|edition=2. ed.|coauthors=Wilkinson, Greg}}</ref> Namun demikian, bukti langsung cukup sulit dikumpulkan.<ref name=Dwi2012/> [[Epigenetika]], studi tentang perubahan dalam ekspresi genetika dalam merespons faktor lingkungan yang tidak mengubah [[DNA]] yang mendasarinya, juga diyakini berperan dalam menentukan risiko bunuh diri.<ref>{{cite journal|last=Autry|first=AE|coauthors=Monteggia, LM|title=Epigenetics in suicide and depression.|journal=Biological Psychiatry|date=2009 Nov 1|volume=66|issue=9|pages=812–3|pmid=19833253|doi=10.1016/j.biopsych.2009.08.033|pmc=2770810}}</ref>

==Pencegahan==
{{Main|Suicide prevention}}
[[File:suicidemessageggb01252006.JPG|thumb|Sebagai inisiatif pencegahan bunuh diri, tanda ini mempromosikan telepon khusus yang tersedia di [[Jembatan Golden Gate]] yang terhubung ke [[saluran bantuan krisis]].]]
Pencegahan bunuh diri merupakan istilah yang digunakan untuk upaya kolektif guna mengurangi insiden bunuh diri melalui tindakan pencegahan. Mengurangi akses ke metode tertentu, seperti senjata api atau racun akan mengurangi risikonya.<ref name=Yip2012/><ref name=WHO2012/> Tindakan lain di antaranya dengan mengurangi akses ke gas karbon dan penghalang di jembatan serta platform kereta bawah tanah.<ref name=Yip2012/> Pengobatan kecanduan narkoba dan alkohol, depresi, dan mereka yang telah mencoba bunuh diri di masa lalu mungkin juga efektif.<ref name=WHO2012/> Beberapa di antaranya telah mengusulkan pengurangan akses ke alkohol sebagai strategi pencegahan (seperti mengurangi jumlah bar).<ref name=Drug2011>{{cite journal|last=Vijayakumar|first=L|coauthors=Kumar, MS; Vijayakumar, V|title=Substance use and suicide.|journal=Current opinion in psychiatry|date=2011 May|volume=24|issue=3|pages=197–202|pmid=21430536|doi=10.1097/YCO.0b013e3283459242}}</ref> Walaupun [[saluran bantuan krisis]] bersifat umum, terdapat sedikit bukti yang mendukung atau menolak keefektifannya.<ref>{{cite journal|last=Sakinofsky|first=I|title=The current evidence base for the clinical care of suicidal patients: strengths and weaknesses|journal=Canadian Journal of Psychiatry|date=2007 Jun|volume=52|issue=6 Suppl 1|pages=7S–20S|pmid=17824349}}</ref><ref>{{cite web|title=Suicide|url=http://www.surgeongeneral.gov/library/mentalhealth/chapter3/sec5_1.html|work=The United States Surgeon General|accessdate=4 September 2011}}</ref> Pada remaja yang akhir-akhir ini berpikir untuk bunuh diri, [[terapi perilaku kognitif]] tampaknya dapat bermanfaat untuk memberikan perbaikan.<ref>{{cite journal|last=Robinson|first=J|coauthors=Hetrick, SE; Martin, C|title=Preventing suicide in young people: systematic review.|journal=The Australian and New Zealand journal of psychiatry|date=2011 Jan|volume=45|issue=1|pages=3–26|pmid=21174502|doi=10.3109/00048674.2010.511147}}</ref> [[Pembangunan ekonomi]] melalui kemampuannya untuk mengurangi kemiskinan mungkin dapat menurunkan tingkat bunuh diri.<ref name=Stark2011/> Upaya untuk meningkatkan hubungan sosial terutama pada pria usia lanjut mungkin saja efektif.<ref>{{cite journal|last=Fässberg|first=MM|coauthors=van Orden, KA; Duberstein, P; Erlangsen, A; Lapierre, S; Bodner, E; Canetto, SS; De Leo, D; Szanto, K; Waern, M|title=A systematic review of social factors and suicidal behavior in older adulthood.|journal=International journal of environmental research and public health|date=2012 Mar|volume=9|issue=3|pages=722–45|pmid=22690159|doi=10.3390/ijerph9030722|pmc=3367273}}</ref>

===Skrining===
Ada sedikit data tentang efek skrining populasi umum terhadap angka tertinggi bunuh diri.<ref>{{cite journal|last=Williams|first=SB|coauthors=O'Connor, EA; Eder, M; Whitlock, EP|title=Screening for child and adolescent depression in primary care settings: a systematic evidence review for the US Preventive Services Task Force.|journal=Pediatrics|date=2009 Apr|volume=123|issue=4|pages=e716-35|pmid=19336361|doi=10.1542/peds.2008-2415}}</ref> Mengingat terdapat angka yang tinggi pada orang yang dinyatakan positif setelah dites melalui alat ini yang tidak berisiko bunuh diri, ada kekhawatiran bahwa skrining bisa meningkatkan pemanfaatan sumber daya perawatan kesehatan mental secara signifikan.<ref>{{cite journal|last=Horowitz|first=LM|coauthors=Ballard, ED; Pao, M|title=Suicide screening in schools, primary care and emergency departments.|journal=Current Opinion in Pediatrics|date=2009 Oct|volume=21|issue=5|pages=620–7|pmid=19617829|doi=10.1097/MOP.0b013e3283307a89|pmc=2879582}}</ref> Namun demikian, dianjurkan melakukan pengkajian atas orang yang berisiko tinggi.<ref name=EB2011/> Bertanya tentang bunuh diri tampaknya tidak akan meningkatkan risikonya.<ref name=EB2011/>

===Penyakit mental===
Pada orang yang mengalami masalah kesehatan mental, sejumlah perawatan bisa mengurangi risiko bunuh diri. Mereka yang aktif berusaha bunuh diri bisa didaftarkan dalam rehabilitasi untuk mendapatkan perawatan kejiwaan baik secara sukarela atau secara paksa.<ref name=EB2011/> Barang yang bisa digunakan untuk menyakiti diri sendiri biasanya disingkirkan.<ref name=Tint2010>{{cite book |author=Tintinalli, Judith E. |title=Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide (Emergency Medicine (Tintinalli)) |publisher=McGraw-Hill Companies |location=New York |year=2010|pages=1940–1946|isbn=0-07-148480-9 |oclc= |doi= |accessdate=}}</ref> Beberapa dokter meminta pasiennya untuk menandatangani [[perjanjian pencegahan bunuh diri]] di mana mereka sepakat untuk tidak menyakiti diri sendiri setelah keluar dari perawatan.<ref name=EB2011/> Namun demikian, belum ada bukti yang mendukung bahwa praktik tersebut memiliki efek yang signifikan.<ref name=EB2011/> Jika pasiennya berisiko rendah, perawatan kesehatan mental [[pasien]] secara rawat jalan bisa dilakukan.<ref name=Tint2010/> Rawat inap jangka pendek belum terlihat lebih efektif dari kepedulian masyarakat dalam memperbaiki keadaan pada mereka yang mengalami [[gangguan kepribadian borderline]] yang secara kronis berupaya untuk bunuh diri.<ref>{{Cite journal|last=Paris|first=J|title=Is hospitalization useful for suicidal patients with borderline personality disorder?|journal=Journal of personality disorders|date=June 2004|volume=18|issue=3|pages=240–7|pmid=15237044|doi=10.1521/pedi.18.3.240.35443}}</ref><ref>{{cite journal|last=Goodman|first=M|coauthors=Roiff, T; Oakes, AH; Paris, J|title=Suicidal risk and management in borderline personality disorder.|journal=Current psychiatry reports|date=2012 Feb|volume=14|issue=1|pages=79–85|pmid=22113831|doi=10.1007/s11920-011-0249-4}}</ref>

Terdapat bukti sementara bahwa [[psikoterapi]], khususnya [[terapi perilaku dialektis]], mengurangi risiko bunuh diri pada remaja<ref name=Can2010>{{cite journal|last=Canadian Agency for Drugs and Technologies in Health|first=(CADTH)|title=Dialectical behaviour therapy in adolescents for suicide prevention: systematic review of clinical-effectiveness.|journal=CADTH technology overviews|year=2010|volume=1|issue=1|pages=e0104|pmid=22977392|pmc=3411135}}</ref> serta yang mengalami [[gangguan kepribadian borderline]].<ref>{{cite journal|last=Stoffers|first=JM|coauthors=Völlm, BA; Rücker, G; Timmer, A; Huband, N; Lieb, K|title=Psychological therapies for people with borderline personality disorder.|journal=Cochrane database of systematic reviews (Online)|date=2012 Aug 15|volume=8|pages=CD005652|pmid=22895952|doi=10.1002/14651858.CD005652.pub2}}</ref> Namun demikian, belum ada bukti penurunan bunuh diri yang dilakukan.<ref name=Can2010/>

Muncul kontroversi seputar manfaat dibandingkan bahaya [[antidepresan]].<ref name=Hawton2012/> Pada orang-orang muda, antidepresan yang baru seperti [[Selective serotonin reuptake inhibitor|SSRI]] tampaknya meningkatkan risiko bunuh diri dari 25 per 1000 menjadi 40 per 1000.<ref>{{cite journal|last=Hetrick|first=SE|coauthors=McKenzie, JE; Cox, GR; Simmons, MB; Merry, SN|title=Newer generation antidepressants for depressive disorders in children and adolescents.|journal=Cochrane database of systematic reviews (Online)|date=2012 Nov 14|volume=11|pages=CD004851|pmid=23152227|doi=10.1002/14651858.CD004851.pub3}}</ref> Namun demikian, antidepresan dapat menurunkan risiko bunuh diri pada orang yang lebih tua.<ref name=EB2011/> [[Litium]] tampaknya efektif dalam menurunkan risiko pada mereka yang mengalami gangguan bipolar dan depresi unipolar hingga mendekati tingkat yang sama seperti populasi umum.<ref>{{cite journal|last=Baldessarini|first=RJ|coauthors=Tondo, L; Hennen, J|title=Lithium treatment and suicide risk in major affective disorders: update and new findings.|journal=The Journal of clinical psychiatry|year=2003|volume=64 Suppl 5|pages=44–52|pmid=12720484}}</ref><ref>{{cite journal|last=Cipriani|first=A|coauthors=Pretty, H; Hawton, K; Geddes, JR|title=Lithium in the prevention of suicidal behavior and all-cause mortality in patients with mood disorders: a systematic review of randomized trials.|journal=The American Journal of Psychiatry|date=2005 Oct|volume=162|issue=10|pages=1805–19|pmid=16199826|doi=10.1176/appi.ajp.162.10.1805}}</ref>


==Epidemiologi==
{{Main|Epidemiology of suicide}}
[[File:Self-inflicted injuries world map - Death - WHO2004.svg|thumb|left|Kematian karena cedera akibat perbuatan sendiri per 100.000&nbsp;penduduk pada tahun 2004.<ref>{{cite web|url=http://www.who.int/healthinfo/global_burden_disease/estimates_country/en/index.html |title=WHO Disease and injury country estimates |year=2009 |work=World Health Organization}}</ref>
{{Multicol}}
{{legend|#b3b3b3|unknown}}
{{legend|#ffff65|<3}}
{{legend|#fff200|3–6}}
{{legend|#ffdc00|6–9}}
{{legend|#ffc600|9–12}}
{{legend|#ffb000|12–15}}
{{legend|#ff9a00|15–18}}
{{Multicol-break}}
{{legend|#ff8400|18–21}}
{{legend|#ff6e00|21–24}}
{{legend|#ff5800|24–27}}
{{legend|#ff4200|27–30}}
{{legend|#ff2c00|30–33}}
{{legend|#cb0000|>33}}
{{Multicol-end}}]]

Sekitar 0,5% hingga 1,4% orang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.<ref name=Var2012/><ref name=EB2011/>Secara global, sejak tahun 2008/2009, bunuh diri merupakan penyebab utama kematian kesepuluh<ref name=Hawton2009/> dengan sekitar 800.000 hingga satu juta orang meninggal setiap tahunnya, yang berarti [[angka kematian]] sebesar 11,6 per 100.000 orang per tahun.<ref name=Var2012/> Tingkat bunuh diri telah meningkat sebesar 60% dari tahun 1960 sampai 2012,<ref name=WHO2012>{{cite web |title=Suicide prevention |publisher=World Health Organization|date=Aug 31,2012|work=WHO Sites: Mental Health|url=http://www.who.int/mental_health/prevention/suicide/suicideprevent/en/|accessdate=2013-01-13}}</ref> yang peningkatannya terlihat terutama di [[negara berkembang|negara-negara berkembang]].<ref name=Hawton2009/> Untuk setiap bunuh diri yang menyebabkan kematian, terdapat sekitar 10 hingga 40 percobaan bunuh diri.<ref name=EB2011/>

Tingkat bunuh diri berbeda secara signifikan antar negara dan dari waktu ke waktu.<ref name=Var2012>{{cite journal|last=Värnik|first=P|title=Suicide in the world.|journal=International journal of environmental research and public health|date=2012 Mar|volume=9|issue=3|pages=760–71|pmid=22690161|doi=10.3390/ijerph9030760|pmc=3367275}}</ref> Persentase kematian pada tahun 2008 yaitu: Afrika 0,5%, Asia Tenggara 1,9%, Amerika 1,2% dan Eropa 1,4%.<ref name=Var2012/> Untuk tingkat per 100.000: Australia 8,6, Canada 11,1, Cina 12,7, India 23,2, Inggris 7,6, Amerika Serikat 11,4.<ref>{{cite web|title=Deaths estimates for 2008 by cause for WHO Member States|url=http://www.who.int/healthinfo/global_burden_disease/estimates_country/en/index.html|publisher=World Health Organization|accessdate=10 February 2013}}</ref> Bunuh diri berada dalam peringkat 10 teratas untuk [[kematian|penyebab kematian]] di Amerika Serikat pada tahun 2009 dengan sekitar 36.000 kasus setahun.<ref>{{cite journal|last=Haney|first=EM|coauthors=O'Neil, ME; Carson, S; Low, A; Peterson, K; Denneson, LM; Oleksiewicz, C; Kansagara, D|title=Suicide Risk Factors and Risk Assessment Tools: A Systematic Review|date=2012 Mar|pmid=22574340}}</ref> Dan sekitar 650.000 orang masuk ke unit gawat darurat setiap tahun karena mencoba bunuh diri.<ref name=EB2011/> [[Lituania]], Jepang dan Hongaria memiliki angka tertinggi.<ref name=Var2012/> Negara-negara dengan jumlah mutlak kasus bunuh diri terbesar adalah Cina dan India yang jumlahnya lebih dari setengah jumlah total.<ref name=Var2012/> Di Cina, bunuh diri merupakan penyebab utama kematian ke-5.<ref name=China2009/>

===Jenis Kelamin===
{{Main|Gender differences in suicide}}
{{Double image|right|Suicide world map - 2009 Male.svg|200|Suicide world map - 2009 Female,2.svg|200|Suicide rate per 100,000 males (left) and female (right) (data from 1978–2008).
{{Multicol}}
{{legend|#b3b3b3|no data}}
{{legend|#ffff65|< 1}}
{{legend|#fff200|1–5}}
{{legend|#ffdc00|5–5.8}}
{{Multicol-break}}
{{legend|#ffc600|5.8–8.5}}
{{legend|#ffb000|8.5–12}}
{{legend|#ff9a00|12–19}}
{{legend|#ff8400|19–22.5}}
{{Multicol-break}}
{{legend|#ff6e00|22.5–26}}
{{legend|#ff5800|26–29.5}}
{{legend|#ff4200|29.5–33}}
{{legend|#ff2c00|33–36.5}}
{{Multicol-break}}
{{legend|#cb0000|>36.5}}
{{Multicol-end}}
||}}
Di dunia Barat, pria meninggal sebanyak tiga sampai empat kali lebih banyak dengan cara bunuh diri dibanding wanita, meskipun wanita mencoba bunuh diri empat kali lebih banyak.<ref name=Var2012/><ref name=EB2011/> Hal ini dikaitkan dengan pria yang menggunakan cara yang lebih mematikan untuk mengakhiri hidupnya.<ref name=Sue2012>{{cite book|last=Sue|first=David Sue, Derald Wing Sue, Diane Sue, Stanley|title=Understanding abnormal behavior|publisher=Wadsworth/Cengage Learning|location=Belmont, CA|isbn=978-1-111-83459-3|page=255|url=http://books.google.ca/books?id=mTs--Kt-9a0C&pg=PA255|edition=Tenth ed., [student ed.]}}</ref> Perbedaan ini bahkan lebih menonjol pada orang yang berusia di atas usia 65, dengan jumlah pria yang melakukan bunuh diri sepuluh kali lipat lebih banyak dibanding wanita.<ref name=Sue2012/> [[Bunuh diri di Republik Rakyat Cina|Cina]] memiliki salah satu tingkat bunuh diri wanita tertinggi di dunia dan merupakan satu-satunya negara yang tingkatnya lebih tinggi dari laki-laki (rasio 0,9).<ref name=Var2012/><ref name=China2009>{{cite journal|last=Weiyuan|first=C|title=Women and suicide in rural China.|journal=Bulletin of the World Health Organization|date=2009 Dec|volume=87|issue=12|pages=888–9|pmid=20454475|doi=10.2471/BLT.09.011209|pmc=2789367}}</ref> Di wilayah [[Mediterania Timur]], tingkat bunuh diri hampir setara antara pria dan wanita.<ref name=Var2012/> Untuk wanita, tingkat bunuh diri tertinggi ditemukan di [[Korea Selatan]] yaitu 22 per 100.000, dengan tingkat yang tinggi secara umum di Asia Tenggara dan Pasifik Barat.<ref name=Var2012/>

===Usia===
Di banyak negara, tingkat bunuh diri tertinggi terjadi di usia paruh baya <ref name=Pit2012>{{cite journal|last=Pitman|first=A|coauthors=Krysinska, K; Osborn, D; King, M|title=Suicide in young men.|journal=Lancet|date=2012 Jun 23|volume=379|issue=9834|pages=2383–92|pmid=22726519|doi=10.1016/S0140-6736(12)60731-4}}</ref> atau usia lanjut.<ref name=Yip2012>{{cite journal|last=Yip|first=PS|coauthors=Caine, E; Yousuf, S; Chang, SS; Wu, KC; Chen, YY|title=Means restriction for suicide prevention.|journal=Lancet|date=2012 Jun 23|volume=379|issue=9834|pages=2393–9|pmid=22726520|doi=10.1016/S0140-6736(12)60521-2}}</ref> Namun demikian, jumlah mutlak bunuh diri terbesar terjadi pada mereka yang berusia antara 15 dan 29 tahun karena jumlah orang dalam kelompok usia tersebut.<ref name=Var2012/> Di Amerika Serikat, yang terbesar yaitu pada pria [[ras kaukasoid|kaukasoid]] berusia lebih dari 80 tahun, meskipun orang muda lebih sering mencoba bunuh diri.<ref name=EB2011/> Ini merupakan penyebab kematian paling umum kedua untuk [[remaja|remaja]]<ref name=Hawton2012>{{cite journal|last=Hawton|first=K|coauthors=Saunders, KE; O'Connor, RC|title=Self-harm and suicide in adolescents.|journal=Lancet|date=2012 Jun 23|volume=379|issue=9834|pages=2373–82|pmid=22726518|doi=10.1016/S0140-6736(12)60322-5}}</ref> dan peringkat kedua setelah kematian karena kecelakaan pada pria muda.ref name=Pit2012/> Pada pria muda di negara maju, bunuh diri adalah penyebab dari hampir 30% kematian.<ref name=Pit2012/> Di negara-negara berkembang, tingkatnya sama tetapi angka tersebut merupakan sebagian kecil kematian secara keseluruhan karena tingkat kematian yang lebih tinggi pada jenis [[trauma (kedokteran)|trauma]]lainnya.<ref name=Pit2012/> Di Asia Tenggara, berbeda dengan daerah lain di dunia, kematian akibat bunuh diri terjadi pada tingkat yang lebih besar pada wanita muda dibandingkan wanita usia lanjut.<ref name=Var2012/>

==Sejarah==
[[Image:106 Conrad Cichorius, Die Reliefs der Traianssäule, Tafel CVI.jpg|thumb|right|200px|Kematian akibat bunuh diri Decebalus, dari [[Tiang Trajan]]]]
Dalam sejarah [[Athena Klasik|Athena kuno]], orang yang melakukan bunuh diri tanpa persetujuan negara ditolak untuk dimakamkan secara wajar dengan penghormatan. Orang tersebut akan dimakamkan sendirian, di pinggiran kota, tanpa nisan atau tanda.<ref>{{cite book|last=Szasz|first=Thomas|title=Fatal freedom : the ethics and politics of suicide|year=1999|publisher=Praeger|location=Westport, Conn.|isbn=978-0-275-96646-1|page=11|url=http://books.google.ca/books?id=5AqzlMdurkcC&pg=PA11}}</ref> Dalam sejarah [[Yunani Kuno]] dan [[Roma Kuno|Roma]] bunuh diri itu dianggap metode yang dapat diterima saat mengalami kalah perang.<ref name=Maris2000/> Di Roma kuno, bunuh diri pada awalnya diizinkan, tetapi kemudian hal tersebut dianggap sebagai kejahatan terhadap negara karena menimbulkan biaya.<ref>{{cite book|last=Dickinson|first=Michael R. Leming, George E.|title=Understanding dying, death, and bereavement|publisher=Wadsworth Cengage Learning|location=Belmont, CA|isbn=978-0-495-81018-6|page=290|url=http://books.google.ca/books?id=L8ETDRsB8ZYC&pg=PA290|edition=7th ed.}}</ref> Peraturan pidana yang dikeluarkan oleh [[Raja Louis XIV dari Prancis]] pada tahun 1670 jauh lebih berat hukumannya: tubuh orang yang meninggal diseret melintasi jalan-jalan, dalam kondisi tertelungkup, dan kemudian digantung atau dibuang di tumpukan sampah. Selain itu, semua harta orang tersebut disita.<ref>{{cite book|first=ed. by W.S.F. Pickering|title=Durkheim's Suicide : a century of research and debate|year=2000|publisher=Routledge|location=London [u.a.]|isbn=978-0-415-20582-5|page=69|url=http://books.google.ca/books?id=9KQO6dGY1cwC&pg=PA69|edition=1. publ.}}</ref><ref name=Maris540>{{cite book|last=Maris|first=Ronald|title=Comprehensive textbook of suicidology|year=2000|publisher=Guilford Press|location=New York [u.a.]|isbn=978-1-57230-541-0|page=540|url=http://books.google.ca/books?id=Zi-xoFAPnPMC&pg=PA540}}</ref> Dalam sejarah gereja Kristen, orang yang mencoba bunuh diri [[pengucilan|dikucilkan]] dan mereka yang meninggal karena bunuh diri dimakamkan di luar kuburan suci.<ref name=McL2007/> Pada akhir abad ke-19 di Inggris, mencoba bunuh diri itu dianggap sama dengan [[percobaan pembunuhan]] dan bisa dihukum gantung.<ref name=McL2007/> Di Eropa pada abad ke-19, tindakan bunuh diri mengalami pergeseran pandangan dari sebelumnya sebagai tindakan akibat [[dosa]] menjadi akibat [[gila]].<ref name=Maris540/>

==Sosial dan budaya==

=== Perundang-undangan===
{{Main|Suicide legislation}}
[[File:Wakisashi-sepukku-p1000699.jpg|thumb|Pisau ''[[tantō]]'' yang dipersiapkan untuk melakukan ''[[seppuku]]''.]]
Di sebagian besar negara-negara Barat, bunuh diri tidak lagi merupakan kejahatan,<ref>{{cite book|last=White|first=Tony|title=Working with suicidal individuals : a guide to providing understanding, assessment and support|year=2010|publisher=Jessica Kingsley Publishers|location=London|isbn=978-1-84905-115-6|page=12|url=http://books.google.ca/books?id=p_ZvK-DBYfIC&pg=PT12}}</ref> tetapi masih dianggap demikian di sebagian besar negara-negara Eropa Barat mulai dari Abad Pertengahan sampai setidaknya tahun 1800-an.<ref>{{cite book|last=Paperno|first=Irina|title=Suicide as a cultural institution in Dostoevsky's Russia|year=1997|publisher=Cornell university press|location=Ithaca|isbn=978-0-8014-8425-4|page=60|url=http://books.google.ca/books?id=m3pqf8f-6bMC&pg=PA60}}</ref> Banyak negara Islam yang menetapkan bunuh diri sebagai tindak pidana.<ref name="Islam2006"/>

Di Australia, bunuh diri bukan merupakan tindak pidana.<ref>{{cite book|last=al.]|first=David Lanham&nbsp;... [et|title=Criminal laws in Australia|year=2006|publisher=The Federation Press|location=Annandale, N.S.W.|isbn=978-1-86287-558-6|page=229|url=http://books.google.ca/books?id=D97doQ1iZx4C&pg=PA229}}</ref> Namun demikian, menasihati, [[hasutan|menghasut]], atau membantu dan menghasut orang lain untuk mencoba bunuh diri merupakan tindak kejahatan, dan hukum secara eksplisit memungkinkan setiap orang untuk menggunakan "kekuatan yang sewajarnya diperlukan" untuk mencegah orang lain dari melakukan bunuh diri.<ref>{{cite book|last=Duffy|first=Michael Costa, Mark|title=Labor, prosperity and the nineties : beyond the bonsai economy|year=1991|publisher=Federation Press|location=Sydney|isbn=978-1-86287-060-4|page=315|url=http://books.google.ca/books?id=TqZqTHwvCH8C&pg=PA315|edition=2nd ed.}}</ref> Wilayah Barat Australia sempat secara singkat memiliki hukum bunuh diri yang dibantu dokter mulai dari tahun 1996 sampai 1997.<ref>{{cite book|last=Quill|first=Constance E. Putnam ; foreword by Timothy E.|title=Hospice or hemlock? : searching for heroic compassion|year=2002|publisher=Praeger|location=Westport, Conn.|isbn=978-0-89789-921-5|page=143|url=http://books.google.ca/books?id=GmFwa3I7vqMC&pg=PA143}}</ref>

Tidak satu pun negara di Eropa saat ini yang menganggap bahwa bunuh diri atau percobaan bunuh diri adalah sebuah kejahatan.<ref name=McL2007/> Inggris dan Wales tidak menganggap lagi bunuh diri sebagai kejahatan melalui [[Suicide Act 1961]] dan di Republik Irlandia pada tahun 1993.<ref name=McL2007/> Kata "commit" digunakan dalam referensi untuk itu menjadi ilegal namun banyak organisasi telah menghentikannya karena konotasi negatif.<ref>Holt, Gerry.[http://www.bbc.co.uk/news/magazine-14374296 "When suicide was illegal"]. [[BBC News]]. 3 August 2011. Accessed 11 August 2011.</ref><ref name=guardian_style>{{cite web|title=Guardian & Observer style guide|url=http://www.guardian.co.uk/styleguide/s|work=Guardian website|publisher=The Guardian|accessdate=29 November 2011}}</ref>

Di India, bunuh diri merupakan tindakan ilegal dan keluarga yang masih hidup mungkin akan menghadapi kesulitan hukum.<ref>{{cite book|last=Srivastava|first=editors, Nitish Dogra, Sangeet|title=Climate change and disease dynamics in India|publisher=The Energy and Resources Institute|location=New Delhi|isbn=978-81-7993-412-8|page=256|url=http://books.google.ca/books?id=UGrUgX-nKTIC&pg=PA256}}</ref> Di Jerman, eutanasia aktif merupakan tindakan ilegal dan siapa saja yang hadir selama berlangsungnya bunuh diri dapat dituntut karena gagal memberikan bantuan dalam keadaan darurat.<ref>"German politician Roger Kusch helped elderly woman to die"[http://www.timesonline.co.uk/tol/news/world/europe/article4251894.ece Times Online] July 2, 2008</ref> [[Swiss]] baru-baru ini mengambil langkah untuk melegalkan [[bunuh diri yang dibantu]] untuk sakit mental yang kronis. Pengadilan tinggi [[Lausanne]], dalam putusannya tahun 2006, telah memberikan hak kepada seseorang tanpa nama yang memiliki gangguan kejiwaan yang lama untuk mengakhiri hidupnya sendiri.<ref name=pmid17649899>{{cite journal|author=Appel, JM |title=A Suicide Right for the Mentally Ill? A Swiss Case Opens a New Debate|journal=Hastings Center Report |volume=37 |issue=3 |pages=21–23 |year=2007 |pmid=17649899|doi=10.1353/hcr.2007.0035 |month=May }}</ref>

Di Amerika Serikat, bunuh diri tidak ilegal, tetapi mungkin dikaitkan dengan hukuman bagi orang yang mencobanya.<ref name=McL2007>{{cite book|last=McLaughlin|first=Columba|title=Suicide-related behaviour understanding, caring and therapeutic responses|year=2007|publisher=John Wiley & Sons|location=Chichester, England|isbn=978-0-470-51241-8|page=24|url=http://books.google.ca/books?id=I2FJRbekdC8C&pg=PA24}}</ref> Bunuh diri yang dibantu dokter merupakan tindakan yang legal di negara bagian Oregon <ref>{{cite web|url=http://www.leg.state.or.us/ors/127.html |title=Chapter 127.800–995 The Oregon Death with Dignity Act|publisher=[[Oregon State Legislature]]}}</ref> dan Washington.<ref>{{cite news|title=Chapter 70.245 RCW, The Washington death with dignity act|url=http://apps.leg.wa.gov/RCW/default.aspx?cite=70.245|work=[[Washington State Legislature]]}}</ref>

===Sudut Pandang Agama===
{{Main|Religious views on suicide}}
[[File:A Hindoo Widow Burning Herself with the Corpse of her Husband.jpg|thumb|Seorang janda beragama [[Hindu]] membakar dirinya sendiri bersama dengan mayat suaminya, tahun 1820-an.]]
Di sebagian besar bentuk kekristenan, bunuh diri dianggap [[dosa]], didasarkan terutama pada tulisan-tulisan para pemikir Kristen berpengaruh dari [[Abad Pertengahan]], seperti [[Santo Agustinus]] dan [[Santo Thomas Aquinas]]; tetapi bunuh diri itu tidak dianggap sebagai dosa di bawah [[kode Justinian]] Kristen di [[Bizantium]] contohnya.<ref>{{cite web |author=Dr. Ronald Roth, D.Acu. |url=http://www.acu-cell.com/suicide.html|title=Suicide & Euthanasia – a Biblical Perspective |publisher=Acu-cell.com|accessdate=2009-05-06}}</ref><ref>{{cite web |url= http://www.clas.ufl.edu/users/nholland/suicide.htm|title=Norman N. Holland, Literary Suicides: A Question of Style |publisher=Clas.ufl.edu|accessdate=2009-05-06}}</ref> Dalam Doktrin Katolik, argumen didasarkan pada [[Sepuluh Perintah Tuhan|perintah Tuhan]] "Tidak boleh membunuh" (diberlakukan dalam [[Perjanjian Baru]] oleh Yesus dalam [[Injil Matius|Matius 19:18]]), serta pemikiran bahwa hidup adalah karunia yang diberikan oleh Tuhan yang tidak boleh ditolak, dan bahwa bunuh diri merupakan tindakan melawan "hukum alam" sehingga mengganggu rencana utama Allah bagi dunia.<ref>{{cite web |url=http://www.scborromeo.org/ccc/p3s2c2a5.htm#2280 |title=Catechism of the Catholic Church – PART 3 SECTION 2 CHAPTER 2 ARTICLE 5 |publisher=Scborromeo.org |date=1941-06-01|accessdate=2009-05-06}}</ref>

Namun demikian, diyakini bahwa penyakit mental atau rasa takut menderita yang besar mengurangi beban tanggung jawab seseorang terhadap tindakannya melakukan bunuh diri.<ref>{{cite web |url=http://www.scborromeo.org/ccc/p3s2c2a5.htm#2282|title=Catechism of the Catholic Church – PART 3 SECTION 2 CHAPTER 2 ARTICLE 5 |publisher=Scborromeo.org|date=1941-06-01 |accessdate=2009-05-06}}</ref> Argumen yang berlawanan di antaranya: bahwa [[Sepuluh Perintah Tuhan|perintah keenam]] secara lebih tepat diterjemahkan menjadi "jangan membunuh", belum tentu berlaku untuk diri sendiri, bahwa Tuhan telah memberikan kebebasan berkehendak kepada manusia; di mana seseorang yang mengakhiri hidupnya sendiri tidak lagi melanggar Hukum Tuhan lebih dari usaha untuk menyembuhkan penyakit; dan bahwa sejumlah kasus bunuh diri yang dilakukan oleh para pengikut Tuhan tercatat dalam Alkitab tanpa ada hukuman yang mengerikan.<ref>{{cite web |url=http://www.religioustolerance.org/sui_bibl.htm |title=The Bible and Suicide|publisher=Religioustolerance.org |accessdate=2009-05-06}}</ref>

Yudaisme berfokus pada pentingnya menghargai hidup ini, dan dengan demikian, bunuh diri sama saja dengan mengingkari kebaikan Tuhan di dunia. Meskipun demikian, dalam keadaan yang ekstrim bila tampaknya tidak ada pilihan selain dibunuh atau dipaksa untuk mengkhianati agama mereka, orang-orang Yahudi melakukan bunuh diri individual atau [[bunuh diri massal]] (lihat [[Masada]], [[Sejarah Orang Yahudi di Prancis#Penyiksaan pertama terhadap orang Yahudi|Penyiksaan pertama terhadap orang Yahudi di Prancis]], dan [[Kastil York]] misalnya) dan bahkan sebagai peringatan yang kelam terdapat doa dalam liturgi Yahudi yaitu "ketika pisau berada di tenggorokan", bagi mereka yang mati "untuk menguduskan Nama Tuhan" (lihat [[Martir]]). Tindakan ini menerima tanggapan beragam dari otoritas Yahudi, yang oleh sejumlah orang dianggap sebagai contoh kemartiran yang heroik, sementara yang lain menyatakan bahwa hal tersebut merupakan tindakan yang salah, yaitu mengakhiri hidup mereka sendiri justru saat akan menghadapi kemartiran.<ref>{{cite web |url=http://www.religionfacts.com/euthanasia/judaism.htm |title=Euthanasia and Judaism: Jewish Views of Euthanasia and Suicide |accessdate=2008-09-16 |publisher=ReligionFacts.com}}</ref>

Bunuh diri tidak diperbolehkan dalam ajaran agama Islam.<ref name="Islam2006"/> Dalam ajaran agama [[Hindu]], bunuh diri umumnya tidak disukai dan dianggap berdosa sama seperti membunuh orang lain dalam masyarakat kontemporer Hindu. [[Kitab agama Hindu|Kitab Suci Agama Hindu]] menyatakan bahwa orang yang melakukan bunuh diri akan menjadi bagian dari dunia roh, bergentayangan di bumi sampai waktu di mana ia akan bertemu dengan orang yang tidak bunuh diri.<ref>Hindu Website. [http://www.hinduwebsite.com/hinduism/h_suicide.asp Hinduism and suicide]</ref> Namun demikian, ajaran Hindu menerima [[hak untuk mati|hak untuk mengakhiri hidup seseorang]] melalui praktik non-kekerasan yaitu puasa sampai mati yang disebut dengan ''[[Prayopawesa]]''.<ref name="hindu">{{cite web |url=http://www.bbc.co.uk/religion/religions/hinduism/hinduethics/euthanasia.shtml|title= Hinduism –Euthanasia and Suicide|date= 2009-08-25|publisher= BBC}}</ref> Namun Prayopawesa secara ketat dibatasi terbatas bagi orang yang tidak lagi memiliki keinginan atau ambisi, dan tidak ada tanggung jawab yang tersisa dalam hidupnya.<ref name="hindu" /> [[Jainisme]] memiliki praktik yang serupa bernama ''[[Santhara]]''. [[(praktik) sati|Sati]], atau membakar diri yang dilakukan oleh seorang janda merupakan hal yang lazim dalam masyarakat Hindu selama Abad Pertengahan.

===Filosofi===
{{Main|Philosophy of suicide}}
[[File:The way out.jpg|thumb|''The Way Out, or [[Suicidal ideation|Suicidal Ideation]]'': [[George Grie]], 2007.]]
Sejumlah pertanyaan diajukan dalam filosofi bunuh diri, termasuk apa yang termasuk dalam kategori bunuh diri, apakah bunuh diri bisa menjadi pilihan yang rasional atau tidak, dan kebolehan secara moral untuk bunuh diri.<ref name="StanfordSuicide">{{cite web |url=http://plato.stanford.edu/entries/suicide/ |title=Suicide (Stanford Encyclopedia of Philosophy) |publisher=Plato.stanford.edu |accessdate=2009-05-06}}</ref> Argumen filosofis terkait apakah bunuh diri bisa diterima secara moral atau tidak berkisar dari oposisi yang kuat, (melihat bunuh diri sebagai tindakan tidak etis dan tidak bermoral), hingga persepsi bahwa bunuh diri sebagai hak [[sakral]] bagi siapa saja (bahkan bagi orang yang masih muda dan sehat) yang merasa yakin bahwa mereka secara rasional dan sadar dapat mengambil keputusan untuk mengakhiri hidup mereka sendiri.

Para penentang bunuh diri termasuk para filsuf Kristen seperti [[Augustine of Hippo]] dan [[Thomas Aquinas]],<ref name="StanfordSuicide" /> [[Immanuel Kant]]<ref>Kant, Immanuel. (1785) ''Kant: The Metaphysics of Morals'', M. Gregor (trans.), Cambridge: Cambridge University Press, 1996. ISBN 978-0-521-56673-5. p177.</ref> dan, boleh dibilang, [[John Stuart Mill]] – Fokus Mill tentang pentingnya [[kebebasan]] dan [[otonomi]] berarti bahwa ia menolak pilihan yang akan mencegah seseorang membuat keputusan otonom di masa depan.<ref>{{cite journal | author = Safranek John P | year = 1998 | title = Autonomy and Assisted Suicide: The Execution of Freedom | url = | journal = The Hastings Center Report |volume = 28 | issue = 4| page = 33 }}</ref> Orang lain melihat bunuh diri sebagai masalah pilihan pribadi yang sah-sah saja. Para pendukung posisi ini mempertahankan bahwa tidak ada yang harus dipaksa menderita dengan melawan keinginan mereka, terutama dari kondisi seperti penyakit yang tidak tersembuhkan, penyakit mental, dan usia tua yang sudah tidak mungkin lagi mengalami perbaikan. Mereka menolak keyakinan bahwa bunuh diri itu selalu irasional, dengan alasan bahwa tindakan itu dapat menjadi pilihan terakhir yang berlaku bagi mereka yang mengidap penyakit atau trauma berat yang berkepanjangan.<ref>Raymond Whiting: A natural right to die: twenty-three centuries of debate, pp. 13–17; Praeger (2001) ISBN 0-313-31474-8</ref> Pendirian yang lebih kuat berpendapat bahwa orang harus diperbolehkan untuk secara mandiri memilih mati terlepas apakah mereka sedang menderita atau tidak. Pendukung terkemuka untuk [[aliran pemikiran]] ini di antaranya pakar empiris Skotlandia [[David Hume]]<ref name="StanfordSuicide" /> dan pakar bioetika Amerika [[Jacob M. Appel|Jacob Appel]].<ref name=pmid17649899 /><ref>[[Wesley J. Smith]], Death on Demand: The assisted-suicide movement sheds its fig leaf, ''The Weekly Standard'', June 5, 2007</ref>

===Pembelaan===
{{See also|Advocacy of suicide}}
[[Image:Alexandre-Gabriel Decamps - The Suicide - Walters 3742.jpg|thumb| Dalam lukisan yang dibuat oleh Alexandre-Gabriel Decamps ini, palet, pistol, dan catatan tergeletak di atas lantai yang menunjukkan bahwa peristiwa tragis baru saja terjadi, seorang seniman telah mengakhiri hidupnya sendiri.<ref>{{cite web|publisher= [[The Walters Art Museum]] |url=http://art.thewalters.org/detail/1589 |title= The Suicide}}</ref>]]
Pembelaan atas tindakan bunuh diri terjadi di banyak kultur dan [[sub-kultur]]. [[Militer Jepang]] selama Perang Dunia II menyemangati dan memuliakan serangan [[kamikaze]], yaitu serangan bunuh diri oleh penerbang militer Kekaisaran Jepang terhadap kapal angkatan laut Sekutu pada tahap penutupan kampanye Pasifik dalam Perang Dunia II. Masyarakat Jepang secara keseluruhan telah digambarkan bersikap "toleran" terhadap tindakan bunuh diri<ref name="ozawa-desilva">{{cite journal|last=Ozawa-de Silva|first=C|title=Too lonely to die alone: internet suicide pacts and existential suffering in Japan.|journal=Culture, medicine and psychiatry|date=2008 Dec|volume=32|issue=4|pages=516–51|pmid=18800195|doi=10.1007/s11013-008-9108-0}}</ref> (lihat [[Bunuh diri di Jepang]]).

[[Bunuh diri dan Internet|Pencarian tentang bunuh diri lewat Internet]] menghasilkan bahwa 10-30% laman web berisikan dorongan atau fasilitasi untuk upaya bunuh diri.<!-- <ref name=Dur2011/> --> Ada sejumlah kekhawatiran bahwa situs-situs tersebut dapat mendorong orang-orang cenderung melakukannya.<!-- <ref name=Dur2011/> --> Sejumlah orang membentuk [[kelompok bunuh diri]] secara online, baik bersama teman yang sudah ada sebelumnya atau dengan orang yang baru dijumpai dalam [[ruang obrolan]] atau [[Forum Internet|papan pesan]].<!-- <ref name=Dur2011/> --> Meskipun demikian, Internet juga dapat membantu mencegah tindakan bunuh diri dengan menyediakan kelompok sosial bagi orang yang terisolasi.<ref name=Dur2011>{{cite journal|last=Durkee|first=T|coauthors=Hadlaczky, G; Westerlund, M; Carli, V|title=Internet pathways in suicidality: a review of the evidence.|journal=International journal of environmental research and public health|date=2011 Oct|volume=8|issue=10|pages=3938–52|pmid=22073021|doi=10.3390/ijerph8103938|pmc=3210590}}</ref>

===Lokasi===
{{See also|List of suicide sites}}
Beberapa tempat tertentu menjadi terkenal karena tingginya tingkat upaya bunuh diri.<ref name=Robinson2012/> Tempat-tempat tersebut di antaranya [[Jembatan Golden Gate]] di San Fransisco, [[Aokigahara|Hutan Aokigahara]]di Jepang,<ref>{{cite book|last=Robinson|first=ed. by Peter|title=Research themes for tourism|year=2010|publisher=CABI|location=Oxfordshire [etc.]|isbn=978-1-84593-684-6|page=172|url=http://books.google.ca/books?id=219aFMSRPqgC&pg=PA172|coauthors=Heitmann, Sine; Dieke, Peter}}</ref> [[Beachy Head]]di Inggris,<ref name=Robinson2012>{{cite book|last=Robinson|first=edited by David Picard, Mike|title=Emotion in motion : tourism, affect and transformation|publisher=Ashgate|location=Farnham, Surrey|isbn=978-1-4094-2133-7|page=176|url=http://books.google.ca/books?id=PjuY_4Vy_UUC&pg=PT176}}</ref> dan [[Jembatan Bloor Street]]di [[Toronto]].<ref name=Dennis2008>{{cite book|last=Dennis|first=Richard|title=Cities in modernity : representations and productions of metropolitan space, 1840 – 1930|year=2008|publisher=Cambridge Univ. Press|location=Cambridge [u.a.]|isbn=978-0-521-46841-1|page=20|url=http://books.google.ca/books?id=Gq9_uNNkmKUC&pg=PA20|edition=Repr.}}</ref>

Sampai tahun 2010, Jembatan Golden Gate telah menjadi tempat lebih dari 1.300 tindakan bunuh diri dengan cara melompat semenjak jembatan tersebut dibangun pada tahun 1937.<ref name=McDougall2010>{{cite book|last=McDougall|first=Tim|title=Helping children and young people who self-harm : an introduction to self-harming and suicidal behaviours for health professionals|year=2010|publisher=Routledge|location=Abingdon, Oxon|isbn=978-0-415-49913-2|page=23|url=http://books.google.ca/books?id=2VfP1-o0BgcC&pg=PA23|coauthors=Armstrong, Marie; Trainor, Gemma}}</ref> Di lokasi-lokasi di mana seringkali terjadi peristiwa bunuh diri telah dibuatkan penghalang untuk mencegahnya.<ref name=Bateson2008>{{cite book|last=Bateson|first=John|title=Building hope : leadership in the nonprofit world|year=2008|publisher=Praeger|location=Westport, Conn.|isbn=978-0-313-34851-8|page=180|url=http://books.google.ca/books?id=GUzq5qNegkYC&pg=PA180}}</ref> Di antaranya [[Luminous Veil]] di Toronto,<ref name=Dennis2008/> dan penghalang pada [[Menara Eiffel Tower]] di Paris serta [[Empire State Building]] di New York.<ref name=Bateson2008/> Pada tahun 2011, sebuah penghalang sedang dibangun untuk Jembatan Golden Gate.<ref name=Miller2011>{{cite book|last=Miller|first=David|title=Child and Adolescent Suicidal Behavior: School-Based Prevention, Assessment, and Intervention|year=2011|isbn=978-1-60623-997-1|page=46|url=http://books.google.ca/books?id=bAHcIUDoVEoC&pg=PA46}}</ref> Penghalang tersebut secara umum terlihat sangat efektif ref name=Miller2011/>

==Makhluk hidup lain==
Mengingat tindakan bunuh diri memerlukan upaya yang dilakukan dengan sengaja agar mati, maka sejumlah orang merasa bahwa hal tersebut tidak dapat terjadi pada makhluk hidup selain manusia.<ref name=Maris2000>{{cite book|last=Maris|first=Ronald|title=Comprehensive textbook of suicidology|year=2000|publisher=Guilford Press|location=New York [u.a.]|isbn=978-1-57230-541-0|pages=97–103|url=http://books.google.ca/books?id=Zi-xoFAPnPMC&pg=PA97}}</ref> Perilaku bunuh diri telah diamati pada [[salmonella]] yang berusaha mengatasi bakteri pesaing dengan memicu respons [[sistem kekebalan tubuh]] yang membahayakan mereka sendiri.<ref>{{Cite journal|url=http://www.nytimes.com/2008/08/26/science/26obsalm.html?ref=science|title=In Salmonella Attack, Taking One for the Team|author=Chang, Kenneth|date=August 25, 2008|publisher=New York Times|postscript=<!--None-->}}</ref> Pertahanan bunuh diri oleh para pekerja juga terlihat pada semut Brasil ''Forelius pusillus'' di mana sekelompok kecil semut meninggalkan sarangnya yang aman setelah menyegel pintu masuk dari luar setiap malam hari.<ref>{{cite journal|title=Preemptive Defensive Self-Sacrifice by Ant Workers|url=http://www.cyf-kr.edu.pl/~rotofils/Tofilski_etal_2008.pdf|format=PDF|author=Tofilski,Adam; Couvillon, MJ;Evison, SEF; Helantera, H; Robinson, EJH; Ratnieks, FLW|year=2008|volume=172|pmid=18928332|issue=5|journal=The American Naturalist|doi=10.1086/591688|pages=E239–E243}}</ref>

[[Kutu Pea]], saat terancam oleh [[kepik]], dapat meledakkan dirinya sendiri, berhamburan dan melindungi saudara-saudaranya dan bahkan terkadang ledakan tersebut akan membunuh kepik.<ref>{{Cite journal|url=http://news.discovery.com/animals/animal-suicide-behavior.html|title=Animal Suicide Sheds Light on Human Behavior|author=Larry O'Hanlon|date=Mar 10, 2010|publisher=Discovery News|postscript=<!--None-->}}</ref> Beberapa spesies [[rayap]] memiliki pasukan yang meledak, yang menutupi musuh-musuhnya dengan perekat lengket.<ref>{{Cite journal|url=http://www.bbc.co.uk/pressoffice/pressreleases/stories/2005/10_october/20/life_horrors.shtml|title=Life In The Undergrowth|publisher=BBC|postscript=<!--None-->|author1=<Please add first missing authors to populate metadata.>}}</ref><ref>{{Cite journal|title=Suicidal defensive behaviour by frontal gland dehiscence in Globitermes sulphureus Haviland soldiers (Isoptera)|first4=A.|last4=Peppuy|first3=V.|last3=Van Tuyen|volume=44|first2=A.|issue=3|journal=Insectes Sociaux|date=August, 1997|last2=Robert|page=289|doi=10.1007/s000400050049|url=http://www.springerlink.com/content/m727aywa4mdf04ln/|publisher=Birkhäuser Basel|author=Bordereau, C|postscript=<!--None-->}}</ref>

Ada laporan anekdotal tentang anjing, kuda dan lumba-lumba yang melakukan bunuh diri, meskipun buktinya sedikit.<ref>{{Cite journal|title=Do Animals Commit Suicide? A Scientific Debate|date=Mar. 19, 2010|author=Nobel, Justin|publisher=Time|url=http://www.time.com/time/health/article/0,8599,1973486,00.html|postscript=<!--None-->}}</ref> Sedikit sekali studi ilmiah yang dilakukan pada binatang yang bunuh diri.<ref>{{Cite journal|doi=10.1111/j.1749-6632.1997.tb52352.x|title=Suicide Research|first2=J. John|last2=Mann|url=http://www3.interscience.wiley.com/journal/120752899/abstract|author=Stoff, David|journal=Annals of the New York Academy of Sciences|publisher=Annals of the New York Academy of Sciences|volume=836|issue=Neurobiology of Suicide, The : From the Bench to the Clinic|year=1997|pages=1–11|postscript=<!--None-->|bibcode = 1997NYASA.836....1S }}</ref>

==Kasus-kasus terkenal==
Contoh bunuh diri massal yaitu [[bunuh diri sekte]] "[[Jonestown]]" pada tahun 1978, di mana 918 orang anggota [[Peoples Temple]], sebuah [[sekte]] di Amerika yang dipimpin oleh [[Jim Jones]], mengakhiri hidup mereka dengan minum anggur [[Flavor Aid]] yang dicampur dengan [[Kalium sianida|sianida]].<ref>Hall 1987, p.282</ref><ref name="tape">[http://jonestown.sdsu.edu/AboutJonestown/Tapes/Tapes/DeathTape/death.html "Jonestown Audiotape Primary Project."] ''Alternative Considerations of Jonestown and Peoples Temple''. San Diego State University.{{WebCite|url=http://www.webcitation.org/5vybbZjSY|date =2011-01-24}}</ref><ref>"1978:[http://news.bbc.co.uk/onthisday/hi/dates/stories/november/18/newsid_2540000/2540209.stmMassSuicide Leaves 900 Dead]". Retrieved 9 November 2011.</ref> Lebih dari 10.000 warga sipil Jepang melakukan bunuh diri di hari-hari terakhir [[Pertempuran Saipan]] pada tahun 1944, sejumlah orang melompat ke dalam "Jurang Bunuh Diri" dan "Jurang Banzai".<ref>John Toland, ''The Rising Sun: The Decline and Fall of the Japanese Empire 1936–1945'', Random House, 1970, p. 519</ref>

[[Aksi mogok makan di Irlandia tahun 1981|Aksi mogok makan 1981]], yang dipimpin oleh [[Bobby Sands]], menyebabkan 10 orang meninggal dunia. Penyebab kematian tersebut dicatat oleh [[petugas forensik]] sebagai "kelaparan, pemaksaan diri" alih-alih bunuh diri; penyebabnya telah dimodifikasi menjadi hanya "kelaparan" pada surat kematian setelah mendapat protes dari keluarga pengunjuk rasa yang mati.<ref name=Philosophy59OKeeffe>[http://www.jstor.org/pss/3750951 Suicide and Self-Starvation], Terence M. O'Keeffe, [[Philosophy (journal)|''Philosophy'']], Vol. 59, No. 229 (Jul., 1984), pp. 349–363</ref> [[Erwin Rommel]] selama Perang Dunia II diketahui menyembunyikan rahasia tentang [[Plot 20 Juli|Plot 20 Juli]] terkait kehidupan Hitler dan diancam dengan [[pengadilan publik]], hukuman mati dan balas dendam terhadap keluarganya kecuali jika ia mengakhiri hidupnya sendiri.<ref>{{cite book |last=Watson |first=Bruce|title=Exit Rommel: The Tunisian Campaign, 1942–43 |publisher=Stackpole Books |year=2007|page=170|isbn=978-0-8117-3381-6}}</ref>

==Catatan==
{{Reflist|colwidth=30em}}

Revisi per 12 Januari 2014 21.58

Bunuh diri
The Suicide by Édouard Manet 1877–1881
Informasi umum
SpesialisasiPsikiatri, psikologi Sunting ini di Wikidata

Bunuh diri atau dalam bahasa Inggris disebut Suicide berasal dari kata (Latin suicidium, dari sui caedere, "membunuh diri sendiri") adalah sebuah tindakan sengaja yang menyebabkan kematian diri sendiri. Bunuh diri seringkali dilakukan akibat putus asa, yang penyebabnya seringkali dikaitkan dengan gangguan jiwa misalnya depresi, gangguan bipolar, schizophrenia, ketergantungan alkohol/alkoholisme, atau penyalahgunaan obat.[1] Faktor-faktor penyebab stres antara lain kesulitan keuangan atau masalah dalam hubungan interpersonalseringkali ikut berperan. Upaya untuk mencegah bunuh diri antara lain adalah dengan pembatasan akses terhadap senjata api, merawat penyakit jiwa dan penyalahgunaan obat, serta meningkatkan kondisi ekonomi.

Terdapat bermacam-macam metode yang paling sering digunakan untuk bunuh diri di berbagai negara dan sebagian terkait dengan keberadaan metode tersebut. Metode yang umum antara lain: gantung diri, racun serangga, dan senjata api. Sekitar 800.000 hingga satu juta orang meninggal karena bunuh diri setiap tahun, sehingga bunuh diri menduduki posisi ke-10 sebagai penyebab kematian terbesar di dunia.[1][2] Angka bunuh diri tercatat lebih banyak dilakukan oleh pria ketimbang wanita, dengan kemungkinan tiga sampai empat kali lebih besar seorang pria melakukan bunuh diri dibandingkan wanita.[3] Tercatat ada sekitar 10 hingga 20  juta kasus percobaan bunuh diri yang gagal setiap tahun.[4] Percobaan bunuh diri semacam ini lebih sering dilakukan remaja dan kaum hawa.

Cara pandang terhadap bunuh diri selama ini dipengaruhi oleh konsep eksistensi yang luas seperti agama, kehormatan, dan makna hidup. Agama-agama Ibrahim secara tradisional menganggap bunuh diri sebagai perbuatan melawan Tuhan karena kepercayaan bahwa kehidupan itu suci. Selama era samurai di Jepang, seppuku dijunjung tinggi sebagai sarana pertobatan akibat kegagalan atau sebagai bentuk protes. Sati, sebuah praktik pemakaman dalam agama Hindu yang mengharuskan janda untuk melakukan pengorbanan diri di atas api pembakaran jenazah suaminya, baik atas keinginan sendiri maupun didesak oleh keluarga dan masyarakat.[5]

Dahulu di kebanyakan negara barat, bunuh diri maupun percobaan bunuh diri merupakan tindakan kriminal yang bisa membuat seseorang dihukum, namun sekarang hukum tersebut sudah tidak berlaku lagi. Namun di kebanyakan negara Islam, tindakan ini masih dianggap melanggar hukum. Di abad ke-20 dan ke-21, bunuh diri dalam bentuk pengorbanan diri digunakan sebagai sarana protes, dan kamikaze serta bom bunuh diri digunakan sebagai taktik militer atau teroris.[6]

Penjelasan

Bunuh diri, yang juga disebut sebagai bunuh diri berhasil, adalah "tindakan mengambil nyawa diri sendiri".[7] Percobaan bunuh diri atau perilaku bunuh diri yang tidak fatal adalah perbuatan melukai diri sendiri dengan maksud untuk mengakhiri nyawa seseorang namun tidak berakhir dengan kematian.[8] Bunuh diri dengan bantuan adalah ketika seseorang membantu orang lain mengakhiri nyawanya secara tidak langsung melalui pemberian saran atau sarana sampai kematian terjadi.[9] Bunuh diri semacam ini merupakan kebalikan dari euthanasia ketika orang lain lebih memiliki peran aktif dalam mendatangkan kematian bagi seseorang.[9] Ide bunuh diri adalah pemikiran untuk mengakhiri hidup seseorang.[8]

Faktor-faktor Risiko

Kondisi-kondisi yang memicu bunuh diri di 16 negara bagian Amerika pada tahun 2008.[10]

Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko bunuh diri antara lain gangguan jiwa, penyalahgunaan obat, kondisi psikologis, budaya, kondisi keluarga dan masyarakat, dan genetik.[11] Penyakit jiwa dan penyalahgunaan zat biasanya saling berkaitan.[12] Faktor risiko lain termasuk pernah melakukan percobaan bunuh diri,[13] adanya sarana yang tersedia untuk melakukan tindakan tersebut, peristiwa bunuh diri dalam sejarah keluarga, atau adanya luka trauma otak.[14] Contohnya, angka bunuh diri di keluarga yang memiliki senjata api jumlahnya lebih besar daripada di keluarga yang tidak memilikinya.[15] Faktor sosial ekonomi seperti pengangguran, kemiskinan, gelandangan, dan diskriminasi dapat mendorong pemikiran untuk melakukan bunuh diri.[16] Sekitar 15-40% pelaku meninggalkan sebuah pesan bunuh diri.[17] Faktor genetik sepertinya bertanggung jawab terhadap perilaku bunuh diri sebesar 38% hingga 55%.[18] Veteran perang memiliki risiko lebih besar untuk melakukan bunuh diri yang sebagian disebabkan oleh tingginya angka penyakit jiwa dan masalah kesehatan fisik yang terkait perang.[19]

Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa seringkali terjadi pada seseorang saat melakukan bunuh diri dengan angka kejadian berkisar antara 27%[20] hingga lebih dari 90%.[13] Orang yang pernah dirawat di rumah sakit jiwa memiliki risiko melakukan tindakan bunuh diri yang berhasil sebesar 8.6% selama hidupnya.[13] Sebagian dari orang yang meninggal karena bunuh diri bisa jadi memiliki gangguan depresi mayor. Orang yang mengidap gangguan depresi mayor atau salah satu dari gangguan keadaan jiwa seperti gangguan bipolar memiliki risiko lebih tinggi, hingga mencapai 20 kali lipat, untuk melakukan bunuh diri.[21] Kondisi lain yang turut terlibat adalah schizophrenia(14%), gangguan kepribadian (14%),[22] gangguan bipolar,[21] dan gangguan stres pasca-trauma.[13] Sekitar 5% pengidap schizophrenia mati karena bunuh diri.[23] Gangguan makanjuga merupakan kondisi berisiko tinggi lainnya.[24]

Riwayat percobaan bunuh diri di masa lalu merupakan alat prediksi terbaik terjadinya tindakan bunuh diri yang akhirnya berhasil.[13] Kira-kira 20% bunuh diri menunjukkan adanya riwayat percobaan di masa lampau. Lalu, dari sekian yang pernah mencoba melakukan bunuh diri memiliki peluang sebesar 1% untuk melakukan bunuh diri yang berhasil dalam tempo satu tahun kemudian [13] dan lebih dari 5% melakukan bunuh diri setelah 10 tahun.[24] Meskipun tindakan melukai diri sendiri bukan merupakan percobaan bunuh diri, namun adanya perilaku suka melukai diri sendiri tersebut meningkatkan risiko bunuh diri.[25]

Dari kasus bunuh diri yang berhasil, sekitar 80% individu yang melakukannya telah menemui dokter selama setahun sebelum kematian,[26] termasuk 45% di antaranya yang menemui dokter dalam satu bulan sebelum kematian.[27] Sekitar 25–40% orang yang berhasil melakukan bunuh diri pernah menghubungi layanan kesehatan jiwa pada tahun sebelumnya.[20][26]

Penggunaan obat

"The Drunkard's Progress", 1846 menggambarkan bagaimana alkoholisme dapat mengakibatkan bunuh diri

Penyalahgunaan obat adalah faktor risiko bunuh diri paling umum kedua setelah depresi mayor dan gangguan bipolar.[28] Baik penyalahgunaan obat kronis maupun kecanduan akut saling berhubungan satu sama lain.[12][29] Bila digabungkan dengan kesedihan diri, misalnya ditinggalkan seseorang yang meninggal, risiko tersebut semakin meningkat.[29] Selain itu, penyalahgunaan obat berkaitan dengan gangguan kesehatan jiwa.[12]

Saat melakukan bunuh diri, kebanyakan orang berada dalam pengaruh obat yang bersifat sedatif-hipnotis (misalnya alkohol atau benzodiazepine)[30] dengan adanya alkoholisme pada sekitar 15% sampai 61% kasus.[12] Negara-negara dengan angka penggunaan alkohol tinggi dan memiliki jumlah bar lebih banyak secara umum juga memiliki risiko terjadinya bunuh diri lebih tinggi[31] yang keterkaitannya terutama berhubungan dengan penggunaan minuman beralkohol hasil distilasi ketimbang jumlah total alkohol yang digunakan.[12] Sekitar 2.2–3.4% dari mereka yang pernah dirawat karena menderita alkoholisme pada suatu waktu dalam kehidupan mereka meninggal dengan cara bunuh diri.[31] Pecandu alkohol yang melakukan percobaan bunuh diri biasanya pria, dalam usia tua, dan pernah melakukan percobaan bunuh diri di masa lampau.[12]Antara 3 hingga 35% kematian pada kelompok pemakai heroin diakibatkan oleh bunuh diri (kira-kira 14 kali lipat lebih besar dibandingkan kelompok yang tidak memakai heroin).[32]

Penyalahgunaan kokain dan methamphetamine memiliki korelasi besar terhadap bunuh diri.[12][33]Mereka yang menggunakan kokain memiliki risiko terbesar saat berada dalam fase sakaw.[34] Mereka yang menggunakan inhalansia juga memiliki risiko besar dengan sekitar 20% di antaranya mencoba melakukan bunuh diri pada suatu waktu dan lebih dari 65% pernah berpikir untuk melakukannya.[12] Merokok memiliki keterkaitan dengan risiko bunuh diri.[35] Tidak ada bukti yang cukup kuat mengapa ada keterkaitan tersebut; namun hipotesis menyatakan bahwa mereka yang memiliki kecenderungan merokok juga memiliki kecenderungan untuk melakukan bunuh diri, bahwa merokok menyebabkan masalah kesehatan sehingga mendorong seseorang untuk mengakhiri hidupnya, dan bahwa merokok mempengaruhi kimia otak hingga menyebabkan kecenderungan bunuh diri.[35] Meski demikian, Ganja/Cannabis sepertinya tidak secara tunggal menyebabkan peningkatan risiko.[12]


Masalah Perjudian

Masalah perjudian pada seseorang dikaitkan dengan meningkatnya keinginan bunuh diri dan upaya-upaya melakukan tindak bunuh diri dibandingkan dengan populasi umum.[36] Antara 12 dan 24% pejudi patologis berusaha bunuh diri.[37] Angka bunuh diri di kalangan istri-istri mereka tiga kali lebih besar daripada populasi umum.[37] Faktor lain yang meningkatkan risiko pada mereka dengan masalah perjudian meliputi penyakit mental, alkohol dan penyalahgunaan narkoba.[38]

Kondisi Medis

Terdapat hubungan antara bunuh diri dan masalah kesehatan fisik, mencakup:[24] sakit kronis,[39] cedera otak traumatis,[40] kanker,[41] mereka yang menjalani hemodialisis, HIV, lupus eritematosus sistemik, dan beberapa lainnya.[24] Diagnosis kanker membuat risiko bunuh diri menjadi kira-kira dua kali lipat.[41] Angka kejadian bunuh diri yang meningkat tetap tinggi setelah disesuaikan dengan penyakit depresi dan penyalahgunaan alkohol. Pada orang yang memiliki lebih dari satu kondisi medis, risiko tersebut sangat tinggi. Di Jepang, masalah kesehatan termasuk dalam daftar utama diperbolehkannya bunuh diri.[42]

Gangguan tidur seperti insomnia[43] dan apnea tidur merupakan faktor risiko mengalami depresi dan melakukan bunuh diri. Pada beberapa kasus, gangguan tidur mungkin menjadi faktor risiko independen timbulnya depresi.[44] Sejumlah kondisi medis lainnya mungkin disertai gejala yang mirip dengan gangguan suasana hati, termasuk: hipotiroid, Alzheimer, tumor otak, lupus eritematosus sistemik, dan efek samping dari sejumlah obat (seperti beta blocker dan steroid).[13]

Keadaan psikososial

Sejumlah keadaan psikologis juga meningkatkan risiko bunuh diri, meliputi: keputusasaan, hilangnya kesenangan dalam hidup, depresi dan kecemasan.[21] Kurangnya kemampuan untuk memecahkan masalah, hilangnya kemampuan seseorang yang dahulu dimilikinya, dan kurangnya pengendalian impuls juga berperan.[21][45] Pada orang dewasa lanjut usia, persepsi tentang menjadi beban bagi orang lain merupakan hal yang penting.[46][46]

Stres kehidupan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir seperti kehilangan anggota keluarga atau teman, kehilangan pekerjaan, atau isolasi sosial (seperti hidup sendiri) meningkatkan risiko tersebut.[21] Orang yang tidak pernah menikah juga berisiko lebih besar.[13] Bersikap religius dapat mengurangi risiko seseorang untuk melakukan bunuh diri.[47] Hal ini dikaitkan dengan pandangan negatif sebagian besar agama yang menentang perbuatan bunuh diri dan dengan lebih besarnya rasa keterikatan yang bisa diberikan oleh agama.[47] Muslim, di antara umat beragama, tampaknya memiliki tingkat yang lebih rendah.[48]

Sejumlah orang mungkin ingin bunuh diri untuk melarikan diri dari intimidasi atau tuduhan.[49] Riwayat pelecehan seksual[50] pada masa kecil dan dan saat menjadi anak asuh juga merupakan faktor risiko.[51] Pelecehan seksual diyakini memberi kontribusi sekitar 20% dari keseluruhan risiko.[18]

evolusioner menjelaskan bahwa persoalan bunuh diri bisa meningkatkan kemampuan inklusif. Hal ini dapat terjadi jika orang yang ingin bunuh diri tidak dapat lagi memiliki anak dan mengangkat anak dari kerabatnya dengan tetap bertahan hidup. Hal yang tidak dapat disetujui adalah bahwa kematian pada remaja yang sehat tidak menyebabkan terjadinya kemampuan inklusif. Proses adaptasi terhadap lingkungan adat nenek moyang yang sangat berbeda mungkin menjadi proses yang maladaptif dalam kondisi saat ini.[45][52]

Kemiskinan dikaitkan dengan risiko bunuh diri.[53]Meningkatnya kemiskinan relatif seseorang yang dibandingkan dengan orang yang ada di sekitarnya dapat meningkatkan risiko bunuh diri.[54] Lebih dari 200.000 petani di India telah melakukan bunuh diri sejak tahun 1997, yang sebagian karena persoalan utang.[55] Di Cina, kemungkinan peristiwa bunuh diri terjadi tiga kali lipat di daerah pedesaan di pinggiran kota, yang diyakini akibat kesulitan keuangan di area ini di negara tersebut.[56]

Media

Media, termasuk internet, memainkan peranan penting.[11] Caranya menyajikan gambaran bunuh diri mungkin saja memiliki efek negatif dengan banyaknya tayangan yang mencolok dan berulang yang mengagungkan atau meromantiskan tindakan bunuh diri dan memberikan dampak terbesar.[57]Bila digambarkan secara rinci tentang cara melakukan bunuh diri dengan menggunakan cara tertentu, metode bunuh diri mungkin saja meningkat dalam populasi secara keseluruhan.[58]

Pemicu penularan bunuh diri atau peniruan bunuh diri ini dikenal sebagai efek Werther, yang diberi nama berdasarkan tokoh protagonist dalam karya Goethe yang berjudul The Sorrows of Young Werther yang melakukan bunuh diri.[59] Risiko ini lebih besar pada remaja yang mungkin meromantiskan kematian.[60] Sementara media massa memiliki pengaruh yang signifikan, efek dari media hiburan masih tampak samar-samar.[61] Kebalikan dari efek Werther adalah pengusulan efek Papageno, yaitu cakupan yang baik mengenai mekanisme cara mengatasi masalah secara efektif, mungkin memiliki efek perlindungan. Istilah ini didasarkan pada karakter dalam opera Mozart yang berjudul The Magic Flute yang akan melakukan bunuh diri karena takut kehilangan orang yang dicintainya sampai teman-temannya menyelamatkannya.[59] Bila media mengikuti pedoman pelaporan yang sesuai, risiko bunuh diri dapat diturunkan.[57]Namun demikian, kepatuhan dari industri tersebut bisa saja sulit didapatkan terutama dalam jangka panjang.[57]

Rasional

Bunuh diri rasional adalah tindakan menghilangkan nyawa sendiri yang beralasan,[62] meskipun sejumlah orang merasa bahwa bunuh diri tidak pernah masuk akal.[62] Tindakan menghilangkan nyawa sendiri demi kepentingan orang lain dikenal sebagai bunuh diri altruistik.[63] Contohnya adalah sesepuh yang mengakhiri hidup mereka agar dapat meninggalkan makanan dalam jumlah yang lebih besar bagi orang yang lebih muda dalam masyarakat.[63] Dalam beberapa budaya Eskimo, hal ini dianggap sebagai tindakan yang terhormat, berani, atau bijaksana.[64]

Serangan bunuh diri adalah sebuah tindakan politik di mana seorang penyerang melakukan tindakan kekerasan terhadap orang lain sementara mereka mengerti bahwa hal tersebut akan mengakibatkan kematian mereka sendiri.[65] Beberapa pelaku bom bunuh diri melakukannya dalam upaya untuk mendapatkan kesyahidan.[19] Misi Kamikaze dilakukan sebagai kewajiban terhadap suatu hal yang penting atau tuntutan moral.[64] Bunuh diri-pembunuhan merupakan tindakan pembunuhan yang diikuti oleh tindakan bunuh diri orang yang melakukan perbuatan pembunuhan tersebut dalam kurun waktu satu minggu setelahnya.[66] Bunuh diri massal sering dilakukan di bawah tekanan sosial di mana anggotanya menyerahkan hidupnya kepada seorang pemimpin.[67] Bunuh diri massal dapat berlangsung sedikitnya dua orang, yang sering disebut sebagai kesepakatan bunuh diri.[68]

Dalam situasi yang meringankan di mana melanjutkan hidup akan menjadi sesuatu yang tak tertahankan, beberapa orang memilih bunuh diri sebagai sarana untuk melarikan diri.[69] Sejumlah tahanan Nazi di kamp konsentrasi diketahui telah bunuh diri dengan sengaja menyentuh pagar beraliran listrik.[70]


Metode

Angka kematian dengan metode bunuh diri di Amerika Serikat.[15]

Metode utama bunuh diri berbeda-beda antar negara. Metode utama di berbagai wilayah di antaranya gantung diri, minum racun pestisida, dan senjata api.[71] Perbedaan ini diyakini sebagian karena ketersediaan metode yang berbeda.[58] Sebuah tinjauan pada 56 negara menemukan bahwa gantung diri merupakan metode yang paling umum di sebagian besar negara,[72] dengan angka 53% untuk kasus bunuh diri pada pria dan 39% untuk kasus bunuh diri pada wanita.[73]

Di seluruh dunia, 30% kasus bunuh diri menggunakan racun pestisida. Namun demikian, penggunaan metode ini sangat bervariasi mulai dari 4% di Eropa hingga lebih dari 50% di wilayah Pasifik.[74] Metode tersebut juga umum dilakukan di Amerika Latin mengingat racun pestisida mudah didapat di lingkungan petani.[58] Di banyak negara, overdosis obat tercatat sekitar 60% untuk kasus bunuh diri di kalangan wanita dan 30% di kalangan pria.[75] Banyak tindakan bunuh diri yang tidak direncanakan dan terjadi selama periode ambivalensi yang akut.[58] Angka kematian per metode bervariasi: senjata api 80-90%, tenggelam 65-80%, gantung diri 60-85%, gas buang kendaraan 40-60%, lompat dari tempat yang tinggi 35-60%, gas karbon hasil pembakaran 40-50%, racun pestisida 6-75%, overdosis obat 1,5-4%.[58] Metode percobaan bunuh diri yang paling umum dilakukan berbeda dengan metode bunuh diri yang paling sering berhasil dengan angka mencapai 85% untuk upaya percobaan bunuh diri dengan metode overdosis obat di negara-negara maju.[24]

Di Amerika Serikat, 57% kasus bunuh diri melibatkan penggunaan senjata api sehingga metode ini menjadi agak lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita.[13] Penyebab berikutnya yang paling umum adalah gantung diri pada pria dan meracuni diri sendiri pada wanita.[13] Kedua metode tersebut secara total mencatat angka sekitar 40% dari kasus bunuh diri di AS.[76] Di Swiss, di mana hampir semua orang memiliki senjata api, jumlah terbesar kasus bunuh diri adalah dengan cara gantung diri. [77] Melompat bunuh diri umum terjadi di Hongkong maupun Singapura dengan angka masing-masing 50% dan 80%.[58] Di Cina, meminum racun pestisida adalah metode yang paling umum.[78] Di Jepang, masih terjadi tindakan mengeluarkan isi perut sendiri yang dikenal dengan seppuku atau hara-kiri,[78] namun demikian, gantung diri adalah yang paling umum.[79]

Patofisiologi

Tidak ada kesamaan faktor patofisiologi yang mendasari terjadinya bunuh diri atau depresi.[13] Meskipun demikian, hal tersebut diyakini merupakan akibat faktor interaksi perilaku, lingkungan sosial dan kejiwaan.ref name=Yip2012/>

Rendahnya tingkat brain-derived neurotrophic factor (BDNF) yang terkait secara langsung dengan bunuh diri[80] dan secara tidak langsung melalui perannya dalam kejadian depresi berat, gangguan stres pasca trauma, skizofrenia dan gangguan obsesif-kompulsif.[81] Dari studi Bedah mayat ditemukan adanya penurunan tingkat BDNF pada hipokampus dan korteks prefrontal, pada orang yang mengalami gangguan kejiwaan maupun yang tidak.[82] Serotonin, sebuah neurotransmitter otak, diyakini rendah tingkatnya pada orang yang bunuh diri. Hal ini sebagian didasarkan pada bukti meningkatnya kadar reseptor 5-HT2A setelah kematian.[83] Bukti lain termasuk berkurangnya tingkat produk turunan serotonin, Asam 5-hidroksiindoleasetat, dalam cairan tulang belakang otak.[84] Namun demikian, bukti langsung cukup sulit dikumpulkan.[83] Epigenetika, studi tentang perubahan dalam ekspresi genetika dalam merespons faktor lingkungan yang tidak mengubah DNA yang mendasarinya, juga diyakini berperan dalam menentukan risiko bunuh diri.[85]

Pencegahan

Sebagai inisiatif pencegahan bunuh diri, tanda ini mempromosikan telepon khusus yang tersedia di Jembatan Golden Gate yang terhubung ke saluran bantuan krisis.

Pencegahan bunuh diri merupakan istilah yang digunakan untuk upaya kolektif guna mengurangi insiden bunuh diri melalui tindakan pencegahan. Mengurangi akses ke metode tertentu, seperti senjata api atau racun akan mengurangi risikonya.[58][86] Tindakan lain di antaranya dengan mengurangi akses ke gas karbon dan penghalang di jembatan serta platform kereta bawah tanah.[58] Pengobatan kecanduan narkoba dan alkohol, depresi, dan mereka yang telah mencoba bunuh diri di masa lalu mungkin juga efektif.[86] Beberapa di antaranya telah mengusulkan pengurangan akses ke alkohol sebagai strategi pencegahan (seperti mengurangi jumlah bar).[12] Walaupun saluran bantuan krisis bersifat umum, terdapat sedikit bukti yang mendukung atau menolak keefektifannya.[87][88] Pada remaja yang akhir-akhir ini berpikir untuk bunuh diri, terapi perilaku kognitif tampaknya dapat bermanfaat untuk memberikan perbaikan.[89] Pembangunan ekonomi melalui kemampuannya untuk mengurangi kemiskinan mungkin dapat menurunkan tingkat bunuh diri.[53] Upaya untuk meningkatkan hubungan sosial terutama pada pria usia lanjut mungkin saja efektif.[90]

Skrining

Ada sedikit data tentang efek skrining populasi umum terhadap angka tertinggi bunuh diri.[91] Mengingat terdapat angka yang tinggi pada orang yang dinyatakan positif setelah dites melalui alat ini yang tidak berisiko bunuh diri, ada kekhawatiran bahwa skrining bisa meningkatkan pemanfaatan sumber daya perawatan kesehatan mental secara signifikan.[92] Namun demikian, dianjurkan melakukan pengkajian atas orang yang berisiko tinggi.[13] Bertanya tentang bunuh diri tampaknya tidak akan meningkatkan risikonya.[13]

Penyakit mental

Pada orang yang mengalami masalah kesehatan mental, sejumlah perawatan bisa mengurangi risiko bunuh diri. Mereka yang aktif berusaha bunuh diri bisa didaftarkan dalam rehabilitasi untuk mendapatkan perawatan kejiwaan baik secara sukarela atau secara paksa.[13] Barang yang bisa digunakan untuk menyakiti diri sendiri biasanya disingkirkan.[24] Beberapa dokter meminta pasiennya untuk menandatangani perjanjian pencegahan bunuh diri di mana mereka sepakat untuk tidak menyakiti diri sendiri setelah keluar dari perawatan.[13] Namun demikian, belum ada bukti yang mendukung bahwa praktik tersebut memiliki efek yang signifikan.[13] Jika pasiennya berisiko rendah, perawatan kesehatan mental pasien secara rawat jalan bisa dilakukan.[24] Rawat inap jangka pendek belum terlihat lebih efektif dari kepedulian masyarakat dalam memperbaiki keadaan pada mereka yang mengalami gangguan kepribadian borderline yang secara kronis berupaya untuk bunuh diri.[93][94]

Terdapat bukti sementara bahwa psikoterapi, khususnya terapi perilaku dialektis, mengurangi risiko bunuh diri pada remaja[95] serta yang mengalami gangguan kepribadian borderline.[96] Namun demikian, belum ada bukti penurunan bunuh diri yang dilakukan.[95]

Muncul kontroversi seputar manfaat dibandingkan bahaya antidepresan.[11] Pada orang-orang muda, antidepresan yang baru seperti SSRI tampaknya meningkatkan risiko bunuh diri dari 25 per 1000 menjadi 40 per 1000.[97] Namun demikian, antidepresan dapat menurunkan risiko bunuh diri pada orang yang lebih tua.[13] Litium tampaknya efektif dalam menurunkan risiko pada mereka yang mengalami gangguan bipolar dan depresi unipolar hingga mendekati tingkat yang sama seperti populasi umum.[98][99]


Epidemiologi

Kematian karena cedera akibat perbuatan sendiri per 100.000 penduduk pada tahun 2004.[100]
  unknown
  <3
  3–6
  6–9
  9–12
  12–15
  15–18
  18–21
  21–24
  24–27
  27–30
  30–33
  >33

Sekitar 0,5% hingga 1,4% orang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.[2][13]Secara global, sejak tahun 2008/2009, bunuh diri merupakan penyebab utama kematian kesepuluh[1] dengan sekitar 800.000 hingga satu juta orang meninggal setiap tahunnya, yang berarti angka kematian sebesar 11,6 per 100.000 orang per tahun.[2] Tingkat bunuh diri telah meningkat sebesar 60% dari tahun 1960 sampai 2012,[86] yang peningkatannya terlihat terutama di negara-negara berkembang.[1] Untuk setiap bunuh diri yang menyebabkan kematian, terdapat sekitar 10 hingga 40 percobaan bunuh diri.[13]

Tingkat bunuh diri berbeda secara signifikan antar negara dan dari waktu ke waktu.[2] Persentase kematian pada tahun 2008 yaitu: Afrika 0,5%, Asia Tenggara 1,9%, Amerika 1,2% dan Eropa 1,4%.[2] Untuk tingkat per 100.000: Australia 8,6, Canada 11,1, Cina 12,7, India 23,2, Inggris 7,6, Amerika Serikat 11,4.[101] Bunuh diri berada dalam peringkat 10 teratas untuk penyebab kematian di Amerika Serikat pada tahun 2009 dengan sekitar 36.000 kasus setahun.[102] Dan sekitar 650.000 orang masuk ke unit gawat darurat setiap tahun karena mencoba bunuh diri.[13] Lituania, Jepang dan Hongaria memiliki angka tertinggi.[2] Negara-negara dengan jumlah mutlak kasus bunuh diri terbesar adalah Cina dan India yang jumlahnya lebih dari setengah jumlah total.[2] Di Cina, bunuh diri merupakan penyebab utama kematian ke-5.[103]

Jenis Kelamin

Suicide rate per 100,000 males (left) and female (right) (data from 1978–2008).   no data   < 1   1–5   5–5.8   5.8–8.5   8.5–12   12–19   19–22.5   22.5–26   26–29.5   29.5–33   33–36.5   >36.5 Suicide rate per 100,000 males (left) and female (right) (data from 1978–2008).   no data   < 1   1–5   5–5.8   5.8–8.5   8.5–12   12–19   19–22.5   22.5–26   26–29.5   29.5–33   33–36.5   >36.5
Suicide rate per 100,000 males (left) and female (right) (data from 1978–2008).
  no data
  < 1
  1–5
  5–5.8
  5.8–8.5
  8.5–12
  12–19
  19–22.5
  22.5–26
  26–29.5
  29.5–33
  33–36.5
  >36.5

Di dunia Barat, pria meninggal sebanyak tiga sampai empat kali lebih banyak dengan cara bunuh diri dibanding wanita, meskipun wanita mencoba bunuh diri empat kali lebih banyak.[2][13] Hal ini dikaitkan dengan pria yang menggunakan cara yang lebih mematikan untuk mengakhiri hidupnya.[104] Perbedaan ini bahkan lebih menonjol pada orang yang berusia di atas usia 65, dengan jumlah pria yang melakukan bunuh diri sepuluh kali lipat lebih banyak dibanding wanita.[104] Cina memiliki salah satu tingkat bunuh diri wanita tertinggi di dunia dan merupakan satu-satunya negara yang tingkatnya lebih tinggi dari laki-laki (rasio 0,9).[2][103] Di wilayah Mediterania Timur, tingkat bunuh diri hampir setara antara pria dan wanita.[2] Untuk wanita, tingkat bunuh diri tertinggi ditemukan di Korea Selatan yaitu 22 per 100.000, dengan tingkat yang tinggi secara umum di Asia Tenggara dan Pasifik Barat.[2]

Usia

Di banyak negara, tingkat bunuh diri tertinggi terjadi di usia paruh baya [105] atau usia lanjut.[58] Namun demikian, jumlah mutlak bunuh diri terbesar terjadi pada mereka yang berusia antara 15 dan 29 tahun karena jumlah orang dalam kelompok usia tersebut.[2] Di Amerika Serikat, yang terbesar yaitu pada pria kaukasoid berusia lebih dari 80 tahun, meskipun orang muda lebih sering mencoba bunuh diri.[13] Ini merupakan penyebab kematian paling umum kedua untuk remaja[11] dan peringkat kedua setelah kematian karena kecelakaan pada pria muda.ref name=Pit2012/> Pada pria muda di negara maju, bunuh diri adalah penyebab dari hampir 30% kematian.[105] Di negara-negara berkembang, tingkatnya sama tetapi angka tersebut merupakan sebagian kecil kematian secara keseluruhan karena tingkat kematian yang lebih tinggi pada jenis traumalainnya.[105] Di Asia Tenggara, berbeda dengan daerah lain di dunia, kematian akibat bunuh diri terjadi pada tingkat yang lebih besar pada wanita muda dibandingkan wanita usia lanjut.[2]

Sejarah

Kematian akibat bunuh diri Decebalus, dari Tiang Trajan

Dalam sejarah Athena kuno, orang yang melakukan bunuh diri tanpa persetujuan negara ditolak untuk dimakamkan secara wajar dengan penghormatan. Orang tersebut akan dimakamkan sendirian, di pinggiran kota, tanpa nisan atau tanda.[106] Dalam sejarah Yunani Kuno dan Roma bunuh diri itu dianggap metode yang dapat diterima saat mengalami kalah perang.[107] Di Roma kuno, bunuh diri pada awalnya diizinkan, tetapi kemudian hal tersebut dianggap sebagai kejahatan terhadap negara karena menimbulkan biaya.[108] Peraturan pidana yang dikeluarkan oleh Raja Louis XIV dari Prancis pada tahun 1670 jauh lebih berat hukumannya: tubuh orang yang meninggal diseret melintasi jalan-jalan, dalam kondisi tertelungkup, dan kemudian digantung atau dibuang di tumpukan sampah. Selain itu, semua harta orang tersebut disita.[109][110] Dalam sejarah gereja Kristen, orang yang mencoba bunuh diri dikucilkan dan mereka yang meninggal karena bunuh diri dimakamkan di luar kuburan suci.[111] Pada akhir abad ke-19 di Inggris, mencoba bunuh diri itu dianggap sama dengan percobaan pembunuhan dan bisa dihukum gantung.[111] Di Eropa pada abad ke-19, tindakan bunuh diri mengalami pergeseran pandangan dari sebelumnya sebagai tindakan akibat dosa menjadi akibat gila.[110]

Sosial dan budaya

Perundang-undangan

Pisau tantō yang dipersiapkan untuk melakukan seppuku.

Di sebagian besar negara-negara Barat, bunuh diri tidak lagi merupakan kejahatan,[112] tetapi masih dianggap demikian di sebagian besar negara-negara Eropa Barat mulai dari Abad Pertengahan sampai setidaknya tahun 1800-an.[113] Banyak negara Islam yang menetapkan bunuh diri sebagai tindak pidana.[48]

Di Australia, bunuh diri bukan merupakan tindak pidana.[114] Namun demikian, menasihati, menghasut, atau membantu dan menghasut orang lain untuk mencoba bunuh diri merupakan tindak kejahatan, dan hukum secara eksplisit memungkinkan setiap orang untuk menggunakan "kekuatan yang sewajarnya diperlukan" untuk mencegah orang lain dari melakukan bunuh diri.[115] Wilayah Barat Australia sempat secara singkat memiliki hukum bunuh diri yang dibantu dokter mulai dari tahun 1996 sampai 1997.[116]

Tidak satu pun negara di Eropa saat ini yang menganggap bahwa bunuh diri atau percobaan bunuh diri adalah sebuah kejahatan.[111] Inggris dan Wales tidak menganggap lagi bunuh diri sebagai kejahatan melalui Suicide Act 1961 dan di Republik Irlandia pada tahun 1993.[111] Kata "commit" digunakan dalam referensi untuk itu menjadi ilegal namun banyak organisasi telah menghentikannya karena konotasi negatif.[117][118]

Di India, bunuh diri merupakan tindakan ilegal dan keluarga yang masih hidup mungkin akan menghadapi kesulitan hukum.[119] Di Jerman, eutanasia aktif merupakan tindakan ilegal dan siapa saja yang hadir selama berlangsungnya bunuh diri dapat dituntut karena gagal memberikan bantuan dalam keadaan darurat.[120] Swiss baru-baru ini mengambil langkah untuk melegalkan bunuh diri yang dibantu untuk sakit mental yang kronis. Pengadilan tinggi Lausanne, dalam putusannya tahun 2006, telah memberikan hak kepada seseorang tanpa nama yang memiliki gangguan kejiwaan yang lama untuk mengakhiri hidupnya sendiri.[121]

Di Amerika Serikat, bunuh diri tidak ilegal, tetapi mungkin dikaitkan dengan hukuman bagi orang yang mencobanya.[111] Bunuh diri yang dibantu dokter merupakan tindakan yang legal di negara bagian Oregon [122] dan Washington.[123]

Sudut Pandang Agama

Seorang janda beragama Hindu membakar dirinya sendiri bersama dengan mayat suaminya, tahun 1820-an.

Di sebagian besar bentuk kekristenan, bunuh diri dianggap dosa, didasarkan terutama pada tulisan-tulisan para pemikir Kristen berpengaruh dari Abad Pertengahan, seperti Santo Agustinus dan Santo Thomas Aquinas; tetapi bunuh diri itu tidak dianggap sebagai dosa di bawah kode Justinian Kristen di Bizantium contohnya.[124][125] Dalam Doktrin Katolik, argumen didasarkan pada perintah Tuhan "Tidak boleh membunuh" (diberlakukan dalam Perjanjian Baru oleh Yesus dalam Matius 19:18), serta pemikiran bahwa hidup adalah karunia yang diberikan oleh Tuhan yang tidak boleh ditolak, dan bahwa bunuh diri merupakan tindakan melawan "hukum alam" sehingga mengganggu rencana utama Allah bagi dunia.[126]

Namun demikian, diyakini bahwa penyakit mental atau rasa takut menderita yang besar mengurangi beban tanggung jawab seseorang terhadap tindakannya melakukan bunuh diri.[127] Argumen yang berlawanan di antaranya: bahwa perintah keenam secara lebih tepat diterjemahkan menjadi "jangan membunuh", belum tentu berlaku untuk diri sendiri, bahwa Tuhan telah memberikan kebebasan berkehendak kepada manusia; di mana seseorang yang mengakhiri hidupnya sendiri tidak lagi melanggar Hukum Tuhan lebih dari usaha untuk menyembuhkan penyakit; dan bahwa sejumlah kasus bunuh diri yang dilakukan oleh para pengikut Tuhan tercatat dalam Alkitab tanpa ada hukuman yang mengerikan.[128]

Yudaisme berfokus pada pentingnya menghargai hidup ini, dan dengan demikian, bunuh diri sama saja dengan mengingkari kebaikan Tuhan di dunia. Meskipun demikian, dalam keadaan yang ekstrim bila tampaknya tidak ada pilihan selain dibunuh atau dipaksa untuk mengkhianati agama mereka, orang-orang Yahudi melakukan bunuh diri individual atau bunuh diri massal (lihat Masada, Penyiksaan pertama terhadap orang Yahudi di Prancis, dan Kastil York misalnya) dan bahkan sebagai peringatan yang kelam terdapat doa dalam liturgi Yahudi yaitu "ketika pisau berada di tenggorokan", bagi mereka yang mati "untuk menguduskan Nama Tuhan" (lihat Martir). Tindakan ini menerima tanggapan beragam dari otoritas Yahudi, yang oleh sejumlah orang dianggap sebagai contoh kemartiran yang heroik, sementara yang lain menyatakan bahwa hal tersebut merupakan tindakan yang salah, yaitu mengakhiri hidup mereka sendiri justru saat akan menghadapi kemartiran.[129]

Bunuh diri tidak diperbolehkan dalam ajaran agama Islam.[48] Dalam ajaran agama Hindu, bunuh diri umumnya tidak disukai dan dianggap berdosa sama seperti membunuh orang lain dalam masyarakat kontemporer Hindu. Kitab Suci Agama Hindu menyatakan bahwa orang yang melakukan bunuh diri akan menjadi bagian dari dunia roh, bergentayangan di bumi sampai waktu di mana ia akan bertemu dengan orang yang tidak bunuh diri.[130] Namun demikian, ajaran Hindu menerima hak untuk mengakhiri hidup seseorang melalui praktik non-kekerasan yaitu puasa sampai mati yang disebut dengan Prayopawesa.[131] Namun Prayopawesa secara ketat dibatasi terbatas bagi orang yang tidak lagi memiliki keinginan atau ambisi, dan tidak ada tanggung jawab yang tersisa dalam hidupnya.[131] Jainisme memiliki praktik yang serupa bernama Santhara. Sati, atau membakar diri yang dilakukan oleh seorang janda merupakan hal yang lazim dalam masyarakat Hindu selama Abad Pertengahan.

Filosofi

The Way Out, or Suicidal Ideation: George Grie, 2007.

Sejumlah pertanyaan diajukan dalam filosofi bunuh diri, termasuk apa yang termasuk dalam kategori bunuh diri, apakah bunuh diri bisa menjadi pilihan yang rasional atau tidak, dan kebolehan secara moral untuk bunuh diri.[132] Argumen filosofis terkait apakah bunuh diri bisa diterima secara moral atau tidak berkisar dari oposisi yang kuat, (melihat bunuh diri sebagai tindakan tidak etis dan tidak bermoral), hingga persepsi bahwa bunuh diri sebagai hak sakral bagi siapa saja (bahkan bagi orang yang masih muda dan sehat) yang merasa yakin bahwa mereka secara rasional dan sadar dapat mengambil keputusan untuk mengakhiri hidup mereka sendiri.

Para penentang bunuh diri termasuk para filsuf Kristen seperti Augustine of Hippo dan Thomas Aquinas,[132] Immanuel Kant[133] dan, boleh dibilang, John Stuart Mill – Fokus Mill tentang pentingnya kebebasan dan otonomi berarti bahwa ia menolak pilihan yang akan mencegah seseorang membuat keputusan otonom di masa depan.[134] Orang lain melihat bunuh diri sebagai masalah pilihan pribadi yang sah-sah saja. Para pendukung posisi ini mempertahankan bahwa tidak ada yang harus dipaksa menderita dengan melawan keinginan mereka, terutama dari kondisi seperti penyakit yang tidak tersembuhkan, penyakit mental, dan usia tua yang sudah tidak mungkin lagi mengalami perbaikan. Mereka menolak keyakinan bahwa bunuh diri itu selalu irasional, dengan alasan bahwa tindakan itu dapat menjadi pilihan terakhir yang berlaku bagi mereka yang mengidap penyakit atau trauma berat yang berkepanjangan.[135] Pendirian yang lebih kuat berpendapat bahwa orang harus diperbolehkan untuk secara mandiri memilih mati terlepas apakah mereka sedang menderita atau tidak. Pendukung terkemuka untuk aliran pemikiran ini di antaranya pakar empiris Skotlandia David Hume[132] dan pakar bioetika Amerika Jacob Appel.[121][136]

Pembelaan

Dalam lukisan yang dibuat oleh Alexandre-Gabriel Decamps ini, palet, pistol, dan catatan tergeletak di atas lantai yang menunjukkan bahwa peristiwa tragis baru saja terjadi, seorang seniman telah mengakhiri hidupnya sendiri.[137]

Pembelaan atas tindakan bunuh diri terjadi di banyak kultur dan sub-kultur. Militer Jepang selama Perang Dunia II menyemangati dan memuliakan serangan kamikaze, yaitu serangan bunuh diri oleh penerbang militer Kekaisaran Jepang terhadap kapal angkatan laut Sekutu pada tahap penutupan kampanye Pasifik dalam Perang Dunia II. Masyarakat Jepang secara keseluruhan telah digambarkan bersikap "toleran" terhadap tindakan bunuh diri[138] (lihat Bunuh diri di Jepang).

Pencarian tentang bunuh diri lewat Internet menghasilkan bahwa 10-30% laman web berisikan dorongan atau fasilitasi untuk upaya bunuh diri. Ada sejumlah kekhawatiran bahwa situs-situs tersebut dapat mendorong orang-orang cenderung melakukannya. Sejumlah orang membentuk kelompok bunuh diri secara online, baik bersama teman yang sudah ada sebelumnya atau dengan orang yang baru dijumpai dalam ruang obrolan atau papan pesan. Meskipun demikian, Internet juga dapat membantu mencegah tindakan bunuh diri dengan menyediakan kelompok sosial bagi orang yang terisolasi.[139]

Lokasi

Beberapa tempat tertentu menjadi terkenal karena tingginya tingkat upaya bunuh diri.[140] Tempat-tempat tersebut di antaranya Jembatan Golden Gate di San Fransisco, Hutan Aokigaharadi Jepang,[141] Beachy Headdi Inggris,[140] dan Jembatan Bloor Streetdi Toronto.[142]

Sampai tahun 2010, Jembatan Golden Gate telah menjadi tempat lebih dari 1.300 tindakan bunuh diri dengan cara melompat semenjak jembatan tersebut dibangun pada tahun 1937.[143] Di lokasi-lokasi di mana seringkali terjadi peristiwa bunuh diri telah dibuatkan penghalang untuk mencegahnya.[144] Di antaranya Luminous Veil di Toronto,[142] dan penghalang pada Menara Eiffel Tower di Paris serta Empire State Building di New York.[144] Pada tahun 2011, sebuah penghalang sedang dibangun untuk Jembatan Golden Gate.[145] Penghalang tersebut secara umum terlihat sangat efektif ref name=Miller2011/>

Makhluk hidup lain

Mengingat tindakan bunuh diri memerlukan upaya yang dilakukan dengan sengaja agar mati, maka sejumlah orang merasa bahwa hal tersebut tidak dapat terjadi pada makhluk hidup selain manusia.[107] Perilaku bunuh diri telah diamati pada salmonella yang berusaha mengatasi bakteri pesaing dengan memicu respons sistem kekebalan tubuh yang membahayakan mereka sendiri.[146] Pertahanan bunuh diri oleh para pekerja juga terlihat pada semut Brasil Forelius pusillus di mana sekelompok kecil semut meninggalkan sarangnya yang aman setelah menyegel pintu masuk dari luar setiap malam hari.[147]

Kutu Pea, saat terancam oleh kepik, dapat meledakkan dirinya sendiri, berhamburan dan melindungi saudara-saudaranya dan bahkan terkadang ledakan tersebut akan membunuh kepik.[148] Beberapa spesies rayap memiliki pasukan yang meledak, yang menutupi musuh-musuhnya dengan perekat lengket.[149][150]

Ada laporan anekdotal tentang anjing, kuda dan lumba-lumba yang melakukan bunuh diri, meskipun buktinya sedikit.[151] Sedikit sekali studi ilmiah yang dilakukan pada binatang yang bunuh diri.[152]

Kasus-kasus terkenal

Contoh bunuh diri massal yaitu bunuh diri sekte "Jonestown" pada tahun 1978, di mana 918 orang anggota Peoples Temple, sebuah sekte di Amerika yang dipimpin oleh Jim Jones, mengakhiri hidup mereka dengan minum anggur Flavor Aid yang dicampur dengan sianida.[153][154][155] Lebih dari 10.000 warga sipil Jepang melakukan bunuh diri di hari-hari terakhir Pertempuran Saipan pada tahun 1944, sejumlah orang melompat ke dalam "Jurang Bunuh Diri" dan "Jurang Banzai".[156]

Aksi mogok makan 1981, yang dipimpin oleh Bobby Sands, menyebabkan 10 orang meninggal dunia. Penyebab kematian tersebut dicatat oleh petugas forensik sebagai "kelaparan, pemaksaan diri" alih-alih bunuh diri; penyebabnya telah dimodifikasi menjadi hanya "kelaparan" pada surat kematian setelah mendapat protes dari keluarga pengunjuk rasa yang mati.[157] Erwin Rommel selama Perang Dunia II diketahui menyembunyikan rahasia tentang Plot 20 Juli terkait kehidupan Hitler dan diancam dengan pengadilan publik, hukuman mati dan balas dendam terhadap keluarganya kecuali jika ia mengakhiri hidupnya sendiri.[158]

Catatan

  1. ^ a b c d Hawton K, van Heeringen K (2009). "Suicide". Lancet. 373 (9672): 1372–81. doi:10.1016/S0140-6736(09)60372-X. PMID 19376453. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m Värnik, P (2012 Mar). "Suicide in the world". International journal of environmental research and public health. 9 (3): 760–71. doi:10.3390/ijerph9030760. PMC 3367275alt=Dapat diakses gratis. PMID 22690161. 
  3. ^ Meier, Marshall B. Clinard, Robert F. (2008). Sociology of deviant behavior (edisi ke-14th ed.). Belmont, CA: Wadsworth Cengage Learning. hlm. 169. ISBN 978-0-495-81167-1. 
  4. ^ Bertolote JM, Fleischmann A (2002). "Suicide and psychiatric diagnosis: a worldwide perspective". World Psychiatry. 1 (3): 181–5. PMC 1489848alt=Dapat diakses gratis. PMID 16946849. 
  5. ^ "Indian woman commits sati suicide". Bbc.co.uk. 2002-08-07. Diakses tanggal 2010-08-26. 
  6. ^ Aggarwal, N (2009). "Rethinking suicide bombing". Crisis. 30 (2): 94–7. doi:10.1027/0227-5910.30.2.94. PMID 19525169. 
  7. ^ Stedman's medical dictionary (edisi ke-28th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 2006. ISBN 978-0-7817-3390-8. 
  8. ^ a b Krug, Etienne (2002). World Report on Violence and Health (Vol. 1). Genève: World Health Organization. hlm. 185. ISBN 978-92-4-154561-7. 
  9. ^ a b Gullota, edited by Thomas P. (2002). The encyclopedia of primary prevention and health promotion. New York: Kluwer Academic/Plenum. hlm. 1112. ISBN 978-0-306-47296-1. 
  10. ^ Karch, DL (2011 Aug 26). "Surveillance for violent deaths—National Violent Death Reporting System, 16 states, 2008". Morbidity and mortality weekly report. Surveillance summaries (Washington, D.C. : 2002). 60 (10): 1–49. PMID 21866088. 
  11. ^ a b c d Hawton, K (2012 Jun 23). "Self-harm and suicide in adolescents". Lancet. 379 (9834): 2373–82. doi:10.1016/S0140-6736(12)60322-5. PMID 22726518. 
  12. ^ a b c d e f g h i j Vijayakumar, L (2011 May). "Substance use and suicide". Current opinion in psychiatry. 24 (3): 197–202. doi:10.1097/YCO.0b013e3283459242. PMID 21430536. 
  13. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v Chang, B (2011 Sep). "The depressed patient and suicidal patient in the emergency department: evidence-based management and treatment strategies". Emergency medicine practice. 13 (9): 1–23; quiz 23–4. PMID 22164363. 
  14. ^ Simpson, G (2007 Dec). "Suicidality in people surviving a traumatic brain injury: prevalence, risk factors and implications for clinical management". Brain injury : [BI]. 21 (13–14): 1335–51. doi:10.1080/02699050701785542. PMID 18066936. 
  15. ^ a b Miller, M (2012 Apr). "Suicide mortality in the United States: the importance of attending to method in understanding population-level disparities in the burden of suicide". Annual review of public health. 33: 393–408. doi:10.1146/annurev-publhealth-031811-124636. PMID 22224886. 
  16. ^ Qin P, Agerbo E, Mortensen PB (2003). "Suicide risk in relation to socioeconomic, demographic, psychiatric, and familial factors: a national register-based study of all suicides in Denmark, 1981–1997". Am J Psychiatry. 160 (4): 765–72. doi:10.1176/appi.ajp.160.4.765. PMID 12668367. 
  17. ^ Gilliland, Richard K. James, Burl E. Crisis intervention strategies (edisi ke-7th ed.). Belmont, CA: Brooks/Cole. hlm. 215. ISBN 978-1-111-18677-7. 
  18. ^ a b Brent, DA (2008 Jun). "Familial transmission of suicidal behavior". The Psychiatric clinics of North America. 31 (2): 157–77. doi:10.1016/j.psc.2008.02.001. PMC 2440417alt=Dapat diakses gratis. PMID 18439442. 
  19. ^ a b Rozanov, V (2012 Jul). "Suicide among war veterans". International journal of environmental research and public health. 9 (7): 2504–19. doi:10.3390/ijerph9072504. PMC 3407917alt=Dapat diakses gratis. PMID 22851956. 
  20. ^ a b University of Manchester Centre for Mental Health and Risk. "The National Confidential Inquiry into Suicide and Homicide by People with Mental Illness" (PDF). Diakses tanggal 25 July 2012. 
  21. ^ a b c d e Chehil, Stan Kutcher, Sonia (2012). Suicide Risk Management A Manual for Health Professionals (edisi ke-2nd ed.). Chicester: John Wiley & Sons. hlm. 30–33. ISBN 978-1-119-95311-1. 
  22. ^ Bertolote, JM (2004). "Psychiatric diagnoses and suicide: revisiting the evidence". Crisis. 25 (4): 147–55. PMID 15580849. 
  23. ^ van Os J, Kapur S. Schizophrenia. Lancet. 2009;374(9690):635–45. doi:10.1016/S0140-6736(09)60995-8. PMID 19700006.
  24. ^ a b c d e f g Tintinalli, Judith E. (2010). Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide (Emergency Medicine (Tintinalli)). New York: McGraw-Hill Companies. hlm. 1940–1946. ISBN 0-07-148480-9. 
  25. ^ Whitlock J, Knox KL (2007). "The relationship between self-injurious behavior and suicide in a young adult population". Arch Pediatr Adolesc Med. 161 (7): 634–40. doi:10.1001/archpedi.161.7.634. PMID 17606825. 
  26. ^ a b Pirkis, J (1998 Dec). "Suicide and recency of health care contacts. A systematic review". The British journal of psychiatry : the journal of mental science. 173: 462–74. PMID 9926074. 
  27. ^ Luoma, JB (2002 Jun). "Contact with mental health and primary care providers before suicide: a review of the evidence". The American Journal of Psychiatry. 159 (6): 909–16. PMID 12042175. 
  28. ^ Perrotto, Jerome D. Levin, Joseph Culkin, Richard S. (2001). Introduction to chemical dependency counseling. Northvale, N.J.: Jason Aronson. hlm. 150–152. ISBN 978-0-7657-0289-0. 
  29. ^ a b Fadem, Barbara (2004). Behavioral science in medicine. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. hlm. 217. ISBN 978-0-7817-3669-5. 
  30. ^ Youssef NA, Rich CL (2008). "Does acute treatment with sedatives/hypnotics for anxiety in depressed patients affect suicide risk? A literature review". Ann Clin Psychiatry. 20 (3): 157–69. doi:10.1080/10401230802177698. PMID 18633742. 
  31. ^ a b Sher, L (2006 Jan). "Alcohol consumption and suicide". QJM : monthly journal of the Association of Physicians. 99 (1): 57–61. doi:10.1093/qjmed/hci146. PMID 16287907. 
  32. ^ Darke S, Ross J (2002). "Suicide among heroin users: rates, risk factors and methods". Addiction. 97 (11): 1383–94. doi:10.1046/j.1360-0443.2002.00214.x. PMID 12410779. 
  33. ^ Darke, S (2008 May). "Major physical and psychological harms of methamphetamine use". Drug and alcohol review. 27 (3): 253–62. doi:10.1080/09595230801923702. PMID 18368606. 
  34. ^ Jr, Frank J. Ayd, (2000). Lexicon of psychiatry, neurology, and the neurosciences (edisi ke-2nd ed.). Philadelphia [u.a.]: Lippincott Williams & Wilkins. hlm. 256. ISBN 978-0-7817-2468-5. 
  35. ^ a b Hughes, JR (2008 Dec 1). "Smoking and suicide: a brief overview". Drug and alcohol dependence. 98 (3): 169–78. doi:10.1016/j.drugalcdep.2008.06.003. PMID 18676099. 
  36. ^ Pallanti, Stefano; Rossi, Nicolò Baldini; Hollander, Eric (2006). "11. Pathological Gambling". Dalam Hollander, Eric; Stein, Dan J. Clinical manual of impulse-control disorders. American Psychiatric Pub. hlm. 253. ISBN 978-1-58562-136-1. 
  37. ^ a b Oliveira, MP (2008 Jun). "[Pathological gambling and its consequences for public health]". Revista de saude publica. 42 (3): 542–9. PMID 18461253. 
  38. ^ Hansen, M (2008 Jan 17). "[Gambling and suicidal behaviour]". Tidsskrift for den Norske laegeforening : tidsskrift for praktisk medicin, ny raekke. 128 (2): 174–6. PMID 18202728. 
  39. ^ Manthorpe, J (2010 Dec). "Suicide in later life: public health and practitioner perspectives". International journal of geriatric psychiatry. 25 (12): 1230–8. doi:10.1002/gps.2473. PMID 20104515. 
  40. ^ Simpson GK, Tate RL (2007). "Preventing suicide after traumatic brain injury: implications for general practice". Med. J. Aust. 187 (4): 229–32. PMID 17708726. 
  41. ^ a b Anguiano, L (2012 Jul–Aug). "A literature review of suicide in cancer patients". Cancer nursing. 35 (4): E14–26. doi:10.1097/NCC.0b013e31822fc76c. PMID 21946906. 
  42. ^ Yip, edited by Paul S.F. (2008). Suicide in Asia : causes and prevention. Hong Kong: Hong Kong University Press. hlm. 11. ISBN 9789622099432. 
  43. ^ Ribeiro, JD (2012 Feb). "Sleep problems outperform depression and hopelessness as cross-sectional and longitudinal predictors of suicidal ideation and behavior in young adults in the military". Journal of Affective Disorders. 136 (3): 743–50. doi:10.1016/j.jad.2011.09.049. PMID 22032872. 
  44. ^ Bernert, RA (2005 Sep). "Suicidality and sleep disturbances". Sleep. 28 (9): 1135–41. PMID 16268383. 
  45. ^ a b Joiner TE, Jr (2005). "The psychology and neurobiology of suicidal behavior". Annual review of psychology. 56: 287–314. doi:10.1146/annurev.psych.56.091103.070320. PMID 15709937. 
  46. ^ a b Van Orden, K (2011 Jun). "Suicides in late life". Current psychiatry reports. 13 (3): 234–41. doi:10.1007/s11920-011-0193-3. PMC 3085020alt=Dapat diakses gratis. PMID 21369952. 
  47. ^ a b Koenig, HG (2009 May). "Research on religion, spirituality, and mental health: a review". Canadian journal of psychiatry. Revue canadienne de psychiatrie. 54 (5): 283–91. PMID 19497160. 
  48. ^ a b c Lester, D (2006). "Suicide and islam". Archives of suicide research : official journal of the International Academy for Suicide Research. 10 (1): 77–97. doi:10.1080/13811110500318489. PMID 16287698. 
  49. ^ Cox, William T. L.; Abramson, Lyn Y.; Devine, Patricia G.; Hollon, Steven D. (2012). "Stereotypes, Prejudice, and Depression: The Integrated Perspective". Perspectives on Psychological Science. 7 (5): 427–449. doi:10.1177/1745691612455204. 
  50. ^ Wegman, HL (2009 Oct). "A meta-analytic review of the effects of childhood abuse on medical outcomes in adulthood". Psychosomatic Medicine. 71 (8): 805–12. doi:10.1097/PSY.0b013e3181bb2b46. PMID 19779142. 
  51. ^ Oswald, SH (2010 Jun). "History of maltreatment and mental health problems in foster children: a review of the literature". Journal of pediatric psychology. 35 (5): 462–72. doi:10.1093/jpepsy/jsp114. PMID 20007747. 
  52. ^ Confer, Jaime C. (1 January 2010). "Evolutionary psychology: Controversies, questions, prospects, and limitations". American Psychologist. 65 (2): 110–126. doi:10.1037/a0018413. PMID 20141266. 
  53. ^ a b Stark, CR (2011). "A conceptual model of suicide in rural areas". Rural and remote health. 11 (2): 1622. PMID 21702640. 
  54. ^ Daly, Mary (Sept 2012). "Relative Status and Well-Being: Evidence from U.S. Suicide Deaths" (PDF). Federal Reserve Bank of San Francisco Working Paper Series. 
  55. ^ Lerner, George (Jan 5,2010). "Activist: Farmer suicides in India linked to debt, globalization". CNN World. Diakses tanggal 13 February 2013. 
  56. ^ Law, S (2008 Feb). "Suicide in China: unique demographic patterns and relationship to depressive disorder". Current psychiatry reports. 10 (1): 80–6. PMID 18269899. 
  57. ^ a b c Bohanna, I (2012). "Media guidelines for the responsible reporting of suicide: a review of effectiveness". Crisis. 33 (4): 190–8. doi:10.1027/0227-5910/a000137. PMID 22713977. 
  58. ^ a b c d e f g h i Yip, PS (2012 Jun 23). "Means restriction for suicide prevention". Lancet. 379 (9834): 2393–9. doi:10.1016/S0140-6736(12)60521-2. PMID 22726520. 
  59. ^ a b Sisask, M (2012 Jan). "Media roles in suicide prevention: a systematic review". International journal of environmental research and public health. 9 (1): 123–38. doi:10.3390/ijerph9010123. PMC 3315075alt=Dapat diakses gratis. PMID 22470283. 
  60. ^ Stack S (2005). "Suicide in the media: a quantitative review of studies based on non-fictional stories". Suicide Life Threat Behav. 35 (2): 121–33. doi:10.1521/suli.35.2.121.62877. PMID 15843330. 
  61. ^ Pirkis J (July 2009). 72X "Suicide and the media" Periksa nilai |url= (bantuan). Psychiatry. 8 (7): 269–271. doi:10.1016/j.mppsy.2009.04.009. 
  62. ^ a b Loue, Sana (2008). Encyclopedia of aging and public health : with 19 tables. New York, NY: Springer. hlm. 696. ISBN 978-0-387-33753-1. 
  63. ^ a b Moody, Harry R. (2010). Aging : concepts and controversies (edisi ke-6th ed.). Los Angeles: Pine Forge Press. hlm. 158. ISBN 978-1-4129-6966-6. 
  64. ^ a b Hales, edited by Robert I. Simon, Robert E. The American Psychiatric Publishing textbook of suicide assessment and management (edisi ke-2nd ed.). Washington, DC: American Psychiatric Pub. hlm. 714. ISBN 978-1-58562-414-0. 
  65. ^ editor, Tarek Sobh, (2010). Innovations and advances in computer sciences and engineering (edisi ke-Online-Ausg.). Dordrecht: Springer Verlag. hlm. 503. ISBN 978-90-481-3658-2. 
  66. ^ Eliason, S (2009). "Murder-suicide: a review of the recent literature". The journal of the American Academy of Psychiatry and the Law. 37 (3): 371–6. PMID 19767502. 
  67. ^ Smith, William Kornblum in collaboration with Carolyn D. Sociology in a changing world (edisi ke-9e [9th ed].). Belmont, CA: Wadsworth Cengage Learning. hlm. 27. ISBN 978-1-111-30157-6. 
  68. ^ Campbell, Robert Jean (2004). Campbell's psychiatric dictionary (edisi ke-8th ed.). Oxford: Oxford University Press. hlm. 636. ISBN 978-0-19-515221-0. 
  69. ^ Veatch, ed. by Robert M. (1997). Medical ethics (edisi ke-2. ed.). Sudbury, Mass. [u.a.]: Jones and Bartlett. hlm. 292. ISBN 978-0-86720-974-7. 
  70. ^ Gutman, Yisrael (1998). Anatomy of the Auschwitz death camp (edisi ke-1st pbk. ed.). Bloomington: Publ. in association with the United States Holocaust Memorial Museum, Washington, D.C. by Indiana University Press. hlm. 400. ISBN 978-0-253-20884-2. 
  71. ^ Ajdacic-Gross V; Weiss MG; Ring M; et al. (2008). "Methods of suicide: international suicide patterns derived from the WHO mortality database". Bull. World Health Organ. 86 (9): 726–32. doi:10.2471/BLT.07.043489. PMC 2649482alt=Dapat diakses gratis. PMID 18797649. 
  72. ^ Ajdacic-Gross, Vladeta, et al."Methods of suicide: international suicide patterns derived from the WHO mortality database"PDF (267 KB). Bulletin of the World Health Organization 86 (9): 726–732. September 2008. Accessed 2 August 2011.Archived 2 August 2011. Seehtml version. The data can be seen here [1]
  73. ^ O'Connor, Rory C.; Platt, Stephen; Gordon, Jacki, ed. (1 June 2011). International Handbook of Suicide Prevention: Research, Policy and Practice. John Wiley and Sons. hlm. 34. ISBN 978-1-119-99856-3. 
  74. ^ Gunnell D, Eddleston M, Phillips MR, Konradsen F (2007). "The global distribution of fatal pesticide self-poisoning: systematic review". BMC Public Health. 7: 357. doi:10.1186/1471-2458-7-357. PMC 2262093alt=Dapat diakses gratis. PMID 18154668. 
  75. ^ Geddes, John. Psychiatry (edisi ke-4th ed.). Oxford: Oxford University Press. hlm. 62. ISBN 978-0-19-923396-0. 
  76. ^ "U.S. Suicide Statistics (2005)". Diakses tanggal 2008-03-24. 
  77. ^ Eshun, edited by Sussie (2009). Culture and mental health sociocultural influences, theory, and practice. Chichester, U.K.: Wiley-Blackwell. hlm. 301. ISBN 9781444305814. 
  78. ^ a b Krug, Etienne (2002). World Report on Violence and Health, Volume 1. Genève: World Health Organization. hlm. 196. ISBN 9789241545617. 
  79. ^ (editor), Diego de Leo (2001). Suicide and euthanasia in older adults : a transcultural journey. Toronto: Hogrefe & Huber. hlm. 121. ISBN 9780889372511. 
  80. ^ Pjevac, M (2012 Oct). "Neurobiology of suicidal behaviour". Psychiatria Danubina. 24 Suppl 3: S336–41. PMID 23114813. 
  81. ^ Sher, L (2011). "The role of brain-derived neurotrophic factor in the pathophysiology of adolescent suicidal behavior". International journal of adolescent medicine and health. 23 (3): 181–5. PMID 22191181. 
  82. ^ Sher, L (2011 May). "Brain-derived neurotrophic factor and suicidal behavior". QJM : monthly journal of the Association of Physicians. 104 (5): 455–8. doi:10.1093/qjmed/hcq207. PMID 21051476. 
  83. ^ a b Dwivedi, Yogesh (2012). The neurobiological basis of suicide. Boca Raton, FL: Taylor & Francis/CRC Press. hlm. 166. ISBN 978-1-4398-3881-5. 
  84. ^ Stein, edited by George (2007). Seminars in general adult psychiatry (edisi ke-2. ed.). London: Gaskell. hlm. 145. ISBN 978-1-904671-44-2. 
  85. ^ Autry, AE (2009 Nov 1). "Epigenetics in suicide and depression". Biological Psychiatry. 66 (9): 812–3. doi:10.1016/j.biopsych.2009.08.033. PMC 2770810alt=Dapat diakses gratis. PMID 19833253. 
  86. ^ a b c "Suicide prevention". WHO Sites: Mental Health. World Health Organization. Aug 31,2012. Diakses tanggal 2013-01-13. 
  87. ^ Sakinofsky, I (2007 Jun). "The current evidence base for the clinical care of suicidal patients: strengths and weaknesses". Canadian Journal of Psychiatry. 52 (6 Suppl 1): 7S–20S. PMID 17824349. 
  88. ^ "Suicide". The United States Surgeon General. Diakses tanggal 4 September 2011. 
  89. ^ Robinson, J (2011 Jan). "Preventing suicide in young people: systematic review". The Australian and New Zealand journal of psychiatry. 45 (1): 3–26. doi:10.3109/00048674.2010.511147. PMID 21174502. 
  90. ^ Fässberg, MM (2012 Mar). "A systematic review of social factors and suicidal behavior in older adulthood". International journal of environmental research and public health. 9 (3): 722–45. doi:10.3390/ijerph9030722. PMC 3367273alt=Dapat diakses gratis. PMID 22690159. 
  91. ^ Williams, SB (2009 Apr). "Screening for child and adolescent depression in primary care settings: a systematic evidence review for the US Preventive Services Task Force". Pediatrics. 123 (4): e716–35. doi:10.1542/peds.2008-2415. PMID 19336361. 
  92. ^ Horowitz, LM (2009 Oct). "Suicide screening in schools, primary care and emergency departments". Current Opinion in Pediatrics. 21 (5): 620–7. doi:10.1097/MOP.0b013e3283307a89. PMC 2879582alt=Dapat diakses gratis. PMID 19617829. 
  93. ^ Paris, J (June 2004). "Is hospitalization useful for suicidal patients with borderline personality disorder?". Journal of personality disorders. 18 (3): 240–7. doi:10.1521/pedi.18.3.240.35443. PMID 15237044. 
  94. ^ Goodman, M (2012 Feb). "Suicidal risk and management in borderline personality disorder". Current psychiatry reports. 14 (1): 79–85. doi:10.1007/s11920-011-0249-4. PMID 22113831. 
  95. ^ a b Canadian Agency for Drugs and Technologies in Health, (CADTH) (2010). "Dialectical behaviour therapy in adolescents for suicide prevention: systematic review of clinical-effectiveness". CADTH technology overviews. 1 (1): e0104. PMC 3411135alt=Dapat diakses gratis. PMID 22977392. 
  96. ^ Stoffers, JM (2012 Aug 15). "Psychological therapies for people with borderline personality disorder". Cochrane database of systematic reviews (Online). 8: CD005652. doi:10.1002/14651858.CD005652.pub2. PMID 22895952. 
  97. ^ Hetrick, SE (2012 Nov 14). "Newer generation antidepressants for depressive disorders in children and adolescents". Cochrane database of systematic reviews (Online). 11: CD004851. doi:10.1002/14651858.CD004851.pub3. PMID 23152227. 
  98. ^ Baldessarini, RJ (2003). "Lithium treatment and suicide risk in major affective disorders: update and new findings". The Journal of clinical psychiatry. 64 Suppl 5: 44–52. PMID 12720484. 
  99. ^ Cipriani, A (2005 Oct). "Lithium in the prevention of suicidal behavior and all-cause mortality in patients with mood disorders: a systematic review of randomized trials". The American Journal of Psychiatry. 162 (10): 1805–19. doi:10.1176/appi.ajp.162.10.1805. PMID 16199826. 
  100. ^ "WHO Disease and injury country estimates". World Health Organization. 2009. 
  101. ^ "Deaths estimates for 2008 by cause for WHO Member States". World Health Organization. Diakses tanggal 10 February 2013. 
  102. ^ Haney, EM (2012 Mar). "Suicide Risk Factors and Risk Assessment Tools: A Systematic Review". PMID 22574340. 
  103. ^ a b Weiyuan, C (2009 Dec). "Women and suicide in rural China". Bulletin of the World Health Organization. 87 (12): 888–9. doi:10.2471/BLT.09.011209. PMC 2789367alt=Dapat diakses gratis. PMID 20454475. 
  104. ^ a b Sue, David Sue, Derald Wing Sue, Diane Sue, Stanley. Understanding abnormal behavior (edisi ke-Tenth ed., [student ed.]). Belmont, CA: Wadsworth/Cengage Learning. hlm. 255. ISBN 978-1-111-83459-3. 
  105. ^ a b c Pitman, A (2012 Jun 23). "Suicide in young men". Lancet. 379 (9834): 2383–92. doi:10.1016/S0140-6736(12)60731-4. PMID 22726519. 
  106. ^ Szasz, Thomas (1999). Fatal freedom : the ethics and politics of suicide. Westport, Conn.: Praeger. hlm. 11. ISBN 978-0-275-96646-1. 
  107. ^ a b Maris, Ronald (2000). Comprehensive textbook of suicidology. New York [u.a.]: Guilford Press. hlm. 97–103. ISBN 978-1-57230-541-0. 
  108. ^ Dickinson, Michael R. Leming, George E. Understanding dying, death, and bereavement (edisi ke-7th ed.). Belmont, CA: Wadsworth Cengage Learning. hlm. 290. ISBN 978-0-495-81018-6. 
  109. ^ Durkheim's Suicide : a century of research and debate (edisi ke-1. publ.). London [u.a.]: Routledge. 2000. hlm. 69. ISBN 978-0-415-20582-5. 
  110. ^ a b Maris, Ronald (2000). Comprehensive textbook of suicidology. New York [u.a.]: Guilford Press. hlm. 540. ISBN 978-1-57230-541-0. 
  111. ^ a b c d e McLaughlin, Columba (2007). Suicide-related behaviour understanding, caring and therapeutic responses. Chichester, England: John Wiley & Sons. hlm. 24. ISBN 978-0-470-51241-8. 
  112. ^ White, Tony (2010). Working with suicidal individuals : a guide to providing understanding, assessment and support. London: Jessica Kingsley Publishers. hlm. 12. ISBN 978-1-84905-115-6. 
  113. ^ Paperno, Irina (1997). Suicide as a cultural institution in Dostoevsky's Russia. Ithaca: Cornell university press. hlm. 60. ISBN 978-0-8014-8425-4. 
  114. ^ al.], David Lanham ... [et (2006). Criminal laws in Australia. Annandale, N.S.W.: The Federation Press. hlm. 229. ISBN 978-1-86287-558-6. 
  115. ^ Duffy, Michael Costa, Mark (1991). Labor, prosperity and the nineties : beyond the bonsai economy (edisi ke-2nd ed.). Sydney: Federation Press. hlm. 315. ISBN 978-1-86287-060-4. 
  116. ^ Quill, Constance E. Putnam ; foreword by Timothy E. (2002). Hospice or hemlock? : searching for heroic compassion. Westport, Conn.: Praeger. hlm. 143. ISBN 978-0-89789-921-5. 
  117. ^ Holt, Gerry."When suicide was illegal". BBC News. 3 August 2011. Accessed 11 August 2011.
  118. ^ "Guardian & Observer style guide". Guardian website. The Guardian. Diakses tanggal 29 November 2011. 
  119. ^ Srivastava, editors, Nitish Dogra, Sangeet. Climate change and disease dynamics in India. New Delhi: The Energy and Resources Institute. hlm. 256. ISBN 978-81-7993-412-8. 
  120. ^ "German politician Roger Kusch helped elderly woman to die"Times Online July 2, 2008
  121. ^ a b Appel, JM (2007). "A Suicide Right for the Mentally Ill? A Swiss Case Opens a New Debate". Hastings Center Report. 37 (3): 21–23. doi:10.1353/hcr.2007.0035. PMID 17649899. 
  122. ^ "Chapter 127.800–995 The Oregon Death with Dignity Act". Oregon State Legislature. 
  123. ^ "Chapter 70.245 RCW, The Washington death with dignity act". Washington State Legislature. 
  124. ^ Dr. Ronald Roth, D.Acu. "Suicide & Euthanasia – a Biblical Perspective". Acu-cell.com. Diakses tanggal 2009-05-06. 
  125. ^ "Norman N. Holland, Literary Suicides: A Question of Style". Clas.ufl.edu. Diakses tanggal 2009-05-06. 
  126. ^ "Catechism of the Catholic Church – PART 3 SECTION 2 CHAPTER 2 ARTICLE 5". Scborromeo.org. 1941-06-01. Diakses tanggal 2009-05-06. 
  127. ^ "Catechism of the Catholic Church – PART 3 SECTION 2 CHAPTER 2 ARTICLE 5". Scborromeo.org. 1941-06-01. Diakses tanggal 2009-05-06. 
  128. ^ "The Bible and Suicide". Religioustolerance.org. Diakses tanggal 2009-05-06. 
  129. ^ "Euthanasia and Judaism: Jewish Views of Euthanasia and Suicide". ReligionFacts.com. Diakses tanggal 2008-09-16. 
  130. ^ Hindu Website. Hinduism and suicide
  131. ^ a b "Hinduism –Euthanasia and Suicide". BBC. 2009-08-25. 
  132. ^ a b c "Suicide (Stanford Encyclopedia of Philosophy)". Plato.stanford.edu. Diakses tanggal 2009-05-06. 
  133. ^ Kant, Immanuel. (1785) Kant: The Metaphysics of Morals, M. Gregor (trans.), Cambridge: Cambridge University Press, 1996. ISBN 978-0-521-56673-5. p177.
  134. ^ Safranek John P (1998). "Autonomy and Assisted Suicide: The Execution of Freedom". The Hastings Center Report. 28 (4): 33. 
  135. ^ Raymond Whiting: A natural right to die: twenty-three centuries of debate, pp. 13–17; Praeger (2001) ISBN 0-313-31474-8
  136. ^ Wesley J. Smith, Death on Demand: The assisted-suicide movement sheds its fig leaf, The Weekly Standard, June 5, 2007
  137. ^ "The Suicide". The Walters Art Museum. 
  138. ^ Ozawa-de Silva, C (2008 Dec). "Too lonely to die alone: internet suicide pacts and existential suffering in Japan". Culture, medicine and psychiatry. 32 (4): 516–51. doi:10.1007/s11013-008-9108-0. PMID 18800195. 
  139. ^ Durkee, T (2011 Oct). "Internet pathways in suicidality: a review of the evidence". International journal of environmental research and public health. 8 (10): 3938–52. doi:10.3390/ijerph8103938. PMC 3210590alt=Dapat diakses gratis. PMID 22073021. 
  140. ^ a b Robinson, edited by David Picard, Mike. Emotion in motion : tourism, affect and transformation. Farnham, Surrey: Ashgate. hlm. 176. ISBN 978-1-4094-2133-7. 
  141. ^ Robinson, ed. by Peter (2010). Research themes for tourism. Oxfordshire [etc.]: CABI. hlm. 172. ISBN 978-1-84593-684-6. 
  142. ^ a b Dennis, Richard (2008). Cities in modernity : representations and productions of metropolitan space, 1840 – 1930 (edisi ke-Repr.). Cambridge [u.a.]: Cambridge Univ. Press. hlm. 20. ISBN 978-0-521-46841-1. 
  143. ^ McDougall, Tim (2010). Helping children and young people who self-harm : an introduction to self-harming and suicidal behaviours for health professionals. Abingdon, Oxon: Routledge. hlm. 23. ISBN 978-0-415-49913-2. 
  144. ^ a b Bateson, John (2008). Building hope : leadership in the nonprofit world. Westport, Conn.: Praeger. hlm. 180. ISBN 978-0-313-34851-8. 
  145. ^ Miller, David (2011). Child and Adolescent Suicidal Behavior: School-Based Prevention, Assessment, and Intervention. hlm. 46. ISBN 978-1-60623-997-1. 
  146. ^ Chang, Kenneth (August 25, 2008). "In Salmonella Attack, Taking One for the Team". New York Times. 
  147. ^ Tofilski,Adam; Couvillon, MJ;Evison, SEF; Helantera, H; Robinson, EJH; Ratnieks, FLW (2008). "Preemptive Defensive Self-Sacrifice by Ant Workers" (PDF). The American Naturalist. 172 (5): E239–E243. doi:10.1086/591688. PMID 18928332. 
  148. ^ Larry O'Hanlon (Mar 10, 2010). "Animal Suicide Sheds Light on Human Behavior". Discovery News. 
  149. ^ <Please add first missing authors to populate metadata.>. "Life In The Undergrowth". BBC. 
  150. ^ Bordereau, C; Robert, A.; Van Tuyen, V.; Peppuy, A. (August, 1997). "Suicidal defensive behaviour by frontal gland dehiscence in Globitermes sulphureus Haviland soldiers (Isoptera)". Insectes Sociaux. Birkhäuser Basel. 44 (3): 289. doi:10.1007/s000400050049. 
  151. ^ Nobel, Justin (Mar. 19, 2010). "Do Animals Commit Suicide? A Scientific Debate". Time. 
  152. ^ Stoff, David; Mann, J. John (1997). "Suicide Research". Annals of the New York Academy of Sciences. Annals of the New York Academy of Sciences. 836 (Neurobiology of Suicide, The : From the Bench to the Clinic): 1–11. Bibcode:1997NYASA.836....1S. doi:10.1111/j.1749-6632.1997.tb52352.x. 
  153. ^ Hall 1987, p.282
  154. ^ "Jonestown Audiotape Primary Project." Alternative Considerations of Jonestown and Peoples Temple. San Diego State University.Diarsipkan 24 Januari 2011 di WebCite
  155. ^ "1978:Leaves 900 Dead". Retrieved 9 November 2011.
  156. ^ John Toland, The Rising Sun: The Decline and Fall of the Japanese Empire 1936–1945, Random House, 1970, p. 519
  157. ^ Suicide and Self-Starvation, Terence M. O'Keeffe, Philosophy, Vol. 59, No. 229 (Jul., 1984), pp. 349–363
  158. ^ Watson, Bruce (2007). Exit Rommel: The Tunisian Campaign, 1942–43. Stackpole Books. hlm. 170. ISBN 978-0-8117-3381-6.