Keuskupan Malang adalah salah satu keuskupan yang terletak di Indonesia, serta menjadi keuskupan sufragan dalam provinsi gerejawi yang juga dalam kesatuan dengan Keuskupan Agung Semarang, Keuskupan Purwokerto, dan Keuskupan Surabaya. Keuskupan Malang meliputi wilayah seluas 24.409 km² dan mencakup Provinsi Jawa Timur bagian timur, yaitu Kawasan Malang Raya, Pulau Madura, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jember, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo, Kota Pasuruan, dan Kota Probolinggo.
- Didirikan sebagai Prefektur Apostolik Malang pada tanggal 27 April 1927, memisahkan diri dari Vikariat Apostolik Batavia
- Ditingkatkan menjadi Vikariat Apostolik Malang pada tanggal 15 Maret 1939
- Ditingkatkan menjadi Keuskupan Malang pada tanggal 3 Januari 1961
- Prefek Apostolik Malang
- Vikaris Apostolik Malang
- Antonius Everard Jean Avertanus Albers, O.Carm. (15 Maret 1939 s.d. 3 Januari 1961, naik tingkat)
- Uskup Malang
- Proprefek Apostolik Malang
- R.P. Mattheus Franciscus Henckens, O.Carm. (16 Desember 1933 s.d. 18 Januari 1935, jabatan selesai)
- Administrator Diosesan Keuskupan Malang
- R.P. Dr. Piet Go Twan An, O.Carm. (30 Agustus 1988 s.d. 15 Mei 1989, jabatan selesai)
Sejarah Keuskupan Malang dimulai saat para imam dan biarawan fransiskan datang ke pelabuhan Panarukan sekitar tahun 1569. Imam dan biarawan tersebut datang dari kapal berbendera Portugis. Adapun kaum religius yang datang tersebut meliputi Jorge de Viseu, Manuel de Elvas, Pedro Arouca, dan bruder Jeronymo Valente.[2] Catatan dari Bernardino Ferrari S.J. pada Mei 1579 hanya menyebutkan bahwa terdapat pemukiman orang Portugis di Panarukan yang sudah menetap setelah sekian lama.[3] Imam Manuel de Elvas kemudian membaptis sekitar 600 orang warga Blambangan pada tahun 1584. Aktivitas tersebut didukung oleh ibu daripada Raja Prabu Sontoguno.[2] Aktivitas misi ini berhenti sesudah penaklukkan oleh Adipati Pasuruan pada tahun 1595.[4]
Pada 1865, Malang merupakan suatu stasi yang dilayani imam Serikat Jesus (SJ) atau Jesuit dari Surabaya. Umat Katolik yang pada umumnya warga Eropa pada waktu itu tersebar mengikuti jalur rel kereta lori perkebunan tebu dan pabrik gula, pada segitiga Pasuruan, Malang, Jatiroto, yang kemudian melebar ke Jember. Pada tahun 1923 Jesuit (SJ) mengundurkan diri dari wilayah Jawa Timur, dan wilayah gerejani Malang diserahkan kepada Ordo Karmel (O.Carm). Pada 27 April 1927 didirikan Prefektur Apostolik Malang, sebagai Prefektur Apostolik pertama di Jawa di luar Vikariat Apostolik Batavia, yang kemudian pada 13 Maret 1939 ditingkatkan menjadi Vikariat Apostolik. Dengan berdirinya hierarki Gereja Katolik di Indonesia pada 3 Januari 1961, Vikariat Apostolik Malang diubah statusnya menjadi diosis atau Keuskupan Malang.
Umat Katolik Keuskupan Malang yang pada tahun 1950 berjumlah 5000 orang di 11 paroki, dengan jumlah imam tarekat religius yang melayani umat sejumlah 28 orang dan tidak ada imam praja. Pada tahun 1970, jumlah umat menjadi 28.000 di 24 paroki, serta seorang imam praja dan 28 imam tarekat religius. Pada tahun 1980 jumlah umat bertambah menjadi 48.000, dengan jumlah imam praja bertambah menjadi 4 orang dan imam tarekat religius 52 orang; dan pada tahun 1990 umat menjadi 66.000. Menurut statistik tahun 2005, jumlah umat pada tahun 2004 adalah 88.000 dan tersebar di 28 paroki, sementara jumlah imam adalah sebanyak 25 imam praja dan 117 imam tarekat religius di Keuskupan Malang.
- KWI, Buku Petunjuk Gereja Katolik
- Dr. F. Hasto Rosariyanto SY, (2001), Becermin pada Wajah-wajah Keuskupan Gereja Katolik Indonesia. Kanisius.
|
---|
|
Regio Sumatra | | |
---|
Regio Jawa | |
---|
Regio Nusa Tenggara | |
---|
Regio Kalimantan | |
---|
Regio MAM | |
---|
Regio Papua | |
---|
Ordinariat Militer | |
---|
|