Aturan berbusana

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Aturan berbusana pria di Dunia Barat.

Aturan berbusana (Inggris: dress code) adalah peraturan tertulis ataupun tidak tertulis yang mengatur mengenai cara berpakaian. Pakaian, seperti halnya aspek penampilan fisik manusia lainnya, memiliki makna sosial, dengan aturan dan penerapan yang berbeda tergantung pada keadaan dan kesempatan. Bahkan dalam waktu sehari, seseorang mungkin perlu mengatur antara dua atau lebih aturan berbusana, setidaknya cara mereka berpakaian di tempat kerja, di sekolah, dan di rumah, biasanya hal ini terjadi karena hasil aklimatisasi budaya. Perbedaan budaya dalam masyarakat menyebabkan norma-norma yang mengatur cara berpakaian juga berbeda-beda.

Cara berpakaian telah menciptakan suatu aturan atau tanda yang menunjukkan pesan yang diberikan oleh pakaian seseorang dan bagaimana pakaian tersebut dikenakan. Pesan itu antara lain bagaimana berpakaian sesuai jenis kelamin, pekerjaan, kelas sosial, afiliasi politik, suku bangsa dan agama, sikap, mode, tradisi, status perkawinan, usia, dan orientasi seksual. Pakaian juga menyampaikan pesan sosial lainnya, misalnya menunjukkan identitas budaya atau pribadi yang bersangkutan; mendirikan, mempertahankan, atau menentang norma kelompok sosial, dan memberikan kenyamanan serta fungsionalitas.

Sebagai contoh, mengenakan pakaian mahal mungkin menunjukkan kekayaan seseorang atau kemudahan akses untuk mendapatkan pakaian berkualitas, begitu juga sebaliknya.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pada Abad Pertengahan, kaum bangsawan Eropa menerapkan aturan berbusana untuk membedakan diri mereka dengan kelas lainnya.

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]